MTF [13]

914 35 3
                                    


Ceklek

Suara buka pintu itu membuat Justina membuka matanya perlahan ia tau siapa yang datang malam ini.

"Ada apa Lo nyuruh gue kesini?" Tanya Sana dengan tangan di lipat di dada. Tubuh yang menyender di dinding. Dengan pakaian celana pendek bahan. Dan baju pendek yang ketat memperlihatkan pinggangnya yang ramping sedikit.

Justina pun beranjak dari tidur nya. Sudah biasa melihat baju baju seksi keluarga nya bahkan bukan hanya Sana yang semena mena.

"Lo nanti ikut gue ke area. Dan.. kak Gisel? Sudah Dateng ke Indonesia?"

Sana menggidikan bahunya. Ia pun berjalan mendekati Justina dan duduk di sebelahnya dengan kaki kanan di atas kaki kirinya. "Tadi siang kak Gisel udah telpon gue.. katanya besok dia baru bisa kumpulnya. Lelah perjalan Tokyo ke Indonesia" ucapnya sambil memperlihatkan sebuah bukti.

Justina mengangguk. "Gue harus minta penjelasan dari Gisel secara langsung " Ucap Justina menghela nafas.

Sana mengangguk. Ia pun menoleh ke arah Justina yang sedang melihat lurus. "Na, gue kepengen" Bisik Sana yang membuat Justina menoleh.

"Maksud Lo?" Tanya Justina tak mengerti.

Sana menghela nafas dan mengerucutkan bibirnya. Justina masih tak mengerti dengan ucapan Sana namun beberapa detik ia akhirnya mengerti.

"Lo.. kepengen?.." Tanya Justina memastikan.

Sana mengangguk. Ia segera menangkup wajah Justina dan segera melumatnya. Justina pun awalnya menolak. Ini bukan pertama kalinya ia lakukan berdua. Namun mereka hanya sepupu jauh.

Justina pun membanting badan Sana dan berada di bawah kukungannya.  Ia melumat namun Tangan Justina meraba membuka pengait bra Sana. Sana hanya terkekeh tertahan.

Ia pun menarik baju sana dari bawah sampai menampakan dua buah gunung besar putih dan pink dengan putingnya.

Justina semakin di buat gerah. Ciumannya turun ke leher Sana dan buat beberapa tanda keunguan di sana. Lalu turun ke dua buah.

Justina memberi tanda ungu pula di buah sebelah kanan. Lalu ia mencium bahkan menyedot puting Sana. Yang membuat Sana mendesah tertahan. Tangan kirinya tak diam ia mempelintir dan memainkan puting Sana.

Tangan Justina yang kanan berusaha membuka celana pendek nya. Dan membuka celana dalam nya. Dan menampakan Vagina yang pink yang basah.

Justina melepaskan pautanya. Dan beralih turun menatap dengan intens. Ia pun menjilat paha Sana sebelum beralih ke Vagina yang berkedut itu.

Justina pun menjilati Klitoris Sana dan tangannya dua jari masuk ke dalam lubang vaginanya mengocok dengan beriringan jilatan nya.

Sana mengerang nikmat. "Ahhh... Nghh.. Fasterhh naaa" desah Nikmat Sana yang membuat Justina mempercepat tempo kocokannya.

"Ahh ah Ahhh J-Jastinhhh Ahhh i wanna cumhhh ahhh"

"Keluarin sayang"

"Ahhhhhh..." Desah panjang Sana setelah mencapai pelepasan nya.

"G-Gila naaa, makin ja-go lohh" Ucap Sana sambil ngos-ngosan.

Justina hanya terkekeh. Ia mendekatkan diri ke Sana dan membisikan sesuatu.

Sana hanya tertawa sinis. "Keren Lo Justin, kira kira siapa special person itu" Ucapnya sambil memikirkan.

Justina hanya mendelikan bahunya. Dan segera masuk ke dalam kamar mandinya. Sana juga menyambar selimut Justina dan segera pergi ke kamarnya.

-----

Sekarang pukul setengah 12 malam. Justina sudah rapih dengan celana hitam selutut dan baju oblong hitamnya dengan kalung yang bertengger di lehernya. Sudah menguncir rambut nya setengah.

Ia pun mengetuk pintu Sana yang berada di sebelah kamarnya. "Woi!!" Justina langsung saja membuka pintu.

Ia pun di suguhkan pemandangan Sana yang sedang tidur dengan santainya. Justina berjalan mendekat dan menggerakkan badannya.

Merasa terganggu. Sana pun menepis tangan Justina. "Apaan sih Lo?! Gue lagi mimpi tau!!" Gumamnya masih merem.

Justina kesel pun mengguncangkan tubuh Sana dengan cepat. "Bangun, bego!! Kan ada urusan penting ini!" Sebal Justina.

Sana pun segera membuka matanya. Dan melihat Justina dari bawah. "Anj- gue kira setan Sialan!" Sarkasnya dan melempar bantal ke arah Justina.

Justina langsung menangkap bantal tersebut. "Buruan rapih rapih, gue tunggu di bawah, jam 12 belum selesai, gue tinggal" Katanya lalu berjalan menuju pintu tak lupa ia lemparkan kembali banyak tersebut yang mengenai wajah Sana.

Sana mengejek Justina. "Nye nye nye, nyenye!" Ejeknya meniru nada suara Justina.

Justina pun menutup pintu dengan kasar.

Brak

Berniat menakuti Sana. Sana pun terlonjak kaget. "Stress anying!! Kok gue mau ya sahabat sama dia iuhhh"

-----

Saat sudah turun kebawah Justina menuju dapur. Merasa ada sesuatu di sana. dengan hati-hati Ia menyelinap kesana.

Tanpa di duga ternyata Moony sedang membuat sebuah minuman. Justina pun menghela nafas dan segera mendekati Moony.

Ia pun memegang pundak Moony yang membuat sang empu kaget. "Ehh sorry ga berniat kagetin Lo kok"

Moony membalikan tubuhnya dan tersenyum kikuk. "Gapapa kok Justina, kaget banget tau haha" balasnya.

Justina tersenyum kikuk. "Lo kok.. bikin teh lemon? bukannya Lo sendiri yang bilang kemarin kalau Lo gak suka minum asem klo malem?" Curiga Justina.

Moony menggeleng pelan. "Lagi kepengen.. oh ya aku duluan ya ke kamar"izin Moony dan di angguki oleh Justina.

Justina menatap kepergian Moony dan kembali ke ruang tengah, menunggu Sana

------

Tak lama kemudian Sana turun dengan celana sebetis warna coklat susu dan baju berwarna putih dengan gambar NASA di belakangnya. Rambut yang di kuncir kuda dan hanya memakai bedak namun natural.

Saat sudah lift terbuka. Justina yang hafal dengan kebiasaan gadis itu pun segera melempar jaket kulit yang sama kepada Sana. Namun karena ukuran badan Justina yang jauh lebih besar membuatnya hampir nyelungsep.

Sana pun ingin meledak amarahnya namun Justina sudah meninggalkannya menuju garasi.

Ia pun mengeluarkan motornya setelah di depan pintu ia berhenti. Sana pun turun menuruni tangga menuju kebawah Justina yang sudah menunggunya.

"Pakai helm Lo" Ucap Justina memberikan helm kesukaan Sana.

Sana menerimanya dan nyengir kemudian. "Hehehe makasih,btw Lo ga ajak Moony?" Tanya Sana.

Justina menggeleng singkat. "Topik malam ini untuk dia gimana gue ajaknya sih? Bego?."

Sana hanya menyengir saja. Ia pun segera menaiki motor dan segera melaju menuju tempat yg di tuju.

-----

"Sorry, gue ga bakal jahatin lo, i swear. Lo gak sebodoh itu kan?!" gumam seorang gadis saat sebuah motor menghilang dari pandangan nya.

-----

MORE THAN FRIEND (GxG) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang