Hanya Rumah Singgah

249 13 1
                                    

Ku pikir aku akan hancur tapi ternyata tidak...

Hatiku jauh lebih kuat dari apapun juga...

Ya, walau awalnya aku cukup terkejut dengan pengakuannya yang tiba-tiba itu...

Ternyata benar, baginya aku hanya rumah singgah yang menjadi tempatnya beristirahat tapi tidak untuk menetap...

~ Halfway house ~

Sekarang aku bingung dengan perasaanku sendiri. Hati ku terasa hampa namun terasa damai juga.

Apa karena sebelumnya aku sudah pernah di sakiti olehnya? Karena itu aku tidak merasakan rasa sakit seperti dulu lagi.

Sepertinya begitu dan untunglah...

Aku merasa beruntung bahwa aku tak benar-benar berakhir dengannya. Kenapa? Karena sejak awal perasaanku mungkin tidak sesempurna itu kepadanya.

Aku hanya terbawa suasana layaknya pemeran utama dari drama hidupku sendiri. Bukankah karena itu beberapa drama romantis masa muda hanya menampilkan ending bahagia dengan saling menatap satu sama lain lalu berpelukan?

Sebab akhir seperti pernikahan adalah akhir yang terlalu jauh untuk sebagian orang. Termasuk drama cinta ku sendiri.

Kini aku hanya bisa fokus dengan pekerjaanku. Fokus dengan masa depanmu yang kembali abu-abu.

Kadang kala aku merasa kesepian tapi terkadang juga aku merasa senang sebab ponselku tidak berbunyi tiap kali aku beristirahat seperti dulu. Dan tak ada seseorang yang perlu aku kabari juga.

.

Aku tersenyum tipis ketika tak sengaja melihat storynya. Dia tampak bahagia dengan gadis pilihannya.

Dia bahkan sudah mengenalkan gadis itu pada keluarganya. Itu terlihat jelas dari foto yang ia unggah. Dimana dia, gadisnya dan keluarganya tengah berfoto bersama di sebuah studio foto.

Apa ini perasaanku saja, tapi aku merasa lebih cantik dari pada gadis itu, hahaha.

Apakah hanya aku yang pernah merasakan seperti? Atau kalian juga pernah merasakannya? Setidaknya aku tak merasa berkecil hati karena sosok gadis pilihannya.

'Bagaimana menurutmu dengan gadis pilihanku? Dia terlihat baik kan?'

Dia benar-benar tak tahu malu. Dengan entengnya dia menanyakan hal itu padaku. Tapi bukankah itu bukan urusanku lagi.

Tentu. Aku tak membalas pesannya lagi...

Aku menghapus semua pesannya. Menghapusnya dari ponsel dan juga ingatanku...

Tunggu. Haruskah aku membalas pesannya dan memberikan balasan menohok?

Mungkin tidak. Dia pasti akan berpikir aku iri karena dia sudah menemukan belahan jiwanya. Tidak seperti aku yang masih sendirian...






Tbc

Halfway HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang