🌞Terukir Namamu🌞

68 4 0
                                    

"Tiada hari ku lalui tanpa mu, seiring berjalannya waktu, cinta ini semakin besar untuk mu, di hatiku tentunya telah terukir nama mu"
^
^
~Gus Azam


...

Hari ini masih hari kedua pasangan suami istri yang sudah menikah selama setengah tahun itu berbulan madu. Suasana pedesaan memang lebih dingin dibanding kota. Namun semuanya terasa damai dan bikin nyaman.

Ayda membuka mata, ia melihat jam bundar yang terpampang di dinding kamar sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Sudah waktunya untuk sholat tahajud.

Lantas Ayda melepaskan dekapan erat dari sang suami untuk menuju kamar mandi. Saatnya bersih-bersih diri karena semalam telah terjadi perang kasur yang sangat dahsyat. Setelah Ayda, barulah Gus Azam berganti mandi.

Suasana kamar menjadi canggung, Keduanya terlihat grogi saat melihat rambutnya sama-sama basah habis keramas.

"Syukron untuk tadi malam, akhirnya kita bisa menuntaskan malam pertama kita yang sempat gagal By",

Gus Azam memeluk Ayda yang sedang duduk didepan cermin.

"Afwan Mas",

Ayda tersenyum manis yang terlihat dari cermin didepannya.

"Sini Aku keringkan rambut kamu",

Gus Azam mengambil alih handuk kecil berwarna putih dari tangan Ayda. Beliau kemudian mengusap rambut panjang Ayda dengan hati-hati.

"Mas, nanti ke pasar ya belanja bahan makanan",

"Siap By...",

Gus Azam dan Ayda kembali menaiki sepeda motor legend itu. Jarak antara rumah ke pasar cukup jauh. Mereka harus melewati beberapa sawah dan jalanan setapak untuk tiba di pasar. Ayda memegangi pinggang Gus Azam dengan erat. Sembari menikmati udara segar di pagi hari, Ayda memandangi sekeliling desa yang sudah lama ia tinggalkan. Sesekali Gus Azam melirik istrinya dari spion kaca sepeda motor, betapa bahagianya beliau melihat Ayda yang sedang bernostalgia dengan kenangan indahnya semasa di desa.

"By, parkirnya dimana?",

Gus Azam kebingungan harus memarkirkan sepedanya dimana. Ini pertama kalinya Gus Azam menginjakkan kaki di pasar desa.

"Disana Mas, itu ada tukang parkirnya",

Ayda menunjuk ke arah yang berlawanan dengannya.

Karena tak mau menunggu di parkiran, alhasil Gus Azam memilih ikut Ayda ke dalam pasar. Keduanya membeli lauk pauk dan dilanjut membeli sayuran.

"By, jangan lupa beli buah semangka",

Ujar Gus Azam disela-sela Ayda sedang memilih sayuran.

"Iya deh si paling suka semangka...",

Celetuk Ayda.

Sudah sekitar satu jam lebih keduanya berkeliling di pasar. Dan syukurnya semua yang mereka butuhkan sudah ada di genggaman tangan. Kini saatnya mereka kembali ke rumah. Ayda harus memasak untuk sarapan pagi.

DUA BIDADARI SATU HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang