28. Membuka Hati

960 153 32
                                    

Hai, Deers, aku hampir lupa masih punya cerita on going. Semoga masih ada yang nungguin. Jangan lupa jejak cintanya ya😊

💕💕💕

Bodoh! Goblok! Tolol! Bisma ingin merutuki jawaban Kirana. Bisa-bisanya Kirana sebucin itu pada Bima. Bahkan wanita itu rela memberikan segalanya termasuk kehormatannya atas nama cinta.

Bisma mendengkus dengan senyum miring nan miris terukir. "Kamu segitu cintanya sama Bima?"

"Kalau nggak cinta, kita nggak bakal makan bersama detik ini."

Hati Bisma tercubit. Jawaban Kirana yang mengandung kebenaran susah disanggah. Kalau misalnya Kirana tidak memberikan kesuciannya, tentu wanita itu tidak akan hamil. Dan, belum tentu Bisma akan berpikir menikah karena sebelumnya mereka punya kehidupan masing-masing. Ada atau tanpa Bima.

Untuk sesaat mereka membisu. Hanya bunyi renyah buah mangga muda yang dikunyah yang menjadi pemecah sunyi. Sebelum mengakhiri makan malam, Bisma akhirnya membuka mulut.

"Kamu kemarin ketemu Keira. Kenapa bohong kalau lembur dan jalan sama temen?" Akhirnya Bisma membuka topik tentang Keira.

Kirana menggigit sudut bibir yang memerah karena kepedasan. Dia mengusap pelan hidung dengan punggung tangan sebelum menjawab. "Mas udah ketemu Keira? Jadi nembak?"

Bisma berdecak. Dia mengangkat kaki kanannya dan menyandarkan lengan ke lutut. "Dia cerita sama kamu kalau mau nembak?"

Kirana mengangguk pelan.

Kekehan miris terdengar dari bibir Bisma. "Wah ... kenapa aku macam boneka di sini? Dua cewek main dan yang si B seolah bilang mau minta boneka si A. Dan si A langsung kasih aja."

Kirana mengerjap. "Mas ...."

Bisma mendesah sambil meniup udara dari mulut yang kepedasan. "Kamu ... kapan mau jujur sama Keira?"

Kirana terdiam. Dia menunduk dengan hati galau. "Aku nggak siap kehilangan sahabat. Sejujurnya aku takut waktu diumumkan di gereja. Gimana kalau temen-temen tahu? Tapi, aku inget, aku kan cuma bayangan Keira. Temen-temen sering nggak tahu namaku apalagi nama lengkapku. Seenggaknya, waktu itu ... kekhawatiran Keira tahu nggak terjawab. Karena jujur aku nggak siap kalau dia tahu gimana egoisnya aku menyekap Mas Bisma dalam masalahku."

"Temen-temenku juga nggak tahu waktu pengumuman itu. Tapi, aku nggak peduli sih. Mau mereka tahu apa nggak, aku tetep nikahin kamu kan?" jawab Bisma santai. "Lalu, kamu mau gimana sama Keira?"

Kirana menggigit sudut bibir kirinya sejenak, sambil otaknya merangkai kata yang tepat untuk mengorek apa jawaban Bisma.

"Mas ... jawab apa ke Keira?" tanya Kirana dengan suara bergetar.

"Lha kamu pengin aku jawab apa?" Pertanyaan Kirana justru dibalas dengan pertanyaan lain.

Kirana hanya menjawab dengan bunyi kriuk mangga muda yang dikunyah. Kirana pun bingung bagaimana Bisma harus menjawab, mengingat mereka sudah disatukan Tuhan dan dia tahu bahwa Keira begitu menyukai Bisma. Tapi, sekali lagi ... hati kecil Kirana menjerit tidak ingin kehilangan Bisma. Dia sudah terlanjur merasa aman di samping lelaki itu.

Kirana menggeleng. "Itu terserah, Mas."

"Terserah. Gimana kalau aku jadi cowok bangsat. Udah punya istri tapi pacaran sama cewek lain. Kamu mau?" tantang Bisma.

Hati Kirana tercubit. "Silakan aja. Apa hakku ngelarang?"

"Lalu ... kamu anggap apa pernikahan kita, Ran? Pernikahan yang udah diberkati. Monogami dan nggak bisa diceraikan? Kamu pikir pernikahan ini hanya permainan rumah-rumahan kaya anak kecil?" Bisma menatap tajam Kirana.

Hold My Hand (Completed-Pindah Ke KK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang