pulang

311 31 4
                                    

Video di atas ini buat readers yang udah baca bab yang udah aku unpub.

Fanfic-!

.
..
...

Mimpi buruk ku itu saat kamu tidak ada lagi di sampingku. Tidak ada lagi yang menjadi tempat ku berkeluh kesah. Tidak ada lagi tempat aman bagiku. Tidak ada lagi rumah yang jadi tempat pulang ku. Tidak ada lagi kamu yang aku cintai.

Aku selalu berharap kamu yang ditakdirkan untukku. Berharap pun percuma kalau akhirnya tak bersama.

Kalau suatu saat perpisahan kita terjadi. Bangunkan aku dari mimpi buruk itu.

----

"Shan?" Samar-samar Shandira mendengar ada yang memanggil namanya. Ia membuka matanya dan ia begitu terkejut dengan apa yang di lihat.

Masih dengan rasa kantuk yang begitu hebat, Shandira bangkit dari posisi tidurnya dan langsung memeluk orang yang pertama kali ia lihat setelah tidurnya.

"Sisca, i Miss you so much," Shandira mengeratkan pelukannya. Seolah tidak bertemu seribu tahun.

"Yeah, i Miss you too," Sisca melepas pelukan erat itu. Lalu menggenggam kedua tangan istrinya. Ia menunduk. Shandira merasakan tangan yang digenggam Sisca sedikit basah.

Ia menarik tangannya dan mengangkat dagu Sisca mengarahkan pandangan kepada dirinya.

"Hey? What's wrong?"

Mata Sisca semakin basah melihat betapa tulusnya tatapan mata seseorang didepannya. Sisca menggeleng lalu menghapus tetesan air mata dan sedikit menengadah untuk memberhentikan air matanya yang terus mengalir.

Tentu saja Shandira bingung. Apakah Sisca tidak senang bertemu dengannya? Itu adalah satu dari seribu pertanyaan yang muncul di kepala Shandira.

Sisca berdeham lalu mengarahkan pandangannya kembali pada lawan bicaranya. Ia beberapa kali mencoba mengatakan sesuatu. Tapi entah mengapa suaranya tidak bisa keluar. Ia menggigit bibirnya bingung. Ia tidak tau harus berkata apa saat itu juga.

Shandira pun bingung dengan keadaan saat ini. Ia ingin memecahkan keheningan, tetapi mulutnya selalu dibungkam oleh sang istri ketika ia baru menyuarakan huruf pertama.

Hingga sang bungsu datang memecahkan keheningan mereka. Christy duduk di sebelah Sisca dan menyanggah kan dagunya pada bahu Sisca yang sedikit membungkuk.

"Mami kemana aja? Pulang langsung masuk kamar. Ninggalin Christy yang berdiri di pintu minta di peluk," ucapnya manja. Sisca mengelus pipi Christy. Lalu ia membalikkan badannya menghadap anak bungsunya itu.

"Nanti mami peluk deh, sampai adek puas. Tapi sekarang, mami mau ngobrol sama bunda dulu ya?" Christy tampak berpikir sejenak.

"Nggak. Maunya sekarang. Ayo mami ke kamar Christy, Christy mau cerita sama mami," Christy berdiri lalu menarik lengan Sisca.

Sisca sedikit melirik pada Shandira. "Yaudah, nanti dilanjut ya?" Ucap Sisca lalu ia terseret oleh tarikan putrinya.

Kini shandira kembali menyendiri di kamar. Ia menyandarkan punggung dan kepalanya di sandaran kasur. Sesekali ia memijit dahinya. Kepalanya terasa sedikit pusing karena stres dan juga kurang tidur. Shandira perlahan kembali memejamkan mata. Posisinya masih sama. Ia kembali tertidur dengan posisi duduk bersandar.

Tutorial = Cara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang