Chapter 18 : Percakapan dua malaikat

13 4 0
                                    

Disclamire

Nor Even Wish

Masashi Kishimoto-Sama

Alternative Universe

X-MEN : THE OMEGA

©LONGLIVE AUTHOR

"Siapa kau? Siapa kita?"

"Kita hanya manusia yang berusaha jadi lebih kuat."

Mata mereka bekerja dengan baik, masih sehat, dan mereka masih waras. Sama sekali tidak kehilangan kesadaran mereka. Tapi meski begitu apa yang mereka lihat dihadapan mereka begitu membuat mereka tidak percaya. Lebih tepatnya tidak ingin percaya. Mereka sadar, tapi logikanya mengingkari itu.

"Tidak mungkin...Tidak mungkin..."

Mulutnya terus bergumam melafalkan kata yang sama. Ini hanya mimpi—batinnya. Tapi tidak, rambutnya yang berwarna cerah seperti bunga musim semi, kedua maniknya yang berwarna senada dengan rumput hijau yang segar kini tampak begitu kelam tak memancarkan kemilau seperti sebelumnya dan sekarang sepasang mata itu menatap mereka dingin.

"Sakura, apa yang kau lakukan?" tanya Naruto masih tidak percaya. Gadis itu tidak menjawabnya.

"Tidak...kau bukan...kau bukan Sakura!" teriaknya.

Terlihat yang lainnya juga terkejut dengan pemandangan yang ada di depan mereka. Sakura berdiri bersama dua buronan paling diburu dan dia memakai jubah Akatsuki dengan mayat Danzou tergeletak di depannya. Bahkan Ino yang menganggap Sakura sebagai pengacau tidak menyangka kalau Sakura akan bergabung dengan Akatsuki.

Disisi lain Sakura masih memandang mereka dengan dingin. Mata kiri Kakashi yang biasanya tertutup rapat kini telah terbuka dan menampakan iris matanya yang berwarna merah. Mata kiri Kakashi menatap tepat kearah mata Sakura begitu intens.

"Kakashi apa dia benar-benar Sakura?" tanya Sai. Kakashi diam sejanak.

"Ya, dia benar-benar Sakura." Jawab Kakashi, ia sendiri tidak percaya kalau Sakura bersama Akatsuki. Kenapa? Ia bertanya. Semua orang juga bertanya seperti itu. Ia tidak seperti Sakura yang Kakashi kenal selama ini. Mungkin dulu ia hitam karena kehidupannya yang sangat berat dijalanan. Tapi selama di Mansion ia menjadi gadis normal yang menyenangkan, perhatian, dan penuh kasih sayang. Itu terlihat jelas, bahkan di saat-saat terakhirnya bersama Naruto. Ia masih punya hati, Kakashi yakin itu. Tapi sekarang binar mata penuh keyakinan itu sudah hilang, bahkan Kakashi tidak tahu kalau Sakura bisa menatap mereka sedingin itu.

'Kenapa? Tidak ada keraguan sama sekali dimatanya.' batin Kakashi.

"Kakashi dia pasti bukan Sakura, kan?" tanya Naruto.

"Aku juga berharap begitu, tapi dia benar-benar Sakura." jawab Kakashi.

Setelah dua menit ketegangan itu, akhirnya Sasori maju kedepan dan berdiri disamping Sakura.

"Ah, teman-teman lamamu rupanya." gumam Sasori tanpa dibalas oleh Sakura.

"Haha, kebetulan sekali. Padahal aku ingin bertemu dengan Profesor Sarutobi yang katanya terkenal itu. Tapi sayang..." ujar Deidara dengan nada sedih. Hal itu membuat Naruto menjadi geram.

"DIAM KAU, KEPARAT!" teriak Naruto.

"Wah...wah dia emosian juga ya." komentar Deidara. "Ayo Sakura bicaralah sedikit, mereka pasti merindukanmu."

"Kita sudah membunuh Danzou, kan? Kurasa kita sudah tidak ada urusan lagi disini." ujar Sakura.

Kata-kata itu begitu menusuk terutama bagi Naruto. Seolah Sakura tidak mau bertemu dengan mereka lagi.

X MEN: THE OMEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang