Deburan ombak menyambut pagi dua orang pria yang kini tengah terikat ditiang. Mereka tampak begitu marah.
"Jaegar, kenapa kau membawa mereka berdua kemari? Mereka adalah anak buah Jazziel, yang satu adalah zidan dan yang satunya adalah aska. Kalau kau tidak ingin dihajar, lebih baik lepaskan mereka Jaegar."
"Melepaskan mereka? Justru mereka adalah umpan agar Jazziel datang kesini, mengerti?"
"Hei Jaegar, rasa percaya diri mu sangat tinggi ternyata seolah kau akan menang melawan dirinya." Dia tersenyum miring disertai kekehan kecil yang keluar dari mulut Zidan.
"Diam dan tutup mulut mu Aska." Jaegar melemparkan sebuah pisau ke arah Aska, namun dengan cepat Aska berhasil menghidar, alhasil pisau tersebut menusuk tiang dimana Aska terikat.
"Ups kalau begitu berhati-hatilah Jaegar, karena dia akan membunyikan lonceng mu." Kekehan remeh muncul dari mulut Zidan disertai seringaian kecil dibibirnya.
"Ding dong, ding dong, ding dong." Lanjut Zidan menirukan suara lonceng yang biasa dirinya dengar.
"Diam!! Dan tutup mulut kali.. "
Brak...
"Jazziel !!" Seru Aska dan Zidan bersamaan.
Jaziiel datang menggunakan mobil yang serupa dengan jeep - sjimny - , dia berhenti tepat didepan tubuh Jaegar.
"El kau pikir dirimu pahlawan?" Jaegar bertanya dengan santai dan tidak beralih dari posisinya sedikit pun.
"Tidak." Jazziel melompat turun dari mobil yang dia kendari. Dia berjalan mendekati Jaegar dan mencengkram kerah bajunya.
"El kau punya pukulan yang hebat, sekarang kita coba pukulan mu itu." Jaegar memegang kedua lengan Jazziel dan melepaskannya begitu saja.
Anak buah Jaegar mulai datang, bersiap untuk menghajar Jazziel. Beberapa dari mereka bahkan membawa senjata tajam serta tongkat yang lumayan besar, namun itu sama sekali tidak membuat Jazziel takut.
Mereka mulai mendekat dan mengepung Jazziel, namun belum sempat menyerang mereka sudah lebih dulu terkena pukulan Jazziel. Satu-persatu anak buah Jaegar mulai tumbang.
Jaegar mundur perlahan dan berlari menuju pintu belakang. Tetapi dirinya tertahan oleh Aska dan Zidan yang lebih dulu menarik bajunya yang membuatnya tersungkur.
"Bagaimana kalian bisa melepaskan diri." Jaegar ingat dirinya sudah mengikat keduanya dengan erat lalu bagaimana bisa lepas begitu saja.
"Hei bodoh, apa kau tidak ingat dengan pisau ini?" Aska melemparkan sebuah pisau yang hampir saja menghilangkan nyawanya.
"Tentu saja kita memotong tali itu dengan pisau yang kau berikan."
Jaegar tersenyum remeh, dia hendak mengambil pisau tersebut namun tangannya lebih dulu diinjak oleh Jazziel.
"Kau pikir kau akan menang walau memegang pisau Jaegar? Tidak akan, dari dulu kau selalu dibawahku dan akan selalu begitu. Tetapi kali ini aku tidak ingin berkelahi dengan mu Jaegar, jadi jika kau ingin babak belur hajar saja dirimu sendiri."
⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Lampu-lampu diskotik terus berkelap-kelip, menyoroti gadis-gadis yang tengah asik menari.
"Maaf teman-teman aku terlambat, ibuku terus menahan ku agar tidak pergi."
"Tapi bukankah ayah mu akan pulang malam ini Thalea? Pasti dia akan sangat marah jika melihatmu." Mengingat ayah Thalea yang merupakan seorang polisi. Rhea, teman dari Thalea memperingatkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Dalam Pusaran Cinta
Teen Fiction"lea, ini kamu boleh bilang aku gila atau apapun itu tapi aku cuma mau bilang kalau suatu hari nanti kita sudah tidak saling bertemu janji sama aku kalau kamu akan jadi diri kamu sendiri, kamu akan selalu sayang sama diri sendiri, kamu tidak akan ng...