38. Kejujuran Pak Hanafi

122 58 20
                                    

"Takdir merupakan sesuatu yang tak bisa kita hindari atau jauhi, tapi takdir akan bisa berubah jika kita mau usaha, doa dan terus berpasrah kepada sang pencipta meski tak
semuanya bisa dirubah"
Niam Narendra Rifai

"Takdir merupakan sesuatu yang tak bisa kita hindari atau jauhi, tapi takdir akan bisa berubah jika kita mau usaha, doa dan terus berpasrah kepada sang pencipta meski taksemuanya bisa dirubah"Niam Narendra Rifai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bang Niam sampai di rumah dan langsung menuju ruang kerja papah untuk membicarakan semuanya.
Papah yang kini sedang memandang foto lama dirinya bersama Ghifari ayah dari Asya dikejutkan dengan suara pintu yang terbuka.

"Pah" panggil bang Niam mendekati sang papah yang berdiri di samping jendela.

"Iyah Niam, kenapa wajah kamu serius gitu?"

"Aku ingin papah membatalkan pertunangan dan perjodohan antara aku juga Asya sekarang!"

"M-maksud kamu apa Niam, bukannya kamu udah tau kalau kamu dan Asya itu sudah dijodohkan. Jadi papah nggak bisa membatalkannya karena itu akan membuat kecewa Ghifari ayah dan Asya juga tidak bisa melaksanakan wasiat terakhirnya. Kamu paham!" jelas papah yang menolak permintaan bang Niam dengan nada sedikit tinggi dan menekan.

"Tapi pah meskipun perjodohan ini berlangsung antara aku dan Asya tidak ada yang bahagia. Papah tau kalau Asya menyukai Haikal bahkan dia rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Haikal begitupun sebaliknya pah. Oleh karena itu aku sebagai kakak tidak akan bisa membuat dua orang yang paling baik disakiti cuman karena perjodohan ini!" Jelas bang Niam.

"Sebelum semuanya terlambat aku ingin membatalkan perjodohan ini agar Asya dan Haikal bersatu!" Sambungnya dengan tegas.

"Kamu nggak tau apa-apa soal perjodohan itu Niam. Oleh karena itu kamu hanya melihat sisi itu dari samping tanpa keseluruhan!" Sahut sang papah.

"Maksud papah apa??" Tanya bang Niam serius.

"Sebenarnya Ghifari dan ayah bersepakat untuk saling menjodohkan putra putri kami. Awalnya papah ingin sekali kamu yang menjadi pilihan Ghifari untuk putrinya tapi justru Haikal yang dipilih. Papah menanyakan alasan Ghifari mengapa dia selalu menolak kamu dan tetap milih Haikal. Hingga akhirnya papan tau alasan itu tapi masih ada keraguan di hati papah untuk melanjutkan perjodohan Haikal dan Asya. Oleh karena itu papah lebih memilih kamu!" Jelas papah.

"Keraguan apa yang papah miliki sehingga tidak mau memilih Haikal?" Tanya bang Niam.

"Keraguan itu muncul saat sikap dan kebiasaan Haikal yang selalu main balapan di jalan, perkelahian, dan sampai menimbulkan teror dua tahun yang lalu!" Jawab sang papah.

"Asal papah tau Haikal memang sering bermain motor tapi tidak untuk yang negatif melainkan dijadikan sebagai sarana untuk membantu orang yang kesusahan, balapan motor itu sebagai salah satu motivasi Haikal untuk mengikuti perlombaan dan memberikan uang hadiah juara sebagai bantuan dan untuk teror itu terjadi bukan karena kesalahan Haikal pah!" jelas bang Niam.

"Jelaskan secara detail dan bukti kalau memang teror itu bukan akibat ulah Haikal?!" Pinta sang papah.

"Teror itu muncul dari penolakan Haikal kepada salah satu adik kelasnya waktu SMA saat dia masih menjalin hubungan dengan Naurah. Meski Haikal menolak cinta dari sang adik kelas tapi hubungannya tetap baik dan adik kelas itu sering bercerita tentang kehidupan keluarganya yang berantakan. Sampai pada akhirnya orang tua dari adik kelas itu bercerai dan menyisakan kekecewaan dari hatinya. Sebab masalah yang terjadi pada orang tuanya adik kelas itu sampai memutuskan keputusan untuk bunuh diri akibat dari kurangnya perhatian orang tua!" Jelas bang Niam.

Amanah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang