OM ANIME? [ 6 ]

102 16 25
                                    

Sekarang Kei sedang duduk disalah satu kursi di kantin kampus. Ternyata Kai tidak jadi pulang semalam. Padahal ia sudah menunggu Kai di asrama. Seharusnya kalau begitu ia juga tidak pulang ke asrama semalam. Kei saja dapat kabar dari Maminya Kai.

Namun kini Kei sedang bimbang untuk menghubungi Kai atau tidak. Entah kenapa rasa gelisah sejak malam tak kunjung menghilang. Ia sendiri tidak tau apa alasannya. Otaknya terus memikirkan nama Kai.

Layar ponselnya menampilkan roomchatnya dengan Kai yang kosong. Rasanya akan sangat aneh jika ia tiba-tiba menghubungi bocah SMA yang seringkali mengganggunya itu.

"Woy!"

Kei sedikit tersentak dengan hentakan yang Fuma lakukan pada meja tempat mereka duduk. Kei memang tidak sendiri, sejak tadi ia bersama Fuma disini, teman sekamarnya sebelum Kai.

Fuma melirik sedikit ponselnya yang sejak tadi Kei lihat dalam diam, "Hubungin aja kali. Daripada bingung."

Tanpa mau kepo dengan urusan Kei. Fuma hanya langsung memberi saran. Memang teman yang baik.

"Ya, gak jelas juga kalo tiba-tiba gue hubungin dia tanpa alasan, anjir."

Kei benar-benar tidak pernah mengatakan perihal apapun terkait Kai pada Fuma. Fuma hanya tau jika teman sekamar Kei adalah sosok anak SMA polos bernama Kai, selebihnya ia tidak tau.

"Ajak ketemu."

Kei jadi kesal mendengarnya, "Ya iya, tapi alasannya apa? Masa tiba-tiba ngajak ketemu?"

Dengan begitu keduanya terdiam. Kei kembali memandangi layar ponselnya yang masih menampilkan nama "bocil wibu", Kei sengaja menyematkan nama itu untuk Kai.

Tangan kirinya yang iseng memainkan kunci kamar asramanya dengan cara diputarkan dijari telunjuknya.

Kei jadi ingat jika semalam ia baru mengetahui bahwa Kai tidak membawa kunci cadangannya saat ia pulang ke rumah.

Kali ini tanpa ragu Kei menekan fitur bergambar telpon di pojok kanan atas layar ponselnya.

Dengan begitu Fuma lanjut menyibukkan diri dengan laptopnya, ia tidak ingin menguping pembicaraan sahabatnya.

Kei mulai menempelkan ponselnya pada telinga begitu panggilan dijawab oleh orang diseberang. "Halo, Kai!"

"Om Anime?! Ini beneran Om Anime?"

Suara heboh Kai sangat terdengar hingga kesini.

"Iya, ini gue."

Andai saja Kei tau jika disana Kai berulang kali melihat layar ponselnya untuk memastikan sosok yang menelponnya adalah Om Animenya sungguhan.

"Tumben banget telpon Kayii?"

Tidak heran, roomchat mereka saja kosong, bagaimana mungkin mereka pernah berhubungan ditelpon. Kei yang merasa itu tidak penting, dan Kai yang tau itu, ia tidak akan menganggu Kei dengan itu, "Lo udah balik sekolah?"

"Sebentar lagi.."

"—TAPI! Om Anime jangan mikir Kayii bolos ya sekarang karena bisa angkat telpon Om dijam segini."

Mana mungkin. Kei saja baru kepikiran setelah mendengar ini dari Kai.

"Sekarang itu jamkos. Jadi, Kayii bisa angkat telpon dari Om."

"Iya deh. Terserah. Gue mau nanya, lo gak bawa kunci, kan?"

Kei mendengar jelas tepukan ringan disana, "Iya! Kayii lupa bawa, Om. Om ada di kamar kan sekarang? Tunggu Kayii pulang ya Om!"

OM ANIME? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang