2.3

30 4 0
                                    

Warning 18+

Suasana hening pun kini menyelimuti ruang tengah, dimana para pemuda itu sedang menunggu keadaan Ha-Neul kecuali Do-Yun yang sedang membantu dokter Chan untuk menangani Ha-Neul.

Dokter Chan akhirnya keluar dari ruangan tersebut, kemudian disusul oleh Do-Yun yang membawa setumpuk kapas penuh darah dan pergi untuk membuangnya.

"Ha-Neul berhasil melewati masa kritisnya. Namun, keadaannya sangat lemah, kalian harus bisa menjaganya sebaik mungkin."

"Untung saja alat medis di rumah ini sangat lengkap, jadi dia tidak perlu dilarikan ke rumah sakit lagi. Saat ini Ha-Neul masih belum sadar, dan saya telah meninggalkan resep obat pada Do-Yun. Saya tugaskan padanya untuk masalah obat Ha-Neul, kalian bisa memintanya nanti." jelas dokter Chan.

"Apa kita bisa melihatnya sekarang?" tanya Min-Jun perlahan.

"Tentu, tapi jangan buat keributan karena bisa saja Ha-Neul mengalami trauma setelah penculikan tersebut." ucap Chan yang kini membawa Kang-Dae bersamanya.

Kang-Dae yang mengikuti kemana langkah Chan membawanya, dia juga tak lupa untuk mengucapkan terimakasih karena telah banyak membantunya selama ini.

"Na-Ra sudah memberitahu saya, dia senang bisa bertemu denganmu, tapi dia juga kecewa padamu." ucap Chan sambil memandangi kolam ikan koi milik Ye-Seung.

"Kenapa?" tanya Kang-Dae tanpa mengalihkan pandangannya dari kolam.

"Dia kecewa karena kamu tidak membiarkannya berkenalan dengan Ha-Neul, dia merasa jika Ha-Neul menyukaimu, karena dia berhasil menangkap wajah merona Ha-Neul saat kamu mengecup keningnya." kekehan Chan kini mulai terdengar, karena dia tau siapa gadis lain yang berhasil mengetuk hati seorang Hwang Kang-Dae.

"Itu tidak baik untuknya, kau juga tau siapa Ha-Neul. Aku tidak ingin membahayakan orang-orang yang ku sayangi lagi. Setelah ini, tolong pergilah ke alamat yang sudah ku berikan padamu tadi malam. Bawa mereka ke apartemenku bersama Na-Ra, aku akan mengawasi kalian dari kejauhan."

Chan pun tersenyum, "Saya akan menolongmu semampu saya, Dae." ucapnya lalu menghadap pemuda itu,

"Kalau Begitu, saya harus pergi sekarang, jika kau butuh sesuatu panggil saja seperti biasanya, selamat sore."

Chan pun kini pergi meninggalkan Kang-Dae yang masih menatap kearah kolam. Dia sangat ingin sekali melihat Ha-Neul, tapi egonya adalah sebuah masalah besar yang tidak bisa dia atasi. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke kamar, dan membersihkan dirinya lalu beristirahat.


***

Tiga hari telah berlalu, semenjak kejadian itu b/w tidak pernah mendapat panggilan kerja lagi, kecuali transaksi penjualan narkoba.

Selama itulah, Ha-Neul berbaring tak sadarkan diri hingga saat ini tengah memperlihatkan seorang pemuda yang tertidur di samping bangsal Ha-Neul, sambil memegang tangannya.

Ha-Neul yang mulai tersadar, kini merasakan hangatnya genggaman tangan seseorang. Perlahan dia membuka matanya, dan melihat siapa sosok yang telah menggenggam tangannya tersebut.

Dengan perlahan dia mengusap kepala pemuda itu yang berhasil membangunkannya, betapa terkejut Ha-Neul melihat sosok siapa yang menggenggam tangannya. Sesuai ekspektasinya, dia adalah Kang-Dae, pemuda yang selama ini selalu menunggunya sadar.

Kang-Dae menatap nanar mata Ha-Neul yang sudah mulai berkaca-kaca, mendekatkan wajahnya berusaha untuk masuk kedalam tatapan hangat dari sang gadis.

Tangan kasar Kang-Dae kini mulai mengusap air matanya, lalu turun membelai pipinya. Sentuhan yang sangat amat diinginkan oleh Ha-Neul, sentuhan lembut dari seorang pemuda kasar seperti Hwang Kang-Dae adalah sebuah keajaiban tersendiri bagi Ha-Neul.

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang