JANGAN LUPA BUAT TlANDAIN SETIAP PARAGRAF 🗨 DAN JANGAN LUPA BUAT VOTE!
[CHAPTER 40 : Romantis]
Selepas dengan acara memakai cincin itu. Mereka semua bahagia, sudah jelas terpampang di wajah mereka.
Akhirnya aiden dan tasya sudah tunangan mungkin mereka akan membicarakan kapan hari tunangan nya sebenarnya di gelarkan.
"jadi kapan nih, acara tunangan mereka di rayakan?" tanya bella kepada nida.
"kapan ya tepat nya? Ada usul gak?" jawab nida dan malah bertanya ke tasya.
"em.. 3 hari lagi kan tasya ulangan kelulusan gimana kalau habis kelulusan aja lah, sesuai janji al. Sama rayain hari kelulusanku sama aiden gimana?" usul tasya.
"wah bagus tuh, tante juga setuju"
"mama juga setuju, jadi gimana bel pendapatmu?"
"aku sama suami ku ya setuju lah"
"gak kelamaan, kalau nunggu lulus sih langsung nikah aja, setuju kan yang?" ucap aiden santainya sedangkan mereka di buat kaget kedua kalinya dengan perkataan aiden. Tasya saja sudah malu, ingin pergi dari sini.
"bel kayaknya anak kamu udah ngempet pingin nikah deh" ucap nida kepada bela.
"iya kayaknya, salah kamu sih siapa punya anak yang cantik kan anak aku takut kehilangan ya kan?"
"hahahahahahha"
Mereka semua tertawa mendengarkan jawaban dari bela, sedangkan aiden memeluk pinggang tasya sangat erat, seperti posesif? Yang takut kehilangan benda berharganya. Sedangkan tasya yang di peluknya merasa risih dengan kelakuan aiden.
Nida yang melihat keromantisan anaknya dan aiden merasa bahwa mereka butuh ruang sendiri untuk mengobrol.
"nak al?" panggil nida.
"apa tan"
"kalau pingin ajak tasya keluar boleh kok, tapi pulangnya jangan malam malam ya?"
Aiden yang mendengar ucapan tante nida langsung bersemangat empat lima dan melihat orang tuanya.
"nih kunci mobil bawa aja, biar papa sama mama di jemput sama pak yanto nanti" ucap levi.
"ayo yang kita jalan jalan" ucap aiden tak tahu malu, disini banyak orang loh.. Tasya yang sudah malu tingkat atas langsung mengganguk dan bersaliman kepada mama nya, orang tua aiden dan om tante nya dan langsung keluar rumah menunggu aiden.
Aiden yang merasa di tinggal tasya langsung bersaliman ke mereka semua keculi tio. Aiden ber tos ala geng nya kepada tio dan pergi ke luar rumah.
Aiden mendekat ke tasya yang sudah bersandar di mobil milik nya. Oh bukan lebih tepatnya mobil milik papanya.
"kenapa ninggalin aku?" tanya aiden.
"malu" cicit tasya dan langsung masuk ke mobil aiden. Sedangkan aiden sudah merasa gemas dan menyusul tasya masuk ke dalam mobil.
Aiden menjalankan mobilnya dan meninggalkan perkarangan rumah tasya. Di sepanjang jalan aiden mengobrol dengan tasya agar suasana tak hening di dalam mobil itu.
Menghentikan mobil nya di depan supermarket, aiden langsung keluar dari mobilnya dan meninggalkan tasya yang sudah kebingungan. Setelah membeli sedikit cemilan, aiden kembali masuk ke mobilnya.
"beli apa?" tanya tasya.
"sedikit cemilan yang, buat nanti"
"oh, gimana sih panggilan kamu berubah ubah kadang yang kadang honey"
"hahaah, gak papa yang penting aku suka kamu" ucap aiden membuat tasya salah tingkah.
Aiden melajukan mobil nya ke suatu tempat yang sangat indah.
"al, mau kemana?" tanya tasya yang kebingungan karena aiden mengendarai mobilnya menuju daerah yang tak di kenalinya.
"nanti kamu juga tahu"
Selang beberapa waktu, aiden sudah sampai di atas bukit rendah. Aiden keluar dari mobilnya dan membukakan pintu agar tasya keluar.
"waw, bagus al pemandangan nya dari atas sini, semua kelihatan" takjub tasya yang melihat permukiman dari tempat atas.
"bagus kan?" tanya aiden, yang selakarang sudah memasang karpet untuk mereka duduki di depan mobil nya dan menaruh cemilan yang sempat dia beli tadi "sini duduk" lanjut aiden.
Tasya langsung duduk di samping aiden dan melihat pemandangan malam hari yang sangat indah. Sekali ini tasya di bawa ke sini. Seumur hidup tasya baru kali ini ia tahu ada tempat yang indah.
"al bagus tempatnya" ucap tasya "kamu sering kesini?"
"em.. Kalau ada masalah aku sering ke sini buat menenangkan pikiran"
Mereka berdua asik melihat pemandangan dan sesekali memakan cemilan itu dan mengobrol satu sama lain. Aiden melihat bintang bintang di atas sana dan menoleh ke arah tasya yang mengagumi tempat ini.
"Tempatnya sangat cantik" kata tasya sambil tersenyum.
"Seperti kamu?"
Tasya langsung memukul ringan bahu karena salting dengan ucapan Aiden tadi yang mampu membuat hatinya berdebar dan pipinya merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIDEN ALEXANDER ✓
Novela JuvenilAiden Alexander, pemimpin "Lion", dikenal dengan tatapan tajam dan aura yang mengintimidasi. Jalanan adalah dunianya, dan tawuran adalah kebiasaan . Namun, di balik topeng tajamnya, Ia jatuh cinta pada seorang gadis, seorang yang ia jumpai untuk per...