2. Awan dan Keduanya

345 182 100
                                    

Assalamualaikum semuanya.
Gimana harinya? Semoga sehat ya.
Jangan lupa bersyukur hari ini.
Aku mau ucapin terimakasih banyak-banyak karena udah singgah ke cerita aku.
Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalin vote sama comment ya!

شكرًاجزيلا

☽

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

.

"Semakin aku berusaha untuk melupakanmu tapi Allah juga selalu mempunyai jalan untuk mempertemukan kita."

-Awan Diandra Fidelya-

Dia melihat kakinya yang nampak kemerahan. "Kaki sampean kenapa La?" tanya Kafkha yang melihat Nala mengompres kakinya dengan es batu.

"Tadi ada mahasiswa sepatu ne ilang. Tak pinjem ke sepatuku dingge dewek e." Kafkha hanya mengangguk-angguk. Ia kemudian mengambil air putih yang tersedia di pojok ruangan dan meminumnya.

"Lek ngerti ngono sampean telfon aku. Tak gowok ne sandal." (Kalau tahu seperti itu kamu telfon aku. Aku bawakan sandal.) Nala hanya tersenyum tipis. "Lali." (Lupa) Kafkha hanya bisa menggelengkan kepala dengan jawaban teman nya itu.

"Sampean ada kelas maneh hari ini?" tanya Nala. "Ndak, kenapa?".

"Terke aku nyari buku referensi ndek nggone Pak Raden." Kafkha menggeleng cepat, menandakan ia enggan untuk ikut bersama Nala. "Opo o pean ki. Ndak iso, Istriku nunggu ndek Rumah. Pean pergi sendiri ae." Kafkha kemudian duduk di kursi samping meja Nala.

"Halah. Pulang traktir bakso piye?" Kafkha langsung menoleh cepat ke arah Nala. Kalau soal makanan apa yang bisa Kafka lakukan selain menyetujuinya. Dia mengacungkan jempol tanda setuju. "Setuju," jawabnya penuh semangat.

Setelah menunaikan shalat isya', ponsel ku menyala di atas tempat tidur. Nomer yang tidak ku kenali mengirimi sebuah pesan.

"Assalamualaikum, Wa." Isi pesan yang dikirimkan. "Waalaikumussalam, siapa?"

"Biru."

Deg.

"Kenapa Biru ngirim pesan pake nomer baru? Apa Biru ndak tau nek aku mblokir nomer e?" Aku bingung harus menjawab apa sekarang.

Payung Untuk Awan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang