"bubb!! Kemarin kamu janji mau nemenin aku beli farfum, nyatanya mana. Kamu bohong " teriak gadis yang bajunya terdapat tag renjana ayudia sambil memincing matanya kesal.
Sosok laki laki yang dipanggul 'bub' tadi menghela nafas cukup panjang, bahkan aku sampai mendengarnya.ya walaupun jarak meja sepasang kekasih tadi berjarak 2 meja dari mejaku.
"sayangg kemarin aku ada latihan futsal sama anak anak ,maaf yaaa" laki laki tadi mencoba meraih lengan sang kekasih namun yang ada malah ditepis oleh pemiliknya.
"apasiii?! Kan bisa ngabarin dulu" ucap jana yang masih memincing matanya kesal ke arah darsa cakrawala,kekasihnya.
"kuota aku habis bub " bela darsa
"hp elit, beli kuota sulit" cerca jana sekali lagi
Sembari menghela nafas untuk kesekian kalinya, " yauda nanti pulang sekolah langsung ke toko farfum yang kamu maksud tadi yaa " bujuk darsa sambil memasang melas. Aku tertawa geli melihatnya.
Air muka jana berubah menjadi cerah, matanya langsung berbinar dalam sekejap, tak butuh waktu lama lagi ku tebak jana langsung-
"HOREEE, MAKASIII BUBB" teriak jana menggelegar
lihat bukan, padahal aku belum selesai berbicara. Benar tebakanku jana pasti akan langsung teriak kegirangan tak lupa tangannya memeluk lengan darsa. Ya itu merupakan pemandangan yang biasa didalam kelas kami.Siapa si yang tak kenal pasangan terbucin di SMA Bumantara ini ,si jana perempuan cantik yang bar bar tak lupa teriakan melengkingnya yang menjadi ciri khas pada dirinya . Dan Darsa laki laki ramah yang menyandang sebagai wakil ketua osis itu, seperti yang kubilang tadi darsa adalah ciri laki laki soft boy seperti di dalam novel romansa.
Entah bagaimana keduanya bertemu, aku kurang tau lebih jelasnya. Tapi aku tau hubungan mereka sedari tahun lalu, yang mana pada saat itu aku masih kelas sebelas.
oh iyaa!! Kita belum perkenalan, namaku ancala nadindra, nama yang aneh bukan.aku pun bingung, tanya saja pada orang tuaku yang memberi nama itu, fyi orang tuaku sudah didalam tanah hehe. biasa dipanggil anca, tapi seperti yang dilihat jarang memang ada yang memanggilku.
Aku memang bukan tokoh penting, aku hanya pengamat mereka tokoh penting dalam cerita ini. melihat apa yang dilakukan para tokoh utama , benar benar seperti tak dianggap. Memang tidak anca,sadarlah.
Tidak ada yang menarik di dalam diriku, cantik? Tidak, memang tidak ,di wajahku terdapat banyak jerawat dari mulai jidat,pipi,bahkan hidung pun ada, kulitku juga termasuk ke jajaran coklat tua dan kulit kering, itu yang membuat aku kadang merasa insecure.ngomong ngomong soal cantik itu milik sang tokoh utama kita, parasnya bak malaikat, aku saja yang perempuan mengagumi parasnya apalagi laki laki, TAPI AKU TIDAK HOMO HEYY, AKU MASI NORMAL WAL AFIAT.
Pintar? Tidak juga! TAPI AKU JUGA TIDAK BODOH YAA, umm maksutku tidak pintar tapi juga tidak bodoh.Bisa dikatakan seimbang lah jika menyangkut hal ini.
Tinggi? ah menyebalkan memang jika menceritakan yang satu ini, karena memang aku bisa dikatakan tidak tinggi alias pendek untuk seusiaku. bayangkan saja tinggi ku hanya 152 cm untuk umur 18 tahun, BAYANGKAN!!!
Langsing? Tidakkk jugaaa, selain tinggi ada satu hal lagi yang menurutku sangat menyebalkan.badan aku bisa dikatakan gemuk ayolah berat badanku mencapai 59 kg, kurang satu lagi sudah mencapai angka 60 kg. Tapi tak akan kubiarkan itu terjadi hohoho. untuk berat badan 60 kg dengan tinggi 152 cm mungkin banyakan orang namanya ialah bantet .
Kaya? Ini lagii satu yang membuat jiwa jiwa miskinku bergejolak, kalian mau tau apa cita citaku sedari kecil? MENJADI ISTRI ORANG KAYA ,ya itu cita citaku sedari sd yang mana sampai saat ini tidak berubah sama sekali. aku tinggal bersama nenekku, disalah satu daerah lumayan terpencil di kota ini, bahkan harus melewati gang gang kecil jika harus ke rumah. Soal rumah pun,rumahku sangatlah sederhana dan kecil. Maklum saja semenjak orang tuaku tiada aku dan nenek harus pandai menjaga keuangan untuk bertahan hidup.by the way, apakah disini ada yang masih memakai shampo eceran di warung. Jika iya berarti kita sama, menghemat namanya hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ancala
Teen Fictionhidup itu bukan pilihan, tapi memilih. makanya ancala memilih menjadi diam dan tidak ikut campur dengan sekitar nya. dia yang ada, namun tak dianggap dia yang ada, namun hanya sebatas pengamat dia yang ada, namun hanya menjadi saksi cerita. ini ki...