Yasmina kembali didandani dengan pakaian adat jawa. dia tampak cantik dan anggun mengenakan apapun itu. bahkan para perias pun tak perlu effort banyak untuk mendandani Yasmina.
Perempuan itu sudah siap untuk tampil kembali. Berdiri di depan pelaminan dan menyapa seluruh keluarga dan warga sekitar disana yang akan mengucapkan selamat untuk mereka.
Acara itu selesai sekitar jam satu siang. Mereka langsung beristirahat setelah melalui rangkaian acara hari ini. menyenangkan dan pastinya akan mereka kenang. Ya, semua tampak bahagia kecuali bu Laras. Yasmin sudah menyadari itu sejak acara akad nikah di tempatnya. Dia memang tersenyum namun hanya saat bertemu orang. Dia tak begitu antusias dengan pernikahan ini.
Setelah acara selesai, satu persatu sanak saudara pergi meninggalkan rumah Zayyan. Para warga juga ikut pergi setelah selesai membersihkan segala hal. mereka bekerja hingga semua acara selesai. sungguh kerjasama yang luarbiasa antar warga.
Kini tinggallah kedua belah pihak keluarga yang sedang duduk santai di ruang tamu sembari minum teh. Kalau di desa sudah biasa ngeteh bersama keluarga dan berbincang-bincang. Di jogja hal itu disebut wedangan. Tujuannya untuk merekatkan hubungan antara keluarga dengan cara berkomunikasi satu sama lainnya.
"Kalau hidup di desa gini Pak, bu. Cuma teh dan makanan seadanya." Ujar pak Abimana sembari tertawa kecil.
"Ini yang saya idam-idamkan dari dulu pak. Hidup tenang dan damai di pedesaan. Bertetangga dengan orang-orang yang begitu baik dan mau bergotong royong. ini yang namanya hidup." Jawab Abi Harun dengan bijaksananya.
"Kalau begitu pindah kesini saja, nanti saya carikan tanahnya yang dekat sini." ujarnya dengan nada bercanda. Mereka pun tertawa dengan candaan Pak Abimana itu.
"Kalian rencananya gimana? Zayyan sudah ada kabar belum dari kampusmu itu?" tanya Abi Harun pada menantunya itu.
"Belum Abi. Tapi mungkin dalam waktu dekat ini. Kita mau disini dahulu, sembari menunggu kabar kita akan honeymoon disini. aku akan ajak Yasmin explore kota jogja." Jelas Zayyan pada mereka. tentu saja mereka ikut bahagia dengan rencana tersebut.
"Nah, baguslah kalau begitu. Gunakan waktu kalian untuk mengenal satu sama lain. pacaran dulu, seneng-seneng dulu. Nanti abis honeymoon bonusnya dapat cucu, InsyaAllah." Ujar Ummi Ratna dengan senyum lebarnya.
"Iya cocok itu, nanti buatin Ara keponakan yang lucu-lucu ya." celetuk Ara membuat semuanya tertawa.
"Aamiin. Doakan saja ya semuanya." Hanya itu yang dapat Zayyan ucapkan sedangkan Yasmin sudah tak bisa berkata-kata lagi.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu. Ara pun berinisiatif untuk membukakan pintunya. Ternyata tamunya adalah Haura. dia datang membawa beberapa plastik berisi ketela dan juga jagung.
"Yaampun Ra, ini apa banyak banget?" tanya Ummi Ratna terkejut melihat hasil panen yang diberikan pada beliau.
"Ini dari Ibu Mi, hasil panen yang gak seberapa. Mau dikasih besok takutnya gak ketemu soalnya kan Ummi sama abi berangkatnya pagi banget. Jadi Ibu nyuruh sekarang." jelas Haura pada mereka.
"Astaga, terimakasih ya Ra. sampaikan pada ibumu." Haura mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Kamu gak ikut pulang kah Ra?" tanya Yasmin pada sahabatnya itu.
"Nggak Yas, aku juga sudah sampaikan ke Ummi dan Abi, aku mau disini dulu jagain ibu sampai kondisinya membaik. Kasihan beliau kalau harus melakukan apa-apa sendirian." jelas Haura.
"Nah bener tuh Ra, memang Haura ini sejak kecil sudah berbakti pada orangtuanya. Sholelah, pinter, berbakti sama orangtua. Udah sempurna banget kamu tuh." puji bu Laras pada Haura. ekspresi bu Laras sangat berbeda ketika bersama Yasmin. Dia begitu senang ketika ada Haura disana. pujian tak hentinya ia lontarkan pada gadis itu.
"Andai ibu punya anak lelaki satu lagi, udah pasti aku nikahkan sama kamu. mantu idaman gini siapa coba yang gak mau." Ujarnya lagi membuat semuanya hening. Pak Abimana langsung menyenggol lengan istrinya.
"Ah ya, saya pamit dulu. Besok hati-hati ya Mi, Bi kalau pulang. maaf Haura tak bisa ikut mengantarkan. Titip anak-anak juga disana ya,sampaikan maaf Haura karena untuk beberapa minggu belum bisa mendampingi mereka." Abi dan Ummi mengangguk mengerti.
Setelah berpamitan Haura pun pamit kembali ke rumahnya. suasana masih canggung saat itu. Yasmin hanya bisa termenung.
"Kak Yasmin, ajarin Ara yuk di kamar. Ara besok ujian bahasa inggris." Ujar Kinara sembari menarik tangan kakak iparnya itu.
"Mas, pinjam istrinya dulu ya." ujar Ara yang ditanggapi senyuman oleh Zayyan.
Kinara mengajak Yasmin masuk ke kamarnya. Kamar Ara begitu rapi dan terorganisir. Gadis itu pandai menata ruangannya.
"Bagus kamarmu Ra. ini juga cantik dipasang disini." ujar Yasmin sembari menunjuk lampu hias yang dia beri waktu itu.
"Iya dong, ini kan terinspirasi dari kakak." Ujarnya jujur.
Kinara menunjukkan buku pelajarannya pada kakak iparnya itu. Yasmin pun dengan telaten mengajari Kinara. Dia menjelaskan dengan begitu sabar pada Kinara mengenai materi-materinya.
"Emm.. Kak. Maaf ya atas perkataan ibu yang menyinggung hati kakak." Ujar Kinara dengan tulusnya. Yasmina tersenyum kearah adik iparnya itu. Dia mengusap lembut puncak kepala Ara.
"It's okay Ara. Apa yang dikatakan ibu semua benar kok. Kakak gak tersinggung sama sekali." ujar Yasmin mencoba untuk tersenyum dihadapan Ara.
"Kak, mungkin sekarang ibu belum menerima kakak, tapi pasti suatu saat nanti ibu bisa melihat betapa hebatnya kak Yasmin." Yasmin kembali tersenyum mendengar perkataan adiknya itu. Ara selalu bisa menenangkan hatinya.
"Aamiin. Terimakasih ya Ara." Ujar Yasmin tulus.
"Kamu sudah selesai ngerjainnya?" tanya Yasmin yang dijawab gelengan kepala oleh Ara.
"Ok. Kakak tunggu sampai kamu selesai." ujarnya sembari berbaring di ranjang Ara.
Yasmin mengeluarkan ponselnya. Dia ingin mengecek beberapa email yang masuk sembari menunggu Ara selesai mengerjakan tugasnya. Namun lama kelamaan matanya terasa berat dan etnah sejak kapan dia sudah tertidur.
Kinara menoleh dan melihat kakak iparnya sudah tidur nyenyak. Dia tak tega membangunkannya. Dia pun berinisiatif menyelimuti Yasmina agar tidak digigit nyamuk.
Pasti Yasmina kelelahan seharian ini tidak istirahat. Bahkan setelah acara selesai dia juga tidak istirahat. Dia masih asik bercengkrama dengan mereka.
"Ra, Kak Yasmin mana?" tanya Zayyan dari sebalik pintu. Dia hanya menyembulkan sebagian kepalanya.
"Tuh tidur. Udah biarin aja kak Yasmin tidur disini. Mas sana tidur aja di kamar." usir Kinara dengan santainya.
Tapi Zayyan bukannya pergi malah melangkah masuk dengan percaya dirinya. dia menghampiri istrinya yang sudah tertidur begitu lelap.
"Dih, Mas dibilangin ngeyel. Kak Yasmin dah tidur pules tuh, jangan diganggu." Kinara bersikeras untuk melarang Kakaknya itu agar tidak membawa Yasmina pergi.
"Enak aja, ini istri Mas. mana ada penganten baru tidurnya pisahan. Jangan ngadi-ngadi deh kamu Ra." ujar Zayyan sewot.
"Duh iya deh yang dah punya istri. posesif banget sih Mas." goda Ara sembari tersenyum jahil. Zayyan tak menghiraukan godaan adiknya itu.
Lelaki itu perlahan mengangkat Yasmina ke kamar mereka. untung saja jaraknya tak terlalu jauh. Kamar Zayyan dan Kinara hanya berseberangan. Jadi lelaki itu tak perlu mengeluarkan banyak tenaga.
Zayyan menidurkan Yasmina di ranjang king sizenya perlahan. Dia tak ingin istrinya itu terbangun. Ya, walaupun Yasmina tidak mungkin terbangun. Dia sudah mendapatkan cerita dari Saddam kalau Yasmina ini tidak akan terbangun walaupun ada suara berisik, walau ada badai apapun kalau sudah pulas.
Lelaki itu menatap wajah istrinya yang begitu damai saat tertidur. Kecantikannya tidak pudar meskipun wajahnya begitu polos. Dia tersenyum sembari mengusap pipi istrinya pelan.
"Selamat tidur istriku." Ujarnya perlahan dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.
***
Terimakasih sudah membaca teman-teman :))
Jangan lupa vote dan komentarnya yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny Of Us ( END ✅️ )
RomanceKehilangan seorang kakak yang paling ia sayangi adalah mimpi terburuk yang tak pernah Yasmina bayangkan sebelumnya. Dia sudah berjauhan dengan sang kakak selama bertahun-tahun karena kakaknya menempuh pendidikan di Kairo Mesir dan sekarang dia harus...