"Assalamualaikum anak-anak soleh dan solehah." Salam Yasmina ketika memasuki kelasnya. Anak-anak begitu bersemangat dengan kehadirannya.
"Waalaikumsalam Miss." Jawab mereka dengan kompak.
"How are you today class?" tanya Yasmina yang lagi-lagi dijawab dengan semangat oleh mereka.
"Alhamdulillah, We are great!" jawabnya bersamaan.
"Ok, kita lanjutkan pelajaran kita ya. minggu lalu kita sudah membahas mengenai pohon keluarga, Miss juga udah memberikan tugas kepada kalian kan untuk membuat pohon keluarga kalian masing-masing. Apakah sudah dikerjakan?" tanya Yasmina pada anak-anak didiknya.
"Sudah Miss." Jawab mereka.
"Good. Nanti Miss panggil satu persatu, lalu setelah maju kedepan kalian bisa mengambil biskuit ini satu-satu ya." ujarnya yang dijawab sorakan antusias oleh mereka. walaupun hanya sebuah biskuit tapi mampu membuat anak-anak bahagia.
Kegiatan belajar mengajar di kelas Yasmina begitu hidup dan menyenangkan. Anak-anak antusias untuk memberikan respon atas pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Yasmina pada mereka. anak-anak itu juga sangat pemberani, ketika disuruh maju mereka langsung melaksanakannya tanpa ragu.
Itulah tujuan Yasmina, dia ingin anak-anak memiliki mental juara. Di usia inilah, saat yang tepat untuk membentuk karakter anak-anak. Mereka berada di kelas empat sekarang dan seterusnya pasti mereka akan lebih berani lagi.
"Ok class. Sampai disini dulu ya pelajaran kita hari ini. See you tomorrow. Goodbye and have a great day! Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Pamitnya pada anak anak karena bel pulang sekolah telah berbunyi.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab mereka kemudian satu persatu menyalami Yasmina.
Perempuan itu kembali ke kantornya untuk beres-beres. Dia menunggu Haura untuk pulang bersama. kantor juga sudah sepi karena guru lainnya sudah pulang terlebih dahulu.
Tak lama telepon Yasmin berbunyi. Telepon dari Haura. dia pun mengangkatnya dan mencari tahu apa yang terjadi.
"Yas maaf aku lupa memberitahumu. Aku sudah pergi duluan. Aku ada les private soalnya. Kamu pulang naik gojek aja atau taksi." Ujar Haura dengan nada bersalahnya.
"Yaampun Ra, okedeh. Gak papa. pantes aku nungguin kamu kok gak ada." Ujarnya kemudian.
"Iya Yas, maaf ya. yaudah gitu dulu ya. Assalamualaikum." Yasmin menjawab salamnya lalu menutup teleponnya.
Mungkin dia akan mencari cara pulang setelah ini. entah mau memanggil gojek atau apa. dia akan meminta izin suaminya dulu. Dia tak mau terjadi fitnah.
Ketika keluar Yasmin melihat anak didiknya masih bermain ayunan di luar. Sepertinya dia sedang menunggu jemputan.
"Maisha, kamu kok masih disini? belum dijemput?" tanya Yasmina pada gadis kecil yang ternyata anak didiknya di kelas empat.
"Iya Miss, Papa belum jemput." Ujarnya dengan senyum simpul di wajahnya.
"Okedeh. Biar Miss temani ya." ujar Yasmina yang dijawab anggukan oleh gadis kecil itu.
Yasmina berusaha untuk menghubungi suaminya namun tak kunjung diangkat. Dia mengirim pesan juga tidak dibalas. Mungkin saja suaminya itu masih sibuk mengajar.
"Papa!" teriak gadis itu ketika melihat sebuah mobil berhenti disana.
Seorang lelaki yang memakai pakaian rapi turun dari mobil itu. sepertinya papa dari Maisha adalah pekerja kantoran. Dia terlihat begitu berwibawa.
"Papa, tadi Maisha ditemani sama Miss Yasmin. Itu loh guru yang selalu Mai ceritakan pada papa." ujar gadis itu pada papanya.
"Terimakasih Miss Yasmin sudah menemani putri saya. tadi ada kerjaan jadi telat jemputnya." Ujarnya yang dijawab anggukan pelan oleh Yasmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny Of Us ( END ✅️ )
RomanceKehilangan seorang kakak yang paling ia sayangi adalah mimpi terburuk yang tak pernah Yasmina bayangkan sebelumnya. Dia sudah berjauhan dengan sang kakak selama bertahun-tahun karena kakaknya menempuh pendidikan di Kairo Mesir dan sekarang dia harus...