13. Berbahagia Sejenak

132 15 20
                                    

Aku kuat... Tapi aku capek...

-Alisya

*****

Pusing masih mendera, tetapi Alisya memilih untuk mengikuti rapat persiapan pemukaan ekskul hari ini. Sebetulnya, Raka sudah melarang dirinya untuk ikut rapat hari ini. Tetapi karena ia adalah seorang yang sangat bertanggung jawab jadinya ia menolak mentah-mentah perintah pacarnya itu. Pacar gak tuh.

"Semua dokumen buat pembukaan ekskul udah siap," ujar Dania selaku sekretaris OSIS SMA Dharmawangsa. Gadis itu memandang ke arah Raka dan Alisya yang masih berkutat dengan laptpnya.

Alisya mengangguk dengan mata yang masih setia memandang layar laptop sedangkan Raka mengambil maps berwarna biru yang tadi dibawa oleh Dania. Cowok itu membaca secara singkat isi-isinya.

"Laporan keuangan bulan ini udah kelar?" Tanya Raka kepada Acha dan juga Reza selaku bendahara OSIS.

Kedua remaja itu mengangguk sambil mengacungkan jari jempolnya. Raka menganggukkan kepalanya. Waktu yang seharusnya sudah memperbolehkan mereka untuk pulang justru tersita karena harus melakukan rapat OSIS di jam segini.

"Proposal pembukaan ekskul selesai," kata Alisya setelah sekian lama berkutat dengan laptpnya. Cewek itu sedikit mendorong laptopnya ke depan. Barulah setelah itu, ia meletakkan kepalanya yang terasa begitu berat ke atas meja.

"Persiapan pembukaan ekskul udah 97%, kita bakal buka pendaftaran ekskul mulai Minggu depan," katanya setelah menutup maps tersebut. Matanya menatap satu per satu anggota OSIS yang sedang mengadakan rapat bersamanya.

Mereka yang berada di sana pun mengangguk setuju tanpa terkecuali. Jujur saja, mereka semua lelah kebanyakan tangung jawab seperti ini. Terlihat dari muka-muka yang tampak lusuh jika harus pulang telat untuk mengikuti rapat OSIS seperti ini.

"Tiga hari lagi kita bakal adakan rapat, kalian siap pulang telat?" Tanya Raka kepada seluruh anggota OSIS.

"SIAP!" Balas mereka secara serempak. Namun tidak dengan Alisya, cewek itu hanya diam sembari menahan pusing di kepalanya.

"Kalian kasih info ke setiap ketua ekskul," ucap Raka memerintah kepada anggotanya.

Matanya menatap ke arah Alisya yang duduk di sampingnya. Jujur, ia merasa sedikit tidak tega ketika melihat wajah pucat cewek itu. Disamping itu, ia juga cukup mengapresiasi perilakunya. Ia tetap melakukan tangung jawabnya sebagai waketos walaupun kondisinya yang sedang tak baik-baik saja.

"Gue akhiri rapat hari ini, terimakasih atas waktunya," ucapan yang keluar dari mulut Raka itu membuat mereka semua yang berada di sana bernafas lega. Tak biasanya rapat OSIS selesai secepat ini. Ada sesuatu di balik itu. Ya, Raka sangat mengkhawatirkan keadaan Alisya.

Mereka semua mulai menggendong tasnya ke pundak. "Gue cabut dulu, bro!" Reza menepuk pundak Raka sebelum keluar dari ruang OSIS diikuti mereka semua.

Kini hanya tersisa Alisya dan Raka yang berada di ruangan itu. Mereka masih membereskan beberapa berkas penting yang akan mereka serahkan kepada kepala sekolah besok.

"Berkas yang dikasih Dania tadi mana?" Tanya Alisya saat menyadari bahwa ada satu berkas yang belum terlihat. Perasaan, ia tadi melihatnya di atas meja.

"Ini," balas Raka mengangkat berkas yang dimaksud Alisya lalu memasukkannya ke dalam tasnya.

"Kapan kita kasih ke kepsek?" Tanya Alisya setelah menggendong tasnya ke pundak.

"Besok aja,"

Mereka berdua pun berjalan menuju parkiran SMA Dharmawangsa. Sekolah sudah tampak sepi karena jam sudah menunjukkan pukul setengah lima. Bahkan kini hanya tersisa mereka berdua dan juga satu orang tukang kebon yang hendak mengunci pagar.

SAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang