37. Rasa Bersalah

109 55 18
                                    

"Saat rasa sakit itu datang jangan pernah kau hindari tapi datanglah dan memeluknya dengan erat. Sebab, adanya rasa sakit itu dapat mengajarkan kamu bagaimana pedih dan susahnya kamu berjuang meskipun tak bisa mendapatkannya"
Haikal Arrafa Rifai

Disepanjang jalan Haikal tak ingin melepaskan genggaman tangannya dengan Asya dan terus berdoa kepada sang pencipta agar sang pujaan hati dapat diselamatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disepanjang jalan Haikal tak ingin melepaskan genggaman tangannya dengan Asya dan terus berdoa kepada sang pencipta agar sang pujaan hati dapat diselamatkan. Bang Niam yang mengemudi mobil pun melaju dengan kecepatan tinggi serta perasaan khawatir menyelimuti dirinya akan kondisi Asya saat ini.

Sesampainya di Rumah Sakit Sejahtera dengan sigap bang Niam memanggil perawat untuk cepat mengambil brankar untuk Asya. Bang Niam menjelaskan kepada dokter dan perawat akan kondisi Asya yang terkena tembakan. Haikal yang terus meggendong serta memandangi wajah Asya yang sayu dan berharap akan keselamatannya. Brankar tiba di depan haikal berdiri dengan penuh hati-hati menurunkan Asya ke brankar yang kemudian di dorong oleh perawat, Haikal dan bang Niam untuk ke ruang Operasi.

Bang Niam beserta Haikal tak ingin meninggalkan Asya dalam kondisi apapun terlebih Haikal yang terus mengenggam erat tangan Asya.

"Mohon maaf sebaiknya mas disini saja!!" Pinta perawat yang berada didepan ruang Operasi.

"Taapiii sayaaa...!" Ujar Haikal yang terpotong akan omongan bang Niam.

"Kall, tenanglah lebih baik kita disini dan doakan Asya!!" Ujar bang Niam yang berhasil menahan Haikal untuk tetap luar sembari melihat Asya yang di bawah keruang operasi.

Haikal duduk di bangku dengan kedua tangan yang menopang dagu serta tatapan khawatir sembari terus membayangkan detik-detik Asya mengungkapkan perasaan dirinya. Bang Niam yang berdiri di sandaran pilar rumah sakit terus melihat kondisi Haikal yang penuh rasa kekhawatiran juga ketakutan.

"Aku tau Haikal sangat mencintai Asya bahkan Asya juga rela berkorban demi menyelamatkan nyawa Haikal karena rasa cintanya. Aku benar-benar merasa bersalah karena sudah memisahkan dua orang yang saling mencintai!" Gumam bang Niam dalam hati.

Tak lama setelah itu bang Rey dan mamah datang ke Rumah Sakit untuk memastikan keadaan Asya saat ini. Rasa kekhawatiran terlihat jelas di raut wajah bang Rey dan mamah. Bang Rey memanggil Haikal yang sedang duduk didepan ruang operasi bersama bang Niam.

"Haikal!!!" Panggil bang Rey dengan cepat melaju langkah kakinya sambil memegang tangan mamah.

"Bang Rey!" Jawab Haikal yang langsung berdiri dan menghampiri keduanya.

"Haikal ... Dimana Asya saat ini dan kondisinya sekarang???" Tanya panik bang Rey.

"Asya ... Sekarang sedang dioperasi untuk mengambil peluru yang masih tertinggal ditubuh Asya bang!" Jelas Haikal

"Astaghfirullah ... Anak ku Asya kenapa kamu bisa begini nak?" Suara Isak tangis mamah yang tak bisa tertahankan lagi.

Hiksss .... Hikssss

Amanah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang