3 tahun kemudian

367 49 0
                                    

"Bibi, (Name) berangkat ya" (Name) mencium tangan bibi Muthia.

"Hati-hati ya (Name), jangan lupa makan bekal yg sudah bibi kasih" ucap bibi Muthia.

"Iya bi, sampai jumpa nanti malam bibi"

(Name) keluar dari rumah dan menutup pintu pagar.

"Lama amat kak, gw harus ke kampus" ucap Anton anaknya bibi Muthia menatap (Name) dan menyebutnya kakak.

"Sabar napa" jawab (Name) sambil masuk ke dalam mobil.

"Hmp! Dasar cewek"

"Dari pada lu, nggak pulang-pulang meninggalkan emak lu sendiri"

"Ya kan, gw sekolah di pulau seberang, mana asrama lagi"

"Udah! Nggak usah banyak bacot, langsung tancap gas aja!" Kesal (Name).

Selama perjalanan (Name) dan Anton berbicara ringan, Anton juga menceritakan tentang kampusnya.

"Gimana kerjaan kakak?" Tanya Anton tanpa mengalihkan pandanganya untuk menyetir.

"Ya gitu deh hehe" (Name) berkerja sebagai pembuat animasi di sebuah perusahaan. Gajinya bisa di bilang cukup lah untuk keluarga barunya.

"Oh iya, nanti kakak ada reuni teman lama, jadi tidak usah jemput kakak ya"

"Serah kakak aja lah"

Pukul 18:15 akhirnya (Name) selesai kerja, (name) berjalan keluar dari gedung. (Name) menghela nafas panjang dia senang akhirnya pekerjaannya bisa selesai. (Name) memesan taxi online untuk pergi ke kedan coffee tempat Zaenal kerja.





***

"Pinter banget, asli! Udah dari lama trus baru ketahuan pas the battle of Cipta Wiyata" ucap Rani.

"Ya karena duit sih Ran, gak bakal cukup gaji mau segede apapun kalau udah rakus" Boby memijat keningnya.

"Huhh... Berati, the battle of Cipta Wiyata, itu emang udah takdirnya ya" gumam Zaenal.

"Iya juga, kalau the battle of Cipta Wiyata dulu nggak kejadian, gak yakin gw polisi bisa menyelidiki janggalnya aliran dana bos disekolah kita"

"Ngomongin masa lalu gini, gw jadi kangen (Name) dan Budi deh"

Setelah beberapa saat, ada seorang pelanggan datang dengan memakai helm dan jaket merah.

"Ada yg bisa di bantu mas?" Tanya Zaenal kepada pelanggan itu dengan ramah.

Orang tersebut melepas helmnya.

"Mie gorengnya satu ya"

"EH!? ANJING KEMANA AJA LU BUD!?" Teriak Boby.

Mereka bertiga datang dan langsung memeluk Budi.

"Wah kangen kali lah aku sama kau pukimak!"

"Gw juga kangen banget ama lu pada anjinggg!" Ucap Budi, walaupun begitu Budi tetap membalas pelukan teman-temannya.

"SIDER! Silent reader MULU DI GRUP ANING TIBA-TIBA DATENG!" Kesal Rani sambil menunjuk Budi.

"KALAU KANGEN NGAPA JARANG BALES CHAT DI GRUP ANJING!" Tanya Boby nggak kalah kesal.

"Tau lu Bud, mana terakhir kita ketemu lu main cabut aja dari sekolah"

Troublemaker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang