Not A Dream

79 14 0
                                    

"Aku pulang!" Chenle menutup pintu dan menaruh sepatunya di rak.

"Tak ku sangka akan melihat hantu" Menghela nafas lelah setelah berlarian tadi.

"Aku bukan hantu" sahut sebuah suara yang terdengar di dalam, Chenle dengan cepat melangkah kan kakinya kesana.

"Selamat datang manusia" sambut anak laki-laki yang Chenle lihat di minimarket tadi.

"KYAAA! KAMU MENGIKUTIKU!"

Chenle yang sadar baru saja berteriak kepada hantu, langsung menyatukan kedua tangan mungilnya untuk memohon. "Maaf, tolong kembalilah ke alammu..."

"Kamu benar-benar bisa melihatku ya?" mengabaikan racauan Chenle, anak laki-laki itu malah menghampiri Chenle yang terlihat ketakutan.

"Hebat! baru pertama kali aku melihat manusia seperti ini" ujarnya antusias, anak laki-laki yang Chenle anggap hantu itu memutari tubuhnya.

"Pasti jarak gelombang kita sama"

Chenle tidak paham apa yang dimaksud dari ucapan hantu tersebut.

"Aku akan memberimu kenang-kenangan. Yaitu memberitahumu satu hal menarik"

Setelahnya, sepasang sayap yang indah dan putih bersih berkilauan keluar dari punggung anak laki-laki tersebut. Membuat Chenle terpesona melihatnya.

Rasanya, Chenle ingin meraba sayap indah itu.

"Jisung yang kamu sayangi tak lama lagi akan meninggal. Aku adalah malaikat yang akan menjemput Jisung"

Chenle tertegun mendengarnya, tidak tau harus apa.

Dia... bicara apa sih?

Tringgg... Tringgg...

Chenle perlahan membuka matanya saat mendengarkan bunyi alrm yang begitu mengusik. Bangun dari tidurnya dan mengerjapkan mata.

"Eh? Tadi itu mimpi?" gumam Chenle.

"Malaikat... Dalam mimpi pun itu mustahil hahaha" candanya, memastikan itu tidak mungkin terjadi.

"Jisung gak mungkin mati. Itu mimpi yang mengerikan"

*
*

"Pagi" sapa Jisung.

Anak laki-laki aneh itu tidak ada. Berarti memang mimpi ya...

"Kenapa?" Tanya Jisung melihat Chenle hanya diam.

"Ah enggak papa kok" elak Chenle.

Saat sedang asik mengobrol dengan Jisung, seorang perempuan berjalan melewati mereka. Chenle tertegun melihat disamping perempuan tersebut ada anak perempuan yang memiliki sayap.

Eh anak itu punya sayap? Seperti mimpi kemarin.

"Ji, kamu lihat anak perempuan itu ga? Yang disebelah orang itu..." tunjuk Chenle.

Jisung melihat ke arah yang dimaksud Chenle, sama seperti kemarin tidak ada siapa pun selain perempuan itu.

"Hah? lagi-lagi kamu—" Ucapan Jisung terpotong saat mendengar suara tabrakan dari perempuan yang mereka omongi.

Perempuan itu tergeletak bersimbah darah.

Chenle menatap tak percaya dan juga shock melihat hal yang mengerikan.

Seketika kata-kata malaikat yang ada di mimpinya terngiang-ngiang dibenaknya.

"Aku adalah malaikat yang akan menjemput Jisung"

Anak perempuan itu adalah malaikat yang menjemput orang itu?

Berarti... itu bukan mimpi?!

🍂

"Kecelakaan yang mengerikan. Kamu gapapa kan Le?" Tanya Jisung khawatir. Saat ini Jisung membawa Chenle ke rooftop sekolah untuk menenangkan Chenle terlebih dahulu sebelum bel masuk berbunyi.

"Chenle?"

Jisung akan mati? Mustahil!

Dia sehat, dia juga masih SMA. Tapi perempuan yang meninggal itu juga masih muda.

Kalau begitu, Jisung juga akan mengalami kecelakaan?

"Chenle!" Jisung meraih kepala Chenle dan menyandarkannya di bahu kokoh milik Jisung.

"Jisung..." panggilan Chenle hanya dibalas senyuman khas milik laki-laki itu.

Tanpa aba-aba Jisung memeluk Chenle. "Aaa dingin!

"Udah dong Jisung!!"

"Hehehe akhirnya kamu mau melihatku"

Chenle menatap mata Jisung yang berbinar indah. Dengan cepat Chenle memeluk Jisung erat dan mundusal di perpatahan leher Jisung.

Gak mungkin Jisung meninggal. Karena kami selalu bersama. Orang yang paling kusayangi lebih dari siapapun.

tbc.

tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Angel Sky || SungleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang