Chapter 1

322 12 0
                                    


Seorang pria sedang berdiri ditengah keramaian pasar. Suasana hari kala itu cukup terik. Tapi tak membuat tekat dari pria itu memudar sedikit pun.

Dia berdiri tak jauh dari sebuah toko sederhana yang menjual pernak-pernik.

Sudah menjadi kebiasaan nya setiap hari, meluangkan waktu hanya untuk memandang pujaan hatinya.

"Hei Li ming!" Yang dipanggil justru tidak menoleh sedikitpun.

Sebuah tepukan kecil di bahu akhirnya mampu menyadarkan nya dari lamunan.

"Aish sebenarnya apa yang kau pandangi. Hingga semua panggilan ku tak satupun kau dengar."

Pria yang dipanggil Li ming itu hanya memperlihatkan deretan giginya.

"Ada apa paman?" Ujar nya. Yang ditanya malah memutar bola matanya malas.

"Apa kau tidak pulang? Hari sudah semakin siang. Apa yang mulia tidak akan mencari mu?"

"Oh tidak aku hampir lupa." Li ming segera beranjak dari tempatnya.

"Aku pergi dulu. Besok aku akan datang lagi seperti biasa. Terimakasih paman."

Pria itu langsung berlari menuju kediamannya.

Li ming berasal dari keluarga kerajaan. Yang jelas amat terpandang di berbagai kalangan. Li ming adalah anak semata wayang. Yang berarti dia lah satu-satunya pewaris kerajaan.

Li ming adalah pria yang aktif. Dia seringkali keluar untuk sekedar berjalan-jalan santai. Dengan jubah dan topi lusuh yang selalu menemani perjalanan nya sekaligus menyempurnakan penyamarannya menjadi rakyat biasa.

Dia memiliki kenalan, seorang paman berusia sekitar empat puluh tahun pemilik kedai makanan yang memiliki cukup banyak pengunjung. Paman Jim.

Paman Jim lah satu-satunya orang yang mengetahui penyamaran Li ming. Itupun terjadi secara tidak sengaja.

Saat itu Li ming tengah dicegat oleh dua orang preman pasar. Mereka hendak merampas barang bawaan Li ming. Jelas saja Li ming memberontak. Namun karena perbedaan ukuran badan mereka yang cukup jauh, Li ming di dorong hingga membentur tembok. Topi yang ia kenakan tidak sengaja terjatuh, Li ming tertunduk menyembunyikan wajahnya. Saat kedua preman itu hendak mendekat ke arahnya. Paman Jim datang dan menolong Li ming.

Para preman itu mengenal paman Jim. Karena dulu nya paman Jim juga seorang ketua preman pasar sebelum akhirnya berhenti dan memulai usaha kedai makanan nya.

Mulai saat itulah dia memiliki hubungan yang baik dengan paman Jim. Bahkan ketika sedang berkeliling, Li ming selalu menyempatkan diri untuk mampir ke kedai paman Jim.

Li ming masuk ke kamarnya. Membaringkan diri di atas kasur. Memandangi langit-langit sembari membayangkan wajah dari pria yang telah mengisi pikirannya selama beberapa waktu belakangan ini.
Dia mengingat kembali hari dimana ia bertemu dengan pujaan hatinya.

Pada hari itu keluarga kerajaan sedang mengadakan pertemuan penting yang akan membahas tentang persiapan kelayakan Li ming sebagai putra mahkota.

Li ming sangat muak. Ia tak suka jika harus merubah diri hanya untuk memenuhi syarat kelayakan sebagai calon raja selanjutnya. Dia tidak suka dikekang. Di atur ini dan itu.

Setelah pertemuan panjang itu, dia memutuskan untuk keluar istana secara diam-diam. Dia butuh suasana baru untuk memperbaiki moodnya yang hancur.

Karena sejujurnya Li ming tak pernah menginginkan tahta itu. Dia tak pernah memiliki keinginan untuk memimpin kerajaan.

Selama perjalanan, tatapan nya penuh dengan kekosongan. Dia merasa sangat lelah dengan semua ini. Tak ada gairah hidup. Dia berjalan tak tentu arah. Hingga secara tidak sengaja kaki nya berhenti di depan toko yang menjual pernak-pernik.

Under the Moonlight [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang