5. Muncul Masalah

744 119 24
                                    

Sendai. 11.45
.
.
.

''Maaf merepotkanmu, setelah ini kutraktir roti selai kesukaanmu'' ucap Wakaba merasa tak enakan kala Megantara membantunya membawa dokumen OSIS.

''Kebetulan aku habis Jum'atan dan lewat sini. Sekalian saja'' ucap Megantara seraya membawa setumpuk dokumen.

Sudah tiga hari Megantara melakukan camp pelatihan. Dua hari lagi adalah latih tanding dengan Nekoma. Megantara sudah bisa beradaptasi dengan sekolah dan lingkungannya.

Setelah dua sahabat itu meletakkan dokumen di ruang OSIS, mereka melangkah menuju kantin karena Wakaba berkata ingin mentraktirnya.

Di tengah jalan, ada seorang siswi kikuk bersurai blonde yang tengah kesulitan membawa setumpuk buku. Kakinya tersandung tepat di depan mereka berdua karena tak melihat jalan.

Dua pria itu menghindar. Megantara berniat ingin menolong sebelum jatuh ke tanah. Namun niatnya yang kukuh dan tak boleh menyentuh wanita yang bukan mahrom mengurungkan tangannya untuk di ulur. Alhasil...

Sret!!

Pruk!!

Wanita itu menegang kala dirinya tiba - tiba mengambang di lantai. Buku - bukunya jatuh, tapi dirinya tidak. Ternyata, Megantara melepas sorbannya dan melilitkan sorbannya pada perut gadis itu, dalam sepersekian detik dia melakukannya.

Tak sadar di lihat banyak orang. Sosok Megantara tanpa sorban memang tampan masyaallah. Apalagi di lihat para siswi di sekitar sana. Mereka langsung klepek - klepek melihatnya.

''A-Ano!!'' Canggung gadis itu kelabakan karena melayang. Megantara langsung menarik sorbannya dan membantu gadis itu berdiri secara tak langsung. Ia langsung menarik sorbannya lepas dari tubuh gadis itu dan memakainya kembali di kepala.

''Daijoubu?'' Tanya Wakaba setelah memunguti buku gadis itu. ''H-Ha'i! D-Daijoubu desu!'' Jawab gadis itu kelabakan.

''Barang bawaanmu banyak sekali, ya. Bagaimana kalau kubantu?'' Tawar Wakaba. Namun gadis itu menggeleng cepat, menolak tawaran Wakaba dan mengambil bukunya cepat dari tangan Wakaba.

''I-Ii'e. A-Arigatou gozaimasu. Hitsureishimasu!'' Ucap gadis kikuk itu pamit pergi dan langsung lari. Megantara yang baru mengenakan sorbannya langsung di tabok punggungnya oleh Wakaba.

''Aw! Astagfirullah... kau itu kenapa menabokku?'' Tanya Megantara heran seraya mengelus punggunya. Mereka berjalan lagi menuju kantin.

''Kau itu unik sekali, ya. Biasanya laki - laki menangkap wanita yang jatuh langsung dengan tangannya. Tapi kau tadi melilitkan sorbanmu ke tubuhnya. Segitu takutnya kau bersentuhan dengan wanita?'' Ujar Wakaba meledek.

''Ya. Aku takut bersentuhan dengan wanita. Apalagi bukan mahram. Lebih baik di tusuk ribuan pasak daripada menyentuh wanita yang bukan mahram'' jawab Megantara membuat Wakaba merinding.

''Kau juga terkadang menyeramkan, ya... memangnya apa itu mahrom?'' Tanya Wakaba penasaran.

''Dalam Islam, mahrom adalah suatu hubungan yang terikat. Seperti keluarga. Biasanya kata 'mahrom' di sangkutpautkan dengan interaksi antar sesama muslim. Jadi, hukum menyentuh lawan jenis yang mahrom itu tidak apa - apa'' jelas Megantara.

''Jika yang bukan mahrom?'' Tanya Wakaba lagi. ''Tentu saja berdosa, haram, masuk neraka nanti'' jelas Megantara dengan wajah datar.

''Oh... ketat sekali aturan agamamu, ya'' tanggap Wakaba. ''Sebenarnya Islam itu fleksibel. Dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. Tapi semua itu pasti ada sebab dan hikmahnya'' ucap Megantara.

Fly (Haikyuu fanfic × Male'readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang