CHAPTER 01

502 57 19
                                    

BAB 01

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 01

Na jaemin.















Apa itu kesenangan?

Setiap orang dengan perspektif nya mungkin bisa mengartikan kata itu dengan berbagai penjelasan, Tergantung bagaimana mereka menjalani kehidupan.

Entah menjadi orang yang tenang, atau dengan berani menjadi seseorang yang dengan mudahnya membuat keonaran. Dan jaemin mungkin satu-satunya orang yang malah memilih opsi kedua untuk mendapatkan kesenangan. Pemuda yang baru saja menginjak umur sembilan belas tahun itu nyatanya mempunyai pola pikir yang kadang membuat orang-orang disekitarnya menggeleng-gelengkan kepala.

Seperti sekarang,

Dia dengan santai nya berdiri dan bersandar di pintu masuk kamar mandi pria sembari tersenyum lebar, mengabaikan tatapan tajam guru konseling yang masih setia menunggu penjelasan seperti apa yang diberikan jaemin padanya.

"Ssaem percaya dia pingsan karena terpesona?"

Dengan membalikkan pertanyaan, jaemin sedikit melirik seseorang yang terlihat tergeletak di belakang sana. Ruam lebam nampak tercetak jelas di wajah orang tersebut. Guru konseling tersebut seketika menghela nafas panjang.

"Ini keonaran yang ketujuh kalinya dikelas dua belas." Kata guru itu mengingakan, "aku heran dengan apa yang kau perdebatan hingga berakhir berkelahi setiap hari, jaemin."

Jaemin nampak berpikir, tangan kanan nya menyisir pelan surai hitam legamnya, "entahlah, dia membuatku kesal, apa yang salah dengan memukul nya?"

"Tentu saja salah, ini area sekolah jika kau lupa."

"Berarti tidak masalah jika aku berkelahi diluar sekolah?"

"Jaemin!—guru konseling itu tak sanggup berkata-kata lagi, "sekarang ikut ssaem ke ruang guru!"

Ya, dan begitulah setiap hari berakhir.

Jaemin dengan langkah besar nya mengikuti guru konseling dari belakang mengabaikan berbagai tatapan mata yang kini tengah mengarah padanya. Murid lain mungkin sejenak menjadikan hal tersebut sebagai tontonan yang menarik.

Tapi dibanding dengan merasa malu, jaemin malah terlihat angkuh. Seakan hal itu bukanlah sebuah permasalahan yang besar. Hatinya nampak seperti batu.

|•|

"Kau menghancurkan acara menonton hari ini, kau tau?!"

Amarah yang keluar seperti tak ada artinya, jaemin malah berjalan begitu saja mengabaikan seseorang yang kini mengajak nya bicara. Ia lebih memilih mengeluarkan ponsel yang terlihat bergetar tersebut.

"Diamlah, lee haechan." Ujar jaemin sembari melihat siapa yang menelepon nya, dan detik berikutnya ia sama sekali tak berniat mengangkat panggilan tersebut, jaemin malah mematikan nya.

STEP BROTHER [ JAEMIN FT JENO ]→NOT BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang