DIRA
Pagi ini aku berusaha nutupin bawah mata yang menghitam dengan concealer. Lumayan membantu sih walaupun nggak bisa nutupin mataku yang agak bengkak gara-gara aku nangis semalaman. Setelah selesai dandan, aku menatap diriku di cermin lalu beberapa kali menyunggingkan senyum yang walaupun keliatan aneh, tapi seenggaknya aku bisa nipu diri sendiri seolah-olah aku baik-baik aja.
Aku menatap kunci mobil yang tergantung di sebelah pintu apartemen. Udah beberapa lama ini aku jarang bawa mobil karena aku lebih sering berangkat ke kantor bareng Raffa atau Kai ketika harus visit venue. Tapi setelah Raffa ninggalin aku tadi malem, kayaknya nggak mungkin deh kita pergi ke kantor bareng hari ini.
Setelah menghela nafas, aku mengambil kunci mobilku dengan cepat lalu keluar dari apartemenku. Walaupun aku udah menduga, tapi tetep aja rasanya sakit ketika aku bener-bener nggak ngeliat Raffa berdiri nungguin aku dengan dua helm di tangannya untuk berangkat bareng ke kantor kayak biasanya.
Lift membawaku ke basement dimana aku memarkirkan mobil. Setelah masuk ke dalam mobil, aku menghidupkan mobil untuk memanaskannya karena udah berhari-hari mobil nggak aku pakai. Sambil menunggu, lagi-lagi aku meyakinkan diri untuk bersikap kayak biasa di depan Raffa. Mungkin aku harus menjauh dari Raffa. Aku bakalan berusaha sebisa mungkin untuk meminimalisir kontak dengan Raffa.
Aku menjalankan mobil setelah mobil siap di pakai. Perjalanan pagi itu cukup padat sehingga perjalanan ke kantor memakan waktu hampir 1 jam. Biasanya kalau bareng sama Raffa cuman sekitar 35 menit karena kami pakai motor. Aku menggelengkan kepalaku untuk mengusir pikiran tentang Raffa. Selain menjauh secara fisik, aku juga harus menjauh secara pikiran dari Raffa.
Aku berusaha mengalihkan perhatianku dari motor Raffa yang udah terparkir di parkiran motor di samping gedung. Setelah mengunci mobil, aku segera masuk ke dalam gedung. Aku menyapa receptionist dan beberapa anak kantor sebelum masuk ke dalam ruanganku. Jam 9 ini aku ada zoom meeting sama salah satu brand skincare untuk event mereka bulan depan. Karena jam udah nunjukin jam 8.50, aku segera ngidupin komputer dan bersiap untuk meeting.
Meeting selesai jam setengah 12 karena lumayan banyak yang perlu dibahas mengingat brand skincare ini sekarang lagi gencar promosi ini katanya bakalan ngundang artis luar negeri yang memang jadi brand ambassadornya sejak beberapa bulan lalu. Jadi selain aku harus nyiapin acara, aku juga harus nyiapin segala hal untuk artis luar negeri itu, dari mulai ruang tunggu sampe permintaan makanan yang harus ada di ruang tunggunya.
Aku meregangkan tangan setelah kamera mati dan komputer menunjukan layar desktop. Pegel juga meeting kayak tadi selama dua jam setengah. Ponselku berbunyi menandakan ada pesan. Ternyata itu pesan di grup chat anak-anak kantor. Ada beberapa dari mereka yang bakalan makan siang bareng di restoran yang baru buka di daerah Kemang. Melihat Kai bilang dia mau join, aku juga langsung menuliskan pesan kalau aku juga bakalan join sama mereka.
Jam 12 lebih 5 menit, aku keluar dari ruangan dan menuju ke perkumpulan anak-anak kantor yang udah ngumpul di salah satu sudut kubikel yang ada di tengah ruangan. Pas lagi ngobrol sambil nungguin yang lain, sudut mataku melihat pintu ruangan Raffa yang terbuka. Aku berusaha nggak peduli dan kembali nimbrung sama obrolan yang lain. Sial, Raffa ganteng banget lagi pake kemeja biru dongker yang di masukin ke celana jeans item dan lengan kemejanya yang digulung sampe siku kayak gitu.
Tapi tiba-tiba aku menghirup aroma yang familiar. Aroma kesukaanku. Tanpa menoleh pun aku tau kalau Raffa saat ini berdiri tepat di belakangku. Hhh.. Ngapain sih dia berdiri disitu?!
Baru aja kami mau berangkat, receptionist berjalan menghampiriku dengan seorang laki-laki yang berjalan di belakangnya.
"Ergi?", tanyaku bingung melihat Ergi berjalan di belakang receptionist sambil menyunggingkan senyum manisnya
Seluruh wanita yang ada di sana berdengung dan menjerit pelan melihat aktor tampan yang saat ini lagi naik daun itu ada di dalam kantor kami. Aku udah kenal sama Ergi dari tahun lalu, semenjak aku ngurusin launching salah satu brand baju yang ngundang Ergi sebagai tamunya. Managernya Ergi minta kontak aku karena dia bilang dia suka sama kerjaanku. Semenjak itu udah beberapa kali Ergi pake Athaya untuk ngurusin event yang dia bikin. Termasuk meet and greet yang bakalan diadain hari Sabtu besok. Otomatis aku udah sering berinteraksi sama Ergi.
Aku mendahului teman-temanku dan berjalan cepat menghampiri Ergi.
"Ergi? Kamu lagi di Jakarta? Bukannya kemarin katanya di Bali?", tanyaku heran
"Udah balik ke Jakarta tengah malem tadi. Besok aku ke Bandung, ada pemotretan di Lembang. Karena lagi di Jakarta, tadinya aku mau ngajakin kamu makan siang bareng. Tapi kayaknya kamu mau pergi sama temen-temen kamu ya", Ergi berkata dengan suaranya yang lembut
Jangan heran, aku juga nggak tau kenapa dari awal aku sama Ergi udah langsung ber aku-kamu padahal sama temen-temen yang lain kita biasa pake gue-lo.
"Sebenernya kita emang mau maksi bareng sih. Tapi aku bisa bilang mereka buat pisah kok"
"Nggak apa-apa?", tanya Ergi gak enak
"Santai aja"
Aku membalikkan badan dan meminta izin untuk batal ikut makan siang sama yang lain. Teman-temanku itu langsung pada heboh dan tentu aja menyuruh aku untuk pergi sama Ergi. Semua orang disana memberikan senyuman menggoda padaku. Kecuali satu orang. Kenapa dia masang tampang kayak gitu sih? Bukannya yang nolak aku kemarin juga dia sendiri? Harusnya yang punya tatapan sakit hati itu aku bukan dia.
Dengan berusaha mengabaikan tatapan tajam Raffa, aku membalikkan badan dan mengajak Ergi pergi dari kantorku. Ergi melambaikan tangan pada teman-temanku yang tentu aja di sambut heboh sama mereka.
Setelah masuk ke mobil Ergi, kami segera menuju salah satu restoran Sushi yang ada di daerah Senopati.
"Gimana buat acara Sabtu besok?", tanya Ergi sambil menyetir
"So far so good. Sampe saat ini aku belum denger ada masalah dari tim yang ngurusin acara kamu"
"Good. Kamu sendiri apa kabar? Kayaknya kita udah lumayan lama gak ketemu ya. Dua bulan? Tiga bulan?", tanya Ergi sambil berusaha mengingat-ingat
"Tiga bulanan ada deh kayaknya. Terakhir kan aku meeting buat acara kamu cuman sama Mbak Carla dan Mas Tristan aja. About me, hmm.. aku gak tau kalau aku lagi baik-baik aja atau nggak", ucapku sambil tersenyum kecil
"It's about a guy, huh?", tanya Ergi sambil tersenyum usil. Aku langsung menatap Ergi heran
"Kok kamu tau?", tanyaku bingung
"Hahaha.. Jadi laki-laki ini ada di kantor kamu kan?", tanya Ergi lagi
"Jangan bilang tiga bulan nggak ketemu kamu berguru di pantai selatan makanya kamu bisa jadi cenayang kayak gini", ucapku ngeri sambil menjauhkan tubuhku dari Ergi. Ergi tertawa terbahak mendengar ucapanku
"Nggak perlu jadi cenayang kalau tadi di kantor kamu aku ditatap sama tatapan sedingin kutub utara sama salah satu temen kamu. Cemburu kali dia ngeliat kamu jalan sama aku", ucap Ergi sambil terkekeh
Nggak usah dikasih tau juga aku tau kalau orang yang dimaksud sama Ergi itu Raffa. Raffa cemburu?? Nggak mungkin. Kalau aja Ergi tau tadi malem Raffa yang ninggalin aku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Place in Your Heart
RomanceLove at first sight. Aku gak pernah percaya sama yang namanya cinta pada pandangan pertama. That's bullshit, you know.. Tapi semuanya berubah setelah suatu hari sebuah tatapan mata yang tajam tapi hangat menembus masuk langsung ke hatiku. 21+ Welcom...