Renjun mengernyit heran melihat sebuah mobil asing terparkir di halaman rumahnya. Mobil entah punya siapa itu menghalangi akses mobilnya menuju ke garasi, sebab mobil itu terparkir tepat di depan garasinya."Merepotkan." Renjun membanting setirnya. Ia jadi terpaksa harus memarkirkan mobilnya di luar garasi.
Setelah memarkirkan mobilnya, Renjun melangkah sedikit tergesa menuju rumahnya sambil membawa tas. Namun, langkah kakinya terhenti di ambang pintu begitu samar-samar ia mendengar suara Ayah dan Ibunya sedang mengobrol dengan seseorang di balik sekat ruangan. Ia langsung melangkah mundur dengan pelan begitu menyadari siapa orang di balik sekat ruangan itu.
"Hei."
Renjun hampir saja berteriak jika saja ia tidak segera berbalik dan mendapati kakaknya Doyoung tengah tersenyum jahil kepadanya. Dari penampilannya, Renjun menarik kesimpulan bahwa kakaknya itu baru saja pulang kerja, sama sepertinya.
"Kau mengagetkanku, Hyung," decaknya melihat Doyoung yang sudah seperti penampakkan, tiba-tiba muncul di dekatnya. "Aku tidak mendengar suara mobilmu pulang?" tanyanya kemudian bingung.
"Aku tidak membawa mobil hari ini. Dan kau, kenapa tak jadi masuk?" Kepalanya maju beberapa senti, melihat ke dalam rumah.
Renjun menggeleng cepat, "Tidak ada. Aku harus ke kantor lagi. Kau tahu... Ketua divisiku, Taeil Hyung menyuruhku mengambil berkas yang ketinggalan di kantor," ucapnya tentu berbohong.
Seperti bisa membaca pikiran Renjun dan gelagat anehnya, Doyoung menatap kedua matanya nyalang, membuat Renjun meneguk ludahnya kasar.
"Kalau begitu aku pergi dulu, dadah."
Belum sempat Renjun melangkah pergi, Doyoung sudah lebih dulu menarik pergelangan tangannya. Naas sekali, karena sepertinya Doyoung tahu bahwa ia sedang berbohong.
"Aku tidak bisa kau bodohi, Renjun," Doyoung masih menatap nyalang adiknya. Hidup berdampingan dalam satu rumah, tentunya ia sudah tahu dengan pasti sifat dan gelagat adiknya saat sedang berbohong.
"Baiklah, kau benar. Tapi biarkan aku pergi, please?" Renjun memohon pelan sambil menatap Doyoung, berharap kakaknya itu akan luluh saat melihat matanya.
"Makanya jawab dulu! Apakah Ayah dan Ibu sedang bertengkar di dalam?" Doyoung melepas pegangan tangannya pada Renjun.
"Kecilkan suaramu... bagaimana jika mereka mendengar-
"Kalian ternyata? Ibu kira ada tetangga berbuat gaduh."
Terlambat sudah, Renjun menoleh mendapati Ibunya menghampiri mereka. Jika saja Doyoung tak berbicara terlalu lantang, mungkin mereka tak akan ketahuan.
Lagi pula tetangga mana yang berbuat gaduh itu? Kalaupun memang ada, pasti tak akan terdengar sampai ke dalam rumah ini, mengingat luasnya halaman rumah mereka.
"Aku baru saja pulang." Doyoung tersenyum sambil menunjukkan tas kerjanya.
"Ayo masuk," ajak Ibunya.
Renjun menelan ludahnya kasar, lalu ikut masuk melewati ruang tamu tanpa peduli dengan seseorang yang sedang mengobrol dengan Ayahnya. Niatnya yang ingin langsung menuju kamarnya yang terletak di lantai dua harus urung saat namanya dipanggil.
"Aku kenapa?" tanyanya pada pria paruh baya itu.
"Duduk dulu sini," suruhnya.
Renjun menggeleng, "Aku sedang lelah, kalian saja," ucapnya jutek.
Huang Soo Hyuk mendelik tak suka mendengar penolakan langsung dari anaknya, terlebih lagi di depan tamu yang datang ke rumah ini, "Ada hal penting yang harus dibicarakan, Renjun," ucapnya tegas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us | JaeRen✔️
FanficBerawal dari kejadian di sebuah pesta, masalah mulai datang perlahan ke dalam hidupnya. Setiap Renjun berada dalam masalah itu, ia tanpa sengaja akan selalu bertemu dengan Jaehyun, penolongnya. Start : 25/04/23 Finish : 11/02/24 RANK #1 JAEREN 23/12...