Malam kian larut, dengan hujan yang tak kunjung berhenti mengguyur bumi. Kala berjalan terseok-seok dengan baju yang sudah begitu basah usai menerobos jalan dengan motor vespa kesayangan nya.
"Nja, mau kemana lagi sih? Kamu lagi demam gini!"
Tangan nya menghempas Aussie yang ingin menahan nya masuk, berjalan kedalam gedung apartemen yang beberapa kali ia kunjungi bersama Anggi.
"Kal jangan nekat deh, ini apart siapa lagi?" Sera ikut menyahut, gadis itu lelah mengejar Kala yang gila-gilaan memacu motor nya.
Kalimat polisi yang mengatakan jika Lila tengah mengandung membuat nya begitu marah, mungkin salah satu faktor penyebab sang sahabat melakukan hal keji itu untuk menutupi jika di tubuh nya terdapat sosok bayi tak bersalah.
Kala meremas kepala nya yang terasa pening, tangan nya menyentuh hidung saat cairan kental berwarna merah mulai mengalir dari sana.
"Kala!" Rona menyentuh bahu nya, ketiga Kakak kala memang tak mau meninggalkan sang adik sejengkal pun.
Ketiga nya benar-benar terus berada di samping Kala yang masih amat rapuh.
Lagi, Kala menepis semua orang yang ingin menyentuh nya. Berdiri di depan pintu dengan kode pin yang sudah berada di luar kepala.
Tangan nya menekan beberapa angka hingga pintu itu terbuka.
"Senja, ini termasuk tindakan kriminal. Kamu masuk ke tempat orang tanpa izin–"
Kala tak menanggapi, kaki nya bergetar saking tak kuat menahan berat tubuh nya. Menghidupkan lampu yang sebelum nya gelap gulita. Meneliti seisi ruangan yang nampak berantakan itu.
Hingga mata tajam nya menatap seoarang lelaki yang tangah duduk di atas sofa panjang, di depan Ian banyak sekali bungkus rokok dan minuman beralkohol tinggi.
Kaki nya malangkah cepat, tubuh lemas nya tiba-tiba menjadi kuat saat melihat target nya di depan mata.
"IAN ANJING!"
Bug!
Satu tinjuan menghantam rahang Ian yang sudah hampir tak sadarkan diri pengaruh dari alkohol.
"LO APAIN LILA BANGSAT! GUE UDAH BILANG BUAT GAK MAIN-MAIN SAMA LILA!"
Kaki nya menendang perut Ian hingga lelaki itu terbatuk keras, memberontak saat Aussie dan Rona memegang lengan nya.
"K udah!"
"Gak udah Kak! SI BANGSAT INI PERLU TAU SAKIT NYA LILA! PERLU TAU SEDIH NYA KAI! PERLU TAU HANCUR NYA AKU!"
bug!
Bug!
Krak!
Ian bahkan tak berkutik meski bisa melawan, lelaki itu malah tertawa sarkas. "Lagi Kal! Lagi! Lo benci kan sama gue? Sama gue juga benci sama diri gue sendiri!"
"Ayo lagi! Pukul gue, bunuh gue! biar gue bisa tanggung jawab Sama Lila di alam yang lain!"
"Bajingan!" Kala kembali memukul Ian, bahkan hingga jemari nya ikut berdarah saking kuat nya meninju wajah lelaki itu.
Kala seolah kehilangan arah, pandangan nya kosong dan hampa. Seakan semua nya memamg sudah sirnah.
"KALA CUKUP!" Rona memeluk nya erat, "Jangan buat emosi kamu jadi buat adik nya Ka Rona pembunuh."
"Udah ya? Udah. Ikhalas. Lila juga gak mungkin mau liat kamu kaya gini."
Kala berhenti memberontak, tubuh nya jatuh meluruh, menangis terisak menyebut nama Lila berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala, Dan 10 Pinta (End)
Teen FictionNama nya Na Kala Senja, Gadis yang kata nya lahir saat matahari terbenam itu jauh dari kata sempurna. Kala punya uang, punya kekuasaan, punya kecerdasan, punya segala nya yang bahkan gak semua orang miliki. Namun hanya satu yang ia butuhkan kini. Wa...