Bab 2 - Feel Me Up!

2.6K 231 9
                                    

Melihat wajah Jeffry yang berbingkai rambut hitam tersisir rapi ke belakang, Rossie menelan saliva berulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat wajah Jeffry yang berbingkai rambut hitam tersisir rapi ke belakang, Rossie menelan saliva berulang. Tiba-tiba saja jantungnya berdebar tidak karuan, seperti kepergok melakukan kesalahan. Well, ia hanya sedang bekerja. Tidak mencuri atau melakukan kejahatan.

"Bagaimana misimu kemarin, berhasil?" Jeffry melipatkan tangan di depan dada sambil menggaruk dagunya yang tidak gatal. Iris hitam pria itu memindai penampilan Rossie dari ujung kaki hingga puncak kepala. "Si miskin menyusup ke pesta orang kaya."

Rossie membuang napas kesal sambil melemparkan tatapan ke arah Jeffry tanpa rasa takut. "Memangnya kenapa kalau si miskin pergi ke pesta orang kaya? Apakah berdosa?"

"Tentu saja berdosa. Apa yang kamu lakukan di sana selain untuk menipu pria kaya dan mengambil hartanya?" Tuduhan yang diberikan oleh Jeffry membuat Rossie mengepalkan tangan dan masih berusaha untuk tidak terprovokasi.

"Pergilah, saya sedang bekerja," ujar Rossie mengalihkan perhatian dari Jeffry.

"Wah! Apa kamu sedang berusaha menjadi Cinderella?" Jeffry terkekeh. "Sayangnya kisah Cinderella hanya ada di dongeng saja. So...jangan terlalu sering berkhayal." Celetukan Jeffry berhasil membuat beberapa staf melihat ke arah Rossie.

Situasi itu membuat Jeffry senang karena merasa berhasil membalas sikap Rossie kemarin malam. Semalam Jeffry merasa sangat dipermalukan di tengah para relasi. Selain itu rasa sakit hati yang masih tersisa 10 tahun lalu, membuat Jeffry tidak tahan untuk membalasnya. Saat ia membutuhkan dukungan, Rossie memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Ditinggalkan kekasih saat mengetahui sang ayah memiliki anak rahasia membuat penderitaan Jeffry semakin bertambah.

"Hah." Jeffry membuang napas. "Kok masih ada orang yang pengen kaya dengan cara instan," seloroh Jeffry sambil sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Rossie, "seperti datang ke pesta orang kaya untuk mencari mangsa."

Ucapan Jeffry terdengar sangat kasar. Rossie sama sekali tidak ada niat atau berpikiran demikian. Ia hanya menghadiri pernikahan kenalannya dengan salah satu penerus Aditama hotel grup.

Rupa Jeffry yang tampak menyebalkan membuat emosi Rossie mengumpul pada kepalan tangannya. Tidak bisa lagi menahan emosi, Rossie spontan mengayunkan tangannya dan memberikan tamparan keras pada pipi Jeffry.

"Jaga mulutmu!" seru Rossie dengan otot wajah yang mengetat. Tatapannya terarah lurus pada Jeffry penuh peringatan. Ia tidak menyangka jika sekarang Jeffry mampu mengucapkan kalimat yang menyayat hati seperti itu. Sebab dulu selama 7 bulan merajut kasih, Jeffry adalah pribadi manis yang selalu menjaga ucapan.

Kegaduhan tersebut menyita perhatian beberapa staf, tidak terkecuali Ketut yang berulang kali menepuk kening karena gagal memberi peringatan kepada Rossie jika sedang berhadapan dengan putra pemilik hotel.

Jeffry meregangkan otot pipi yang kebas karena tamparan dari Rossie. Lalu ia menoleh pada Ketut, "dia karyawan di sini?"

"Ti-tidak, Pak. Dia hanya daily worker," jawab Ketut.

My Boss' Secret Baby (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang