● ●
Jika kalian pikir Hagan seorang perokok dan pemabuk , itu salah. pergaulannya tak seliar itu ya meski pernah lah beberapa kali di lakukan , ia bersekolah di SMA Mendali Indah. Tentu saja memiliki Sirkel yang susah di tembus.
Sirkel bukan sembarang sirkel , ia dan teman temannya menjadi Murid terfavorit 3 tahun berturut turut , karena keahliannya masing masing.
Ada Altarez , Reyga dan Jefan.
Dan kini , keempatnya sedang berada di Rooftop Sekolahan ,menikmati sejuknya rooftop sore hari , mereka belum pulang. Terbiasa pulang sore , malah sehabis dari rooftop kadang pergi ke Cafe untuk Jajan.
Gelak tawa terdengar nyaring dari 3 Siswa yang menertawakan nasib temannya.
"Sialan lo pada , serius dah gimana kalo gua kasar ma dia?kalian tau sendiri gua gasuka di kasih beban hidup." Lanjut cerita Hagan , ia melepas dasinya dan menjepretkannya pada pembatas balkon.
"Ya derita lo , suruh siapa kasar ?" Balas Jefan di angguki Alta dan Rey , Hagan mendengus kecil , ia duduk di kursi hadapan ketiga temannya.
"Namanya siapa?" Tanya Reyga , ia mengerutkan halisnya dan menatap Hagan dengan penasaran.
"Reilo , Reilo Hantres."
"Oh iya iya , balik dah yu. Ntar Mami sama Omah ngomel sama gua." Balas Rey lagi , ketiganya setuju dan mengambil tas masing masing , kemudian turun kembali ke lorong sekolah + parkiran , Mereka menggunakan Mobil milik Hagan dan pastinya di antar oleh Pria itu.
♣.♠
Setelah pertemuan dua hari lalu , kedua belah pihak sepakat untuk menikahkan kedua Putranya minggu depan dengan keadaan hanya keluarga saja yang tau dan tentu saja Teman Hagan. Atas permintaan Hagan dan Reilo tentunya.
Sore ini Reilo dan Hagan datang bersama ke butik , ya untuk mengambil pakaian yang pas dan cocok untuk keduanya. Acara di adakan pada sebuah gedung dekat perusahaan Ayah Ryan.
"lo belum apa apa udah nyusahin , kemana mana harus di dorong , di bantu turun naik." Omel Hagan , Reilo hanya menunduk merasa bersalah.
"Maaf Gaga , belum jadi Suami udah nyusahin kamu. Kalo keberatan kamu bisa ko Nolak sebelum hari H , atau aku yang bilang?" Balas Reilo karena tidak mau merepotkan Hagan. Ia mendongak dan menatap Hagan dengan takut.
Hagan menggeleng dan mendorong Kursi roda Reilo masuk kedalam Butik , untung saja tidak semuanya jalan tangga.
"Gua gamau kalo harus ingkar Janji , ini terpaksa dan lo jangan berharap dapet kasih sayang dari seorang Hagan Squren." Balas Hagan , Reilo mengangguk mengerti.
"Lagian kenapa ga terapi gitu?biar bisa jalan."
"Aku gabisa. Ayah sama Bunda selalu pergi keluar kota , Jiro nginep di rumah Paman , Aku di rumah bareng sama Bibi. Dia ga mungkin bantu aku , pekerjaannya lebih melelahkan." Jelas Reilo , ia tersenyum dan mendongak menatap Hagan dari bawah yang juga sedang menunduk.
"Kamu jangan mikir macem macem yaaa , bukan buat bantuin aku jalan ko." lanjutnya , Hagan mengangguk dan keduanya kini benar benar masuk kedalam Butik.
"Permisi Mas , ada yang bisa saya bantu?" Sapa seorang karyawan mendekat ke arah keduanya.
"Eh anu , Mau ambil baju pengantin pesanan Bunda Winnie." Balas Hagan , Reilo tersenyum lagi , ia sedikit senang mendengar Hagan memanggil Winnie dengan embel Bunda juga , bukan Tante.
Karyawan itu mengangguk dan tersenyum , "Sebentar ya mas." Balasnya kemudian melangkah masuk kedalam tempat mencoba pakaian.
Hagan membawa Reilo ke sofa , ia duduk dan menghadapkan Rei ke arahnya. Keduanya saling melempar tatap selama beberapa saat.
"Kenapa?" Tanya Hagan , Reilo menggeleng , ia memajukan sedikit tubuhnya untuk merapihkan rambut Hagan , si empu tentu saja terkejut Namun ia tetap menunjukkan wajah biasa saja.
"Kamu ganteng , pasti baik. Oh iya kata Bunda kamu maunya tinggal di Apartemen ya?" Tutur Rei dan tanyanya , Hagan mengangguk , ia menurunkan tangan Rei dari atas kepalanya.
"Iya , gua gamau kalo harus numpang di rumah Bunda maupun Mae." Balas nya.
"lo bisa masak , kan? gua ga masalah sih kalo semisalnya lo gabisa. tapi lebih bagus bisa , kan?" Lanjut Hagan.
"Aku bisaaaaa , asal jalannya rata." Balas Reilo , Hagan mengangguk lagi.
"Ini mas , tinggal bawa. Sudah Lunas."
karyawan tadi mendekat dan memberikan dua kantong belanja ke Hagan , setelahnya ia kembali lagi untuk bekerja.
"Biar aku yang pegang , maaf yaa harus dorong dorong kursi rodaku." Tutur Rei , Hagan menyodorkan kantong nya kemudian , ia ke belakang Rei dan mendorong kursi rodanya untuk keluar darii butik.
● TBC ●
Haii , moga sukaa. jangan lupa mampir ig ; dyxchan_ follow yaa,kalo mau di folb bole ke dm.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Jodohkan || Hyuckren
General FictionPerjodohan yang harus Hagan terima dengan lapang dada , ia yang terpaksa harus bisa membiasakan diri dengan kehadiran seorang submissive. Reilo Hantres. bisakah semuanya berjalan mulus?atau banyak hal yang harus Rei lakukan agar Hagan bisa menerima...