Bab 3 - Bayi tanpa nama

2.5K 233 0
                                    

Rossie menengadahkan kepala ketika lembut bibir Jeffry mulai menjelajah ke sekitar leher dan semakin turun ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rossie menengadahkan kepala ketika lembut bibir Jeffry mulai menjelajah ke sekitar leher dan semakin turun ke bawah. Satu per satu kain yang membungkus tubuh Rossie dilucuti oleh Jeffry. 

Kulit mulus seputih salju itu semakin membangkitkan gairah Jeffry. Well, sebagai penikmat wanita cantik, Jeffry tahu jika Rossie masuk ke dalam kualitas grade A plus. 

Ujung lidah Jeffry bergerak dengan liar untuk memanjakan Rossie hingga bergelinjang penuh kenikmatan. Ketika bra warna hitam dihempaskan, puncak dada yang mengeras seolah menantang Jeffry untuk dinikmati. Pun tonjolan tulang selangka yang seksi itu semakin menarik perhatian Jeffry. 

"You're So beautiful," puji Jeffry seraya menyingkirkan helaian rambut yang menutupi sebagian wajah Rossie.

Sejak dulu Jeffry selalu penasaran dengan lekukan di balik busana yang membungkus tubuh Rossie. Sekarang ia bisa melihat bahkan menikmatinya tanpa perlu izin dari wanita yang tengah mabuk itu.

"Jeffry." Bibir Rossie mulai bergerak mengucap nama pria yang sedari tadi masih menatapnya penuh nafsu. Bahkan milik Jeffry sudah mulai mengeras seperti tongkat.

Sisi nakal Jeffry berkata jika ini saatnya melampiaskan kemarahan masa lalu kepada Rossie. Namun, bagian otak yang lain memperingati untuk tidak memanfaatkan wanita tidak berdaya itu.

Tangan Rossie membelai rahang tegas Jeffry dengan beberapa bakal  jenggot yang belum sempat dicukur. Belaian tangan Rossie sangat lembut dibarengi tatapan sendu yang berhasil melunakkan hati Jeffry.

"Jeffry." Sekali lagi suara yang menggetarkan hati itu mendarat di rungu Jeffry.

Tidak bisa menahan diri lagi, Jeffry mengecup leher jenjang Rossie dan sesekali memberikan gigitan kecil di sana. Rossie semakin mengaduh ketika Jeffry menghisap puncak dadanya seperti bayi kehausan. 

"Ah," lenguh Rossie ketika Jeffry semakin mempercepat hisapannya. 

Punggung Rossie melengkung ketika rasa hangat dan basah dari ujung lidah Jeffry menjalar turun membelai perut. Milik Rossie semakin berkedut dengan hebat karenanya. 

Ketika Jeffry berhenti, Rossie mengerang protes. Seolah ia tidak peduli jika esok hari terbangun dan menyadari dengan siapa sudah melewatkan malam penuh gairah ini. 

Jeffry menyelipkan lengan di belakang lutut Rossie lantas membopongnya untuk pindah ke ranjang. Pergumulan bergelora sepertinya tidak bisa dielakkan lagi. Tubuh polos Rossie tampak pasrah berada di gendongan Jeffry. Kedua mata Rossie terbuka sedikit dan mendapati rupa tampan Jeffry bak Dewa Yunani. 

Jemari lentik Rossie meraba leher Jeffry lalu turun ke dada. Senyumannya terbit, "kemana kita pergi?"

"Tempat yang hangat," jawab Jeffry dengan pandangan lurus ke depan. 

*** 

Sinar mentari yang menyelinap masuk melalui celah jendela, memaksa Rossie untuk membuka matanya perlahan. Ia menggeliat sambil meregangkan otot tubuh. Entah mengapa semalam ia terlelap dengan nyenyak. Merasakan ada perbedaan pada ranjang yang biasa ditidurinya. 

My Boss' Secret Baby (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang