Kembalinya Raden Kian Santang ( Putra Padjajaran )Bab 13

564 46 1
                                    


Setelah merapikan peralatan sholat nya dan membersihkan dirinya Raden kian Santang keluar dari wismanya dan ke wisma ibundanya yang berada di wisma para ratu, dengan di temani Raka dan calon kakak ipar nya,
Raden walangsungsang dan nyimas Endang geulis.

Skip- Raden kian Santang...

Wisma ratu Subang larang.

Raden kian Santang sudah berada di depan pintu wisma ibundanya.

Tok
Tok
Tok.

"Assalamu'alaikum"...ibunda ini aku kian Santang.

(Masuklah putraku)jawab ibunda Subang larang.

Cklek- pintu wisma ratu Subang larang terbuka.

"Putraku,... Kemarilah nak" ucap ibunda Subang larang.

Raden kian Santang menerima dalam dan mencium punggung tangan sang bunda,seraya berkata.

"Assalamu'alaikum,.. ibunda"ucap Raden kian Santang yang langsung mencium punggung tangan ibundanya.

"Waalaikumsallam,... putraku bagaimana keadaanmu putraku ibunda sangat cemas saat mendengar kau memacu kudamu dengan sangat kencang seperti itu maka, jangan pernah lakukan itu lagi putra ku" ucap ibunda Subang larang.

"Insyaallah,..ibunda ,maafkan ananda ibunda ananda salah"ucap Raden kian Santang penuh penyesalan.

"Tidak apa putraku,... Apapun itu jangan pernah kamu lakukan lagi dengarkan bunda kau putra kebangaan bunda juga ayahanda prabu serta putra kesayangan ratu Padjajaran  sekaligus Raka,dan rayih kebanggaan saudara/i mu putraku jangan pernah berpikir apa yang musuh-musuh mu katakan itu benar kau mengerti nak" ucap Ibunda Subang larang.

"Ananda mengerti ibunda" ucap Raden kian Santang sambil memejamkan mata nya guna menahan air matanya akan nasehat sang ibu.

"Hiks,...bunda "... Raden kian Santang.

Tumpah sudah Air mata Raden kian Santang didalam pelukan sang bunda yang sejak pagi tadi ia tahan, akibat ulah saloka,tanpa Raden kian Santang sadari ternyata di dalam wisma ratu Subang larang ada prabu Siliwangi dan keempat istrinya yang lain.

Ratu kani laras dan ratu kentring manik bisa merasakan apa yang putra mereka rasakan, prabu Siliwangi menghampiri putra bungsunya dan mengusap pelan punggung putra bungsu nya, seraya berkata.

"Menangis lah putraku jangan kau tahan seorang ksatria juga manusia bukan batu atau pohon jika di sakiti tidak merasakan sakit putra ku" ucap prabu Siliwangi.

Ibunda ratu ambet kasih pun maju dan memeluk keduanya,seraya berkata"putra Nanda kian Santang jangan pernah dirimu merasa sendiri ada kami keluarga mu ,ibunda dan Ibunda mu yang lain tidak suka melihat kau melukai dirimu sendiri jadi tersenyum lah"... Ucap ibunda ambet kasih.

Ibunda Subang larang masih memeluk putra bungsu nya yang sudah lebih tenang , melepas pelukan nya .

"Lihatlah matamu menjadi bengkak akibat terlalu banyak menangis putra
,... Emban".pangil ratu Subang larang.

Emban : iya Gusti ratu..

"Tolong kau ambilkan cawan kecil yang diisi air hangat dan juga ambilkan kain tipis yang lembut dan tidak kasar"perintah ratu Subang larang pada emban.

"Hmmm , ibunda buat apa cawan kecil berisi air hangat dan kain ibunda"ucap Raden kian Santang bingung.

"Tentu saja untuk mengompres kedua kelopak matamu putraku lihatnya keduanya sangat bengkak dan sembab karena kau terlalu lama menangis"ucap ibunda ratu kentring manik.

Raden kian Santang yang mendengar nya pun merasa terharu, tidak lama kemudian emban pun datang dengan apa yang diminta Gusti ratu Subang larang.

"Putraku,sini ibunda akan mengompres kedua kelopak matamu agar tidak terlalu sembab dan terlihat bengkak putraku"ucap ibunda ratu Subang larang.

Kembalinya Raden Kian Santang (Putra Pajajaran)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang