17. menemui orang tuanya

3.1K 355 54
                                    

Halo semua
Maaf ya agak telat, tadinya aku mau up kemarin, tapi karena satu dan lain hal, jadinya aku up hari ini deh hehe.

Jangan lupa komen di setiap paragrafnya ya

Happy reading

___________________

___________________
______________________
Sudah seminggu semenjak kepulangan Nazira.

Pagi ini Gus Farhan tengah menonton televisi di ruang tengah. Saat ia tengah asik menonton, tiba-tiba saja saudara kembarnya menghampirinya.

"Halo Farhan yang sangat rupawan dan dermawan juga jutawan seperti mang Wawan." Gus Farzan menepuk pundak lelaki itu, membuatnya terperanjat kaget.

Sontak Gus Farhan berbalik menatap saudara kembarnya itu.

"Apaan sih? ngagetin aja."

"Han, temenin gue yuk," ucap Gus Farzan, wajahnya terlihat serius.

"Ke mana?" Tanya Gus Farhan.

"Main ke Klaten."

Sontak saja Gus Farhan membelalakkan matanya, "ngapain? jauh amat mainnya."

"Main ke tempat Nazira."

"Oh lo mau ngelamar dia hari ini?"

Gus Farzan hanya tersenyum tipis, ia tak menjawab, namun, Gus Farhan tentu tahu arti dari senyuman itu adalah iya.

"Heh kambing! kalo mau ngelamar cewek harusnya lo ajak Abi sama Umi, bukan ngajak gue."

"Tapi gue belum berani bilang sama mereka, ayolah Han temenin gue ya, please." Gus Farzan terus merengek sembari menggoyangkan lengan saudara kembarnya.

"Masya Allah Farzan, dengerin ya adek gue yang paling polos dan tidak berdosa, di mana-mana kalo mau ngelamar cewek itu ngajak orang tuanya, bukan kembarannya."

"Tapi kan gak harus. Ayolah Farhan, bantuin gue ya, please baby."

Gus Farhan yang iba pun akhirnya mengangguk mengiyakan ucapan saudara kembarnya.

"Yaudah, tapi kita cari alasan apa buat bilang ke Abi Umi?"

"Bilang aja mau jalan-jalan."

"Yaudah."

****

Setelah berpamitan, sepasang saudara kembar itu pun berangkat menuju ke Klaten, saat ini mereka tengah berada di dalam angkutan umum.

Ya, mereka memutuskan untuk naik angkutan umum karena mereka tidak mau menunjukkan tentang kehidupan mereka yang sebenarnya.

Mereka memutuskan untuk merahasiakan identitas mereka saat berada di perkampungan tempat Nazira tinggal, mereka tidak ingin orang-orang tahu bahwa mereka adalah anak dari seorang CEO terkenal.

"Zan,lo udah telpon Nazira? bilang sama dia, jangan panggil kita Gus selama di sana," ucap Gus Farhan.

Gus Farzan pun menoleh ke arah saudara kembarnya, "udah kok, tenang aja."

Saat ini mereka berdua hanya mengenakan sebuah kemeja yang banyak dijual di pasar, celana panjang berwarna hitam yang sepertinya tidak bermerek.

Tidak ada satupun barang branded yang mereka pakai, walau hanya sekedar jam tangan.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka sampai di depan gang yang menuju ke rumah Nazira.

"Ih kok Kumu banget sih," ucap Gus Farzan saat menatap gang yang terlihat begitu sempit dan Kumu.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang