MBP - 3

877 84 1
                                    






Tiga orang pria memasuki klub malam eksklusif di pusat ibukota. Pria berambut kuning memimpin jalan mereka. Wajar kalau pria itu sangat tahu.

Klub malam ini miliknya, dan dikelola dengan baik sampai menjadi klub malam nomer satu disini. Mulai pukul sebelas sampai pagi musik terus berdentum dengan kencang.

Mereka semua adalah member VVIP. Tidak ada yang berani menyenggol mereka karena mereka pun langsung dilayani oleh Manager klub malam ini. Salah satu dari mereka tampak bosan. Wajahnya hanya menunjukkan senyum terpaksa karena menurutnya sama sekali tak ada yang menarik disini.

Mau bagaimana lagi. Kalau sedang tidak kesal dirinya juga sebenarnya malas datang. Pria berambut raven dengan mata hitam segelap malam itu duduk dipaling pojok sambil menyandarkan bahunya. Pesan dari ibunya membuatnya makin badmood. Sudah sedewasa ini masih saja disuruh pulang.

Setelah selesai ia akan dengan urusannya ia juga akan pulang. Kakaknya saja tidak pernah diperlakukan seperti ini. Sekarang bahkan ia mulai terbiasa dengan perjodohan yang selalu diatur oleh ibunya. Awalnya memang untuk kakaknya, oh tentu saja Itachi akan menolaknya mentah-mentah. Dan setelah itu akan dilempar padanya.

Lucu sekali mereka.

Dan setelah pertemuannya dengan Sakura tadi Ibunya mengajaknya pergi ke sebuah restoran. Dan benar saja! Disana ia dipertemukan dengan seorang wanita. Rambutnya warna-warni seperti permen gulali. Mengingatnya saja ia sudah kesal. Belum lagi telinganya bertindik. Melihatnya saja membuatnya bergidik.

Sudah Sasuke katakan ia tidak tertarik dengan pernikahan. Ibunya masih saja memaksanya. Sudah begitu kalau persahabatannya putus malah dirinya yang disalahkan. Dasar!



" Kusut sekali, bukannya habis bertemu Sakura? " Saat ini Sakura sedang menjadi topik hangat karena menjadi seorang CEO diusianya yang masih sangat muda.

Wanita itu juga menjadi incaran para rekan bisnisnya mengingat betapa cantik, seksi dan santunnya dia. Sasuke saja yang tadinya tidak berminat malah terang-terangan mendekatinya. Sakura adalah salah satu dari sahabat calon istrinya, jadi ia mengenalnya sedikit.

" Alot, wanita itu dingin sekali rupanya " Sahutnya. Keduanya tertawa puas. Siapa suruh tidak ancang-ancang lebih dulu. Sakura memang terkenal dingin dan tidak tersentuh. Walau dibalut dengan senyum ramah khasnya.

" Sakura itu berniat mencari pendamping hidup, bukan yang tidak punya tujuan hidup sepertimu "

" Lihat saja nanti, setelah kerjasama ini apa wanita itu masih bisa menolakku? " Sasuke akan membuktikan ucapan Naruto.

" Tekadmu keras juga rupanya. Lalu bagaimana dengan pertemuan tadi? Apa berjalan lancar? " Ia menoleh pada Sai. Pria itu pasti ada disana siang tadi kan.

" Selera Mama Mikoto sangat aneh " Tambahnya dan Naruto malah penasaran seperti apa wanita yang ditemui oleh Sasuke siang tadi sampai membuat moodnya hancur berantakan. Bahkan dari siang Sasuke sudah datang ke kantornya untuk beristirahat tanpa melanjutkan pekerjaannya lagi.

" Benar kan? Ya Tuhan, aku capek terus disalahkan. Sepertinya aku harus menjebak kakakku agar mau menikah. Kalian mau membantuku kan? "

Keduanya menggeleng tanpa basa-basi. Sasuke mendengus, tidak setia kawan sekali.

" Kalau kakakmu bukan Itachi kami pasti mau " Tutur Sai.

" Benar, melihatnya saja aku merinding " Sasuke pasrah. Akhirnya ia meminta Naruto memesan minuman saja untuk menghilangkan pusing dikepalanya. Setidaknya walau hanya hilang satu malam bayangan wanita mengerikan tadi hilang dari kepalanya.

My Business Partner✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang