[37] Malam Spesial, Permintaan Rega Kepada Hafiz

8 0 0
                                    

Dilarang plagiat.
Plagiat, adalah tindakan kriminal. Dampak negatif, anda bisa viral, malu dan mendapatkan dosa.

Tetap berkarya, meski sepi.
Menerima krisar dan penandaan typo.


"I've got my eyes on you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I've got my eyes on you."—Hafiz.

...

Prian melangkah mendekati Rega, berdiri di samping sang gadis ketika maniknya menangkap segerombolan pria berslayer hitam dengan rambut beragam warna. Prian menduga mereka adalah preman gang, tempat mereka berpijak.

"Hey, bocah, berdiri. Tak perlu takut, mereka berdua tidak akan menangkapmu."

Remaja kecil yang sempat terjatuh itu pun berdiri, meraih dompet coklat di sampingnya dan berlari menuju komplotan preman tersebut. Dompet ditangannya dirampas oleh ketua preman tersebut. Dibuka dompet itu dan seketika wajah sang preman mengernyit heran.

Mengeluarkan uang selebaran dua puluh ribu dan lima puluh ribu, pria itu melempar dompet coklat ditangannya ke arah remaja kecil di depannya. "Cuma segini! Kamu pikir ini cukup!"

Remaja kecil itu gemetar ketakutan, melihatnya tentu saja membuat hati Rega tergerak. Ia mengambil langkah mendekat, membuat perhatian para preman teralih padanya. Kala tangannya hendak meraih bahu si remaja, ketua preman sudah menarik tangan si remaja terlebih dahulu.

"Jangan menyentuh bawahanku."

Ayunan tendangan lainnya muncul tiba-tiba, membuat Rega mundur dengan wajah terkejut. Pria di depannya nyaris melayangkan satu pukulan pada Rega sebelum Prian berlari dan menendang dada pria itu.

"Kau menyuruh anak kecil untuk merampok dan ingin menghajar perempuan?! Benar-benar bajingan!" seru Prian.

Tak menjawab seruan Prian, pria yang sempat ditendang olehnya tadi malah mengeluarkan pelurit dan meniupnya. Hening melanda. Di detik kelima, Rega maupun Prian mendengar bunyi langkah lari segerombolan manusia.

"Rega lari! Bawa anak ini!"

Rega dengan cepat menarik tangan sang remaja untuk berdiri, berlari dan meraih tas prian yang dibiarkan tergeletak di tanah. Mengintip ke belakang, bisa Rega lihat Prian yang diserang oleh gerombolan preman.

"Prian!"

"Tenang saja! Lari sejauh mungkin, setelah itu telepon polisi!"

Belum juga mereka keluar dari gang, segerombol pemuda berpakaian anak metal berlari ke arah Rega. Berpikir mereka adalah komplotan para preman juga, Rega pun memasang kuda-kuda di depan sang remaja.

"Aku akan membuat celah, kamu lari dan kembalikan dompet itu... eh? Loh?"

Melewati tubuh Rega dan remaja kecil, gerombolan pemuda bergaya metal itu malah berlari menyerang gerombolan preman yang sedang bertarung dengan Prian. Rega berbalik dalam keadaan tercengang, menatap tawuran yang terjadi antara dua kubu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu Semester Untuk Hatimu [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang