Derap langkah kaki laju terdengar bergemuruh di koridor rumah sakit, seorang gadis muda bersurai biru gelap berlari cepat dengan kuasa yang dimilikinya. Sepasang kaki jenjangnya bergerak dengan kecepatan super sehingga tidak dapat dilihat langsung dengan mata.Kepala perempuan jangkung itu menoleh ke sana ke mari mencari nomor ruang inap yang sedang menjadi tujuannya. Ia begitu serius, tak memperdulikan keringat membasahi dahi dan pelipisnya.
Akhirnya ruangan yang ia cari ketemu, lantas saja dengan gerakan kilat gadis berkacamata bulat itu membuka pintu bercat putih bersih secara kasar. Dia terlebih dulu mengontrol napasnya yang tersenggal serta detak jantungnya yang berdetak tiga kali lipat lebih laju.
Seluruh manusia yang berada di dalam ruangan itu secara refleks mengalihkan atensi mereka kepada si gadis berwajah oriental. Senyuman perempuan cantik itu mengembang melihat sesosok gadis mungil yang terbaring lemah di atas ranjang pasien menatapnya dengan binar kebingungan.
Kaki jenjangnya melangkah mendekati ranjang, iris birunya memandang lekat pasien yang balas menatapnya dengan manik hazel. "Yaya." Gumamnya dengan suara berat nan rendah, membuat si pemilik nama sedikit merinding mendengarnya.
Tiga lelaki yang juga menempati ruangan tersebut diam melihat interaksi dua kaum Hawa di depan mereka. Sementara itu, perempuan yang memiliki kuasa manipulasi waktu semakin mendekatkan dirinya pada Yaya.
Si pasien memiringkan kepalanya yang terbalut hijab bingung, Yaya memandang gadis berkacamata di hadapannya takut-takut, seolah dia adalah orang asing yang sama sekali tidak di kenalinya.
Perempuan berdarah China itu sempat bingung dengan reaksi gadis manis tersebut yang terlihat kebingungan. Sejenak pikirannya diliputi hal-hal buruk, dan semakin buruk ketika mulut kecil si pemilik kuasa manipulasi gravitasi terbuka mengeluarkan kalimat yang membuat jantungnya mencelos.
"Kamu siapa ya?"
***
Sepasang ruby milik pemuda bersurai reven terpaku pada punggung lebar sesosok gadis yang tengah duduk di bangku panjang yang bertempatkan di taman rumah sakit. Kaki-kakinya bergerak membawanya menuju perempuan dengan ikatan twinttal di rambut pendeknya. Sedangkan kedua tangannya menggenggam dua minuman kaleng yang masih tersegel utuh.
"Ying." Lelaki tampan itu mengambil tempat duduk tepat di samping perempuan berdarah China tersebut. Dipandangnya wajah cantik sekaligus tampan itu lamat-lamat. Tangan kanannya mengulurkan minuman kaleng dingin yang baru saja ia beli. "Untukmu."
Ying menoleh sekejab lalu menerima minuman yang pemuda identik dengan warna ungu itu tawarkan. "Makasih, Fang." Ujarnya singkat, mulai membuka penutup kaleng dan meminum cairan di dalamnya.
Fang juga ikut meneguk minuman kaleng miliknya, atensinya tak lepas dari perempuan berkacamata bundar di sampingnya. Sejenak suasana di antara mereka hening, keduanya larut dalam lamunan dan pikiran mereka masing-masing. Sembari menikmati suasana sore hari di taman rumah sakit yang mulai sepi.
Pemuda berkacamata itu menghela napas panjang. "Aku tahu perasaanmu sekarang." Suara khas Fang terdengar di telinga Ying, membuat gadis jangkung itu menutup kelopak matanya sekejab.
Fang meneguk air di dalam minuman kalengnya sampai tandas. "Yaya, lupa ingatan karena kecelakaan yang di alami saat menjalankan misi." Ucapnya pelan. "Setelah bangun dari koma, dia langsung tak ingat siapa orang-orang di sekitar dia ataupun dirinya sendiri."
Ying lantas menundukkan kepalanya dalam. Ketika mengetahui gadis muslimah itu koma sebab kecelakaan ketika menjalankan misi menyelamatkan Power Sphera, gadis cantik nan tampan itu langsung hancur. Dirinya merasa tak dapat melindungi dengan baik orang yang telah lama ia kasihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabu [Ying × Yaya] GL!
RomanceYing paham, dia tahu, bahwa sosok Yaya yang dahulu telah tergantikan. Suatu hubungan rumit yang melibatkan norma hukum di negara dan agama mereka. Karena memang pada dasarnya, kedua insan sesama jenis itu tidak akan pernah di takdirkan bersama oleh...