CHAPTER FOUR

391 61 68
                                    

Happy Reading📖

...

Setelah melakukan perdebatan batin, akhirnya di sinilah Sohyun. Di kamar Taehyung untuk mengobati punggung tangan pria itu yang terluka.

Dengan serius dan telaten Sohyun mengobati Taehyung. Tak memperdulikan bagaimana pria itu yang terus memperhatikan nya sejak ia mengetuk pintu kamarnya.

“Hari ini kau menjadi anak baik kan? Ponsel nya sudah di letakkan kembali? Hari ini apa saja yang kau lakukan? Kau tidak punya pikiran untuk kabur lagi kan? Kau— awwshh! Kau gila hah?!” sentak Taehyung cukup keras, hampir membuat Sohyun terlonjak.

Bagaimana tidak, Sohyun malah menekan lukanya dengan kencang. Kalau tidak ingat ia sedang berusaha sabar, sudah dari tadi saat Sohyun menyiram nya, Taehyung sudah mengamuk.

Sohyun mengambil perban dan membalut punggung Taehyung perlahan, “Kau juga, kalau bertanya itu satu per satu. Aku kan jadi bingung.” sahut Sohyun malas.

Terdengar decakan kesal Taehyung.

Tapi Sohyun mengabaikan hal itu, lalu menjawab pertanyaan Taehyung yang ia ingat, “Aku jadi anak baik hari ini. Ponselnya ku letakkan di tempat yang tadi. Tidak ada yang ku bisa lakukan. Hanya di kamar dan membaca majalah. Mau membantu ahjumma, dia yang tidak mau.” tutur Sohyun lembut.

Taehyung memandang Sohyun lain, sedikit lebih tenang dan sayu. Tak berniat menyela setiap detail penuturan Sohyun.

Bagaimana saat Sohyun meniup lukanya dengan lembut dan penuh perasaan. Setiap ekspresi yang wanita itu tunjukkan kini menjadi satu dalam pandangan Taehyung. Garis wajah yang sempurna. Hidung yang mancung. Bibir plum yang terlihat menggoda.

Taehyung sebenarnya pernah berandai-andai,

Andai bukan Jimin yang menjadi saudara nya Sohyun, mungkin Taehyung sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu.

Andai adiknya tidak bunuh diri karena perbuatan Jimin, mungkin pernikahan ini akan menjadi pernikahan yang sangat membahagiakan untuk mereka.

“Sudah selesai.” seru Sohyun tiba-tiba.

Andai saja—

Taehyung masih melamun. Tatapan sendu mengarah tepat di bola mata Sohyun.

“Tae?”

“Hah? Apa sih? Kalau sudah selesai bilang dong!” sahut Taehyung kesal. Menarik tangan nya yang masih di genggam Sohyun. “Kenapa? Kau sengaja mau berlama-lama memegang tangan ku?” ujar Taehyung lagi kali dengan begitu percaya diri.

Sohyun yang mendengar itu seketika mendengus.

“Siapa? Aku? Tidak tuh. Kau saja yang melamun. Kenapa?” dengan kepala yang di miringkan, Sohyun tersenyum jahil, “Terpesona akan kecantikan ku yaa?” gugat Sohyun jahil.

Entah berasal dari mana keberanian Sohyun untuk menjahili Taehyung.

Tapi seperti nya godaannya itu berhasil. Terlihat bagaimana semburat kemerah-merahan itu tersampir begitu apik di pipi Taehyung.

Mata Taehyung melotot. Bisa bisanya Sohyun membuat nya malu seperti ini.

Dan— sejak kapan Sohyun seberani ini padanya?

Secara spontan Taehyung bangkit berdiri. Berjalan ke arah pintu dan membuka nya lebar lebar, “Keluar!” seru Taehyung dingin.

Walau sebisa mungkin Taehyung menyembunyikan ekspresi malu-malu nya, tapi kemerahan di pipi hingga telinga tak membuat Sohyun tertipu.

𝐒𝐀𝐕𝐀𝐆𝐄 𝐋𝐎𝐕𝐄 [𝐌]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang