Bab 2: Ternodai

19 5 0
                                    

"Dunia yang hina ini diberikan kepadamu untuk sementara."
- (Jalaludin Rumi)
🌨️🌨️🌨️

Beberapa minggu kemudian....

Setelah libur semester para siswa dan siswi MAN Al-Fatih kembali melaksanakan kegiatan belajar di semester baru ini. Para murid yang menaiki kelas 12 tentu saja harus belajar lebih keras dari kelas 10 dan kelas 11, karena mereka akan menghadapi peperangan yang sesungguhnya nanti saat ujian masuk kuliah. Di kelas 12 ini memang merupakan tantangan besar untuk semua pelajar, salah satunya adalah Qonita ia harus bekerja keras lebih daripada yang lain karena ia harus mendapatkan beasiswa karena ia sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi, ia harus berjuang sendiri dan meraih impian yang ia inginkan.

Kringg...
Bel sekolah telah berbunyi menandakan agar siswa dan siswi untuk masuk ke kelas masing-masing.

"WOYY" tiba tiba saja datang Kiera (sahabat Qonita), ia mengagetkan Qonita yang sedang duduk di bangku kelas sambil membaca buku.

"Astagfirullah kaget ra kamu ini bukannya assalamu'alaikum" kata Qonita sambil mengelus-elus dadanya

"Hehehe oh iya maaf lupa, Assalamualaikum Qoni cantikk, si paling pinter rangking satu"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Kieraaa, ih ga usah gitu juga kali"

"Hehehe emang begitu kan"

"Eh iya kamu telat lagi yaa" kata Qonita dengan memasang wajah curiga.

"Eh engga kok ini tuh sangat tepat waktu, noh buktinya gua dateng pass banget sama bunyi bel sekolah, dann gua nggak dihukum dongg"

"Iya deh iya, bagus sudah ada sedikit kemajuan" Kata Qonita sambil menggambarkan sedikit kemajuannya menggunakan dua jarinya.

"Eh atuh lu mah bukan sedikit segitu juga kali dikit amat, banyak lah kemajuannya atuh bukan sedikit"
Tak lama tiba-tiba guru mereka datang dan mereka pun memberhentikan pembicaraan mereka, serta duduk di bangku mereka masing-masing.

Bel istirahat berbunyi menandakan waktu pelajaran tersebut sudah habis, baru saja Qonita dan temannya ingin pergi ke kantin untuk membeli makanan, tiba-tiba saja ia dipanggil oleh seseorang dibelakangnya yaitu Al.
"Qonita ini gua mau balikin payung lu yang kemarin-kemarin itu, maaf baru balikin sekarang karena kemarin kemarin kan libur semester, makasih ya" kata Al sambil menyerahkan payung tersebut.

"Oh iya sama-sama" kata Qonita sambil mengambil payung yang diberikan Al, lalu langsung bergegas pergi menyusul temannya yang sudah agak jauh di depannya.

"Ciee, cieee uhuyy" kata hana, ana dan kiera serempak.

"Ih apaan sih kalian, yuk udah kita ke kantin"

23 Juni 2019

Pukul 22.00 malam, Qonita harus keluar untuk ke apotik karena salah satu santriwati di pesantrennya sedang sakit demam, sebagai salah satu pengurus  asrama putri di pesantren ia harus sigap untuk membantu para santriwati disana. Qonita jalan kaki untuk ke apotik, agar lebih cepat ia melewati gang-gang kecil dekat dengan sawah-sawah warga disana. Setelah pulang membeli obat dari apotik tiba-tiba saja ia mendengar suara tangis dari semak-semak di pinggir sawah, Qonita pun memberanikan dirinya untuk mendekati sumber suara itu, saat itu ia melihat seorang gadis dengan pakaian yang berantakan dan sudah sobek-sobek, ia terlihat menggunakan seragam smp, jilbab paris yang ia pakai sudah terlepas dari kepalanya, gadis itu hanya bisa menutup sebagian pakaian kemeja putihnya yang terbuka sebagian menggunakan kedua tangannya sambil sesenggukan menangis.

"Kamu kenapa dek?" tanya Qonita dengan wajah khawatir akan gadis tersebut
Tak ada jawaban dari gadis tersebut, hanya terdengar suara tangisnya yang berusaha ia tahan. Karena Qonita khawatir, ia pun membujuk gadis tersebut untuk ikut ke tempat tinggalnya yaitu di pesantren untuk sementara waktu agar gadis itu bisa lebih tenang. Setelah Qonita dan gadis itu sampai di pesantren tempat tinggal Qonita, ia pun menuntun gadis itu ke kamarnya agar tidak ada santriwati yang lain memperhatikannya.

Sepilu Rindu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang