Satu minggu sudah aku tidak bertemu dengan Razel, aku sudah sangat merindukannya.
"Azel lagi apa ya?" Gumamku.
Aku membuka ponselku untuk mencari hiburan agar tidak bosan.
"Cil" Ucap Jevara seraya membuka pintu kamarku.
"Apa?" Balasku pada Jevara.
"Mau bakso ga?" Tanya Jevara padaku.
"Boleh" Balasku.
"Bakso apa mie ayam?" Jevara kembali bertanya.
"Bakso aja deh, tapi yang kecil aja" Balasku.
"Ya udah hayu beli" Balas Jevara.
"Lah kirain mau sendiri, ya udah bentar" Ucapku.
Aku langsung mengambil dompetku yang berada di atas nakas milikku.
Setelah itu aku dan Jevara langsung berjalan menuju ke bawah.
"Bun, aku mau keluar dulu ya sama kak jepa" Ucapku pada Bunda.
"Mau kemana kak?" Balas Bunda padaku.
"Mau beli bakso Bun, Bunda mau bakso atau mie ayam?" Tanyaku pada Bunda.
"Bakso aja kak, adek juga beliin ya kak" Balas Bunda.
"Oke Bundaa" Balasku.
Aku pun langsung menyusul Jevara yang sudah berada di luar rumah. Setelah itu aku menaiki motor Jevara yang sudah ia hidupkan.
Kami pun berangkat untuk mencari penjual bakso yang terdekat dari rumah.
Setelah sampai di depan kios yang menjual bakso aku dan Jevara langsung turun dari motor.
"Mau makan di sini atau di rumah dek?" Tanya Jevara padaku.
"Bawa pulang aja" Ucapku pada Jevara.
Jevara menganggukkan kepalanya dan langsung memesan bakso. Aku duduk sambil menunggu Jevara.
"Emang lo belum komunikasi sama Razel lagi?" Tanya Jevara padaku.
"Belum kak" Balasku.
"Ohh" Balas Jevara sambil menganggukkan kepalanya.
"Iya, kangen gue" Balasku.
"Sabar aja" Balas Jevara.
"Ya sabar gue mah" Balasku.
"Nanti bakso gue yang bayar" Ucap Jevara.
"Tumben lu" Balasku.
"Tumben-tumben, biar lo ga galau terus" Balas Jevara.
"Iye dah kak, makasih ya" Balasku pada Jevara.
Jevara menganggukkan kepalanya dan pesanan kami pun datang.
"Berapa mas?" Tanya Jevara.
"Empat puluh ribu" Balas mas-mas penjual bakso pada Jevara.
Jevara langsung mengeluarkan uang dari dompetnya dan menerima bakso yang sudah ia pesan.
"Makasih mas" Ucap Jevara.
Aku dan Jevara langsung berjalan menuju motornya dan kami pun kembali pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah aku langsung berjalan masuk ke dalam rumah.
"Bunda, aku udah pulang" Ucapku pada Bunda.
Sementara Jevara berjalan ke meja makan untuk menaruh bakso yang sudah dibeli.
"Panggil adek gih" Balas Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kamu, dan Bandung (zeedel) (hiatus)
Ficção AdolescenteIni tentang aku, dirinya, dan rasa cinta kita yang bersemi di Kota Bandung. "Gua sayang sama lu. Kita lewati ini bareng bareng ya?" "Aku takut ga bisa, Zel" "Ada gua, Zee." Ditengah abu-abunya kehidupanku, dia datang untuk menorehkan warna ke dala...