2

145 17 65
                                    

Warning!!! Chapter ini benar-benar rating 20+ ya karena ada bahasa dan scene yang vulgar. Jika merasa tidak nyaman, bisa diskip, ya... Tapi kalau diskip, mungkin nanti kalian tidak akan mengerti alurnya.

#akugakmautegangsendirian wkkwkwk😂
Intinya jangan terkecoh atau judging hanya karena satu scene saja, cerita ini pure Brothership bukan cerita Yaoi ataupun Boyslove.

Yukk langsung baca aja, Happy reading!!!😍





***


Tim dokter baru saja keluar dari ruang operasi setelah menjalani proses operasi selama berjam-jam. Terlihat seorang dokter bertubuh tinggi itu tampak menyeka keringat di keningnya, dia cukup kelelahan karena dialah dokter bedah yang memimpin operasi dari pasien yang terlibat kecelakaan lalu lintas tersebut.

"Tunggu beberapa menit lagi, pasien bisa keluar. Di dalam juga masih ada dokter Yoon, 'kan? Sekarang tanggung jawab atas pasien tersebut ada padanya. Saya mau beranjak ke ruangan saya," ujarnya pada salah satu tim yang ikut dalam operasi tadi.

"Baik, dokter Cho."

Di tengah perjalanan dari ruang operasi menuju ruangannya, dokter Cho melepas maskernya dan perpapasan dengan seorang dokter juga yang memiliki postur lebih kecil.

“Eohh, Kyuhyun~ah... Kau baru selesai melaksanakan operasi?” tanya dokter itu yang di id card-nya tertera nama Kim Yesung.

“Ah, iya, Hyung, aku baru saja selesai Bagaimana?”

“Ini sudah jam makan siang. Kita keluar bersama, kau mau?” ajaknya.

“Iya juga. Tapi aku ke ruanganku dulu, ya, Hyung?”

“Ok, silakan. Nanti kau hubungi aku saja, Kyu.”

“Siap.”

Merekapun kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti beberapa saat. Cho Kyuhyun, adalah dokter spesialis bedah di rumah sakit itu dan Kim Yesung adalah dokter spesialis kejiwaan. Mereka telah saling kenal sejak lama mengingat Yesung adalah seniornya di bangku perkuliahan, jadi tidak heran jika pemuda itu memanggilnya dengan sebutan "Hyung" lantaran keduanya sudah begitu akrab.





...







Dua orang pemuda yang memiliki tinggi badan tidak jauh berbeda itu terlihat sama-sama tengah dilanda kebingungan. Hal ini begitu kentara dari ekspresi wajah tampan mereka.

“Bagaimana, apakah sudah bisa dihubungi, Hyuk?”

“Masih sama, Wook. Anak itu tidak bisa dihubungi.”

“Aishh! Donghae itu benar-benar membuatku khawatir saja. Tidak biasanya dia 3 hari ini mematikan ponsel, kalaupun rusak dia pasti akan langsung beli baru dan menghubungi kita. Iya, 'kan, Hyuk?” tutur pemuda yang tidak bisa menyembunyikan keresahannya, Kim Ryeowook.

“Benar, sebelumnya dia tidak pernah seperti ini. Eumm, nanti malam pulang kuliah kita ke rumahnya saja. Bagaimana?” ajak Hyukjae.

“Iya, kita ke sana saja. Mungkin anak itu sedang sakit sehingga menepi dari ponselnya.”

Hipotesis itu disetujui oleh Hyukjae yang mengangguk setuju, "ya, mungkin saja."






...






Cesshh

Air es itu mendarat di atas wajah yang basah oleh keringat dingin serta terlihat sekali segala rasa tidak nyaman yang tersemat di sana meskipun matanya terpejam. Karena mendapat serangan tiba-tiba itupun dia mau tidak mau akhirnya membuka mata. Sejenak, pandangannya mengedar ke segala ruangan dan terdengar helaan napas berat kala dia menyadari masih berada di tempat yang sama dan keadaan ini benar-benar nyata bukanlah mimpi buruk seperti sangkalannya.

Torment On ProtectWhere stories live. Discover now