4

28.6K 1.7K 49
                                    

Hai hai haii, apa kabar?

Kakak kakak yang baik hati, boleh minta tolong follow Lembayunsenj dulu. Biar tambah semangat nulis ceritanya.

Jangan lupa comment dan vote yaa

dannn terima kasih banyak udah baca cerita ini ❤











Sultan berjalan menuju balkon unit apartementnya yang menghadap ke jalan raya. Ini adalah kali pertama dirinya membawa wanita masuk ke dalam apartemennya. Jujur, sejak memasuki apartemen bersama Isyana jantungnya berdegub dengan kencang.

Kini mereka berdua berada di balkon apartementnya, Isyana tampak kembali berkutat dengan revisian skripsinya. Sedangkan Sultan berdiri menatap sosok wanita itu dari samping, sembari membawa dua botol air mineral.

Awalnya dirinya sama sekali tidak berniat untuk membawa Isyana masuk ke apartementnya. Namun saat mereka berdua berjanji untuk bertemu di caffee yang terletak di lantai satu bangunan apartementnya, Isyana lupa membawa charger ponselnya. Padahal wanita itu sangat membutuhkan ponselnya untuk melihat data bahan skripsinya, akhirnya Sultan pun menawari untuk memakai charger miliknya yang ada di apartement di lantai 8.

Karena Isyana keadaan yang mendesak, makanan dan minuman yang sebelumnya mereka pesan pun telah habis akhirnya keduanya berpindah ke unit apartement Sultan.

"Udah selesai revisinya?" tanya Sultan kembali duduk di samping Isyana yang sedang memangku laptop.

"Tinggal dikit lagi," jawab Isyana tersenyum sembari menerima air mineral yang sudah pria itu bukakan segelnya, "makasih Mas."

Setelah meneguk air mineral itu keduanya kembali berkutat dengan laptop, Isyana sibuk dengan revisiannya, sedangkan Sultan sibuk membuat bahan ajarnya besok.

"Udah lama pindah ke sini Mas?" tanya Isyana saat keduanya telah selesai berkutat dengan laptop.

"Baru aja. Lebih nyaman di kost padahal. Enak juga bersih bersihnya."

"Iya, kalo di kost cuma bersih bersih satu pertak aja kan Mas. Ehh ujan," ujar Isyana saat hujan tiba tiba turun dengan deras.

Sultan membereskan buku mereka dan bergegas masuk ke dalam apartement, karena air hujan yang mulai membahasi balkon.

Mereka pun akhirnya duduk di sofa, Sultan izin untuk ke kamarnya sebentar. Sedangkan Isyana memilih bermain ponsel, namun otaknya tidak bisa menghentikan pikiran pikiran buruk yang hadir. Saat ini hujan semakin deras, dan dirinya terjebak di apartement seorang pria dewasa.

Awalnya Isyana tidak memiliki pikiran buruk terhadap Sultan. Wanita itu pikir tidak mungkin pria seperti Sultan akan melakukan hal yang buruk terhadap dirinya. Namun ketika hari semakin sore, dan hujan semakin deras, rasa khawatir itu tidak bisa dirinya tampik.

Bagaimana pun Sultan adalah seorang pria dewasa, tidak seharusnya dirinya berduaan di apartement seperti ini. Bisa saja sesuatu terjadi diantara mereka berdua. Meskipun Isyana bukanlah seorang yang terlalu taat agama, tapi dirinya juga tidak mau jika sampai mereka kelewat batas.

Beberapa saat kemudian Sultan keluar dari kamarnya. Rambut pria itu tampak basah, dan wajahnya lebih segar dari sebelumnya.

"Kamu mau sholat asar? Tapi saya engga punya mukena di sini." sesal Sultan.

"Hah? Hmm aku bawa mukena kok Mas."

"Mau sholat dulu? Keburu adzan magrib, kalo mau sholat di ruangan itu aja. Bentar saya ambilin sajadahnya."

BETTER THAN WORDS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang