Pukul 14:00
Gara-gara Ricco, Budi tidak sekolah selama seminggu ini. Kini mereka berempat berkumpul kebetulan guru rapat, jadi jamkos.
"Kau yakin, kau nggak salah liat (Name)" tanya Zaenal.
"Iya! Nggak salah lihat gw!!" Kesal (Name) karena Zaenal terus menanyakan pertanyaan yg sama.
"Dasar OSIS, sikap mereka sudah melenceng dari tujuan mereka di bentuk" kesal Rani.
"Sudah itu sekap kalian juga, parah bener tuh OSIS" kesal Zaenal.
"Bagaimana kalau kita merencanakan balas dendam?" Tanya Boby.
"Wah ide bagus tuh, bagaimana caranya?" Tanya (Name).
"Kita ambil dari cctv" ucap Boby pede.
"Emmmm.... Lu mau tau, kenapa pelakunya tidak pernah ketemu??" Tanya (Name) dengan senyum manisnya.
"Kenapa?"
"Karena cctv-nya udah di rusak bego!" Kesal Zaenal sambil memukul kepala Boby.
"Parah bener tuh para OSIS" kesal Richard yg tiba-tiba muncul di belakang (Name).
"Lu nguping kita dari kapan njir??" Tanya Zaenal.
"Dari jam istirahat"
"Wow, selain Rani lu juga cocok jadi Intel deh Chard" ucap (Name).
"Tidak semua cctv di rusak oleh OSIS" ucap Richard.
"Masa? Tadi pagiku cek semuanya sudah hancur" ucap Zaenal.
"Cctv sekolah, bukan cctv gw" ucap Richard.
"Sejak kapan lu punya cctv Chard?" Tanya (Name) sambil membeli (favorit drink) dari Richard.
"Gw biasanya menggunakan cctv untuk mencari tempat yg biasa anak-anak pada kunjungi" Richard memberikan (favorit drink) ke (Name).
"Masalahnya, cctv lu udah di pasang ke PC kepala sekolah kan?" (Name) meminum setengah (favorit drink) nya.
"Cieeeeeee... Tumben pinter?" Richard mengacak-acak rambut (Name). (Name) yg tidak terima menepis tangan Richard.
"Mudah, tinggal izin aja" ucap Rani singkat.
"Dih! Di kira nanti lu mau ngilangin bukti" ucap Richard sambil mencubit pipi (Name).
"Yaudah, ntar malem kita menyelinap ke ruang kepala sekolah" ucap Rani sambil berpikir.
"Perlu di perhatikan juga, sekolah juga di awasi ketat sama alumni OSIS" ucap Richard sambil membersihkan jaketnya yg kena (favorit drink)nya (Name).
"Halah gampang mah itu, biar ku getok kepalanya" ucap Zaenal semangat.
"Oke, jadi lu yg menjadi pengalih perhatiannya ya nal, (Name) gimana?"
"Gw ikut Zaenal aja, udah lama gw nggak berantem" (Name) memberikan tisu ke Richard.
"Emang terakhir kali kapan? Dimana? Sama siapa?" Tanya Boby.
"3 tahun yg lalu, di supermarket, ada preman jadi gw lawan" ucap (Name) enteng.
"Trus gw apa?" Tanya Boby semangat.
"Ngerjain pr kita" enteng Rani.
"Ih nggak asik!"
"Dengerin ya Bob" ucap Zaenal.
"Parakacuk juga terbentuk gara-gara kau, kau hatinya parakacuk, jangan sampai kau mati" Boby yg mendengar itu terhura.
"Wuaahhh!!!" Bukannya meluk Zaenal, Boby malah meluk (Name).
"Woy! Salah peluk!" (Name) berusaha melepaskan diri dari pelukan Boby.
"Jir malah nangis kau Bob!" Kesal Zaenal.
"Terharu gw, bukan nangis" Boby melepas pelukannya dan mengusap air matanya.
"Baiklah kita mulai malam ini!" Seru Rani.
Pukul 03:00
Kini, Zaenal dan (Name) berada di depan gerbang, Rani mengacungkan jempol. Zaenal mengambil alat bantu asmanya? Dan menghirupnya, sedangkan (Name) melakukan pemanasan ringan.
"Kau siap (Name)?"
"Iya, gw siap"
(Name) naik terlebih dahulu di bantu sama Zaenal, kemudian Zaenal naik. Para alumni OSIS tersebut melihat mereka masuk ke dalam sekolah.
"Eh? Siapa kalian, kalian di larang masuk ke dalam sekolah" ucap salah satu alumni.
Namun Zaenal dan (Name) hanya diam.
"Woy! Dengar nggak!"
"Kontol!" Ucap (Name) dengan lantang.
"Apa kau bilang!?" Kesal salah satu alumni.
"GW BILANG 'KONTOL" LU SEMUA PADA BUDEG NAPA!?" Marah (Name).
"LU CEWEK NGGAK USAH SOK KERAS!"
"AH! 'LEMAH', SINI LAWAN GW!!" (Name) sambil berlari dan menendang kepala salah satu alumni.
"GW JUGA MAU IKUT PANTEK!!" Ucap Zaenal sambil memukul salah satu alumni.
Beberapa lama kemudian:
"(Name), lu duluan aja kerumahnya Boby, siapa tau Budi udah sadar" ucap Zaenal sambil memukul wajah para alumni.
"Okey, gw pergi dulu" (Name) berlari sambil memukul wajah salah satu alumni yg menghalangi jalan.
(Name) kini berada di luar gerbang, (Name) mengambil nafas sebanyak-banyaknya. (Name) berjalan ke rumah Boby walaupun nafasnya masih tersengal-sengal.
Skipp... Tiba di depan pintu Boby....
"Assalamualaikum Boby..." Lirih (Name) mengetuk pelan pintu rumah Boby.
"Waalaikumsalam, eh (Name), udah kelar?" Tanya Boby sambil mempersilahkan (Name) masuk.
"Nggak sih, cuman Zaenal nyuruh gw buat pergi duluan" (Name) mengikuti langkah Boby.
"Btw.... Budi udah sadar belum?"
"Udah, yuk masuk"
(Name) masuk ke dalam kamar Boby, (name) melihat Budi udah sadar, dia dalam posisi duduk.
"Budii!!" (Name) berlari ke arah Budi dan memeluknya dengan erat.
"Aku kira kamu masih belum sadar" (Name) mempererat pelukannya.
"Aku udah sadar kok, aku kan kuat" ucap Budi sambil mengelus rambut (Name).
"Ih, kepedean"
Boby hanya tersenyum melihat sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
Acak"KAU!?" "AKU SUDAH MELAKUKAN YG TERBAIK IBU!!" "BERANI MELAWAN, HAH!? /Menampar wajah (Name). "/Kesal" "SEHARUSNYA KAU TIDAK ADA DI DUNIA INI! GARA-GARA KAU, KEHIDUPAN GW BERUBAH!! KAU HANYA MENAMBAH BEBAN DI HIDUP GW!!" "KALAU AYAH TAU AKAN HAL INI...