87 - Murid dan Guru

1.6K 223 19
                                    

Kiba menatap setiap anggota tim-nya dari belakang. Kali ini dia tidak ingin mendahului, entah kenapa, semenjak meninggalkan desa perasaannya tidak karuan. Ekspresi yang ditunjukkan Hokage mereka serta pemimpin misi mereka kali ini, membuatnya merasa takut. Dia ingin berhenti, tetapi tidak ada kata mundur dalam kamus mereka.

Dalam pikirannya, Kiba bertanya-tanya. Apakah mereka akan bisa kembali dengan baik-baik saja? Apakah kita dapat mengalahkan pemimpin Akatsuki itu? Apakah kita bisa kembali dari misi ini?

"Kiba." Suara Hinata membuat Kiba tersadar dan mengembalikan cahaya di matanya yang sempat kosong.

"Kita akan baik-baik saja." Ucap Hinata sembari menyamakan laju lompatannya dengan Kiba.

"Kita harus baik-baik saja." Sahut Shino yang berada sedikit lebih jauh dari mereka.

Kiba tidak tahu apa yang harus dia katakan, tetapi dia mengangguk dan tersenyum. Kalimat Hinata dan Shino sudah cukup menjadi pegangannya. Menjadi hal yang membuatnya akan bertahan sampai akhir.

Didepan sana, Jiraiya mendengar semuanya. Rasanya berat ketika melihat bagaimana anak-anak remaja dibelakangnya memaksakan diri untuk ikut dengannya, masuk ke dalam kandang musuh, dan kemungkinan besar akan menghadapi situasi antara hidup dan mati. Tetapi, mereka juga tidak pernah mundur dan disatu sisi dia merasa bangga dan aman karena membawa anak-anak itu.

•••••

"Aku akan masuk ke sana menggunakan katak milikku, kalian bersembunyilah. Pastikan keberadaan kalian tidak dapat diketahui." Perintah Jiraiya kepada anggota tim 8.

"Baik." Tim 8 tidak melawan, Kiba dan Shino melompat pergi lebih dulu sementara Hinata memilih tinggal untuk memberikan informasi pada Jiraiya.

"Selain informasi mengenai mata Rinnegan, ada yang lain juga yang perlu anda ketahui." Hinata menatap desa yang sedang dituruni hujan, "Hujan itu terlihat biasa, tetapi sebenarnya itu digunakan untuk menemukan orang-orang yang menyelinap masuk. Hujan ini dapat mendeteksi chakra dan akan langsung di terima sinyalnya oleh Pain, saya mohon, berhati-hatilah. Jika bisa, sembunyikan chakra sebanyak mungkin."

"Baiklah, terimakasih, ya." Jawab Jiraiya masih dengan senyumnya. Hinata tau itu untuk membuat Hinata merasa lebih tenang, tapi mana bisa Hinata tenang jika dia tau bagaimana masa depan akan berjalan?!

Walaupun begitu, Hinata mengangguk dan melompat pergi. Menyusul tim-nya yang lain dan menyusup kedalam Amegakure dan bersembunyi di tempat yang sama dengan yang mereka gunakan beberapa minggu yang lalu.

"Kenapa lama sekali?" Tanya Shino kepada Hinata.

"Aku lupa memberitahukannya tentang hujan ini." Jawab Hinata.

"Aku tidak bisa mengandalkan penciuman ataupun pendengaranku karena hujan ini," Kiba menatap Hinata dan Shino dengan kesal, merasa tidak berguna.

Shino dengan sigap melepaskan serangga-serangga miliknya yang langsung menyebar keseluruh penjuru desa, semaksimal mungkin menghindari hujan dengan melewati rumah-rumah warga. Hinata pula mengaktifkan byakugan miliknya.

"Tenang saja. Kau disini sebagai petarungnya, Kiba. Bukan hanya pelacak." Balas Hinata dengan senyum tipis. Kiba mendecak, tidak merasa lebih baik sama sekali. Bagaimanapun juga misi ini sangat berbahaya, jika dia tidak mengetahui apapun dan harus bergantung pada informasi dari Hinata dan Shino, maka bisa dibilang dia berada dalam ketidakberuntungan.

Reborn as Hyuuga HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang