3| Terbiasa

582 37 3
                                    

Setelah dua minggu berlalu sepertinya Salma sudah terbiasa dengan sikap menjengkelkan lelaki bernama Rony Aksaramudha Parulian itu. Ternyata dia punya sisi lain juga, dia terkadang melemparkan candaan yang nyeleneh namun mampu membuat orang tertawa. Nabila dan Novia pun kini mulai akrab dengan Paul dan Fero. Karena kebetulan mereka sama-sama mengikuti komunitas seni musik yang ada di kampus sebagai pengisi waktu luang.

Seperti biasa Salma dan Rony harus berlatih untuk kompetisi minggu depan. Mereka akan bernyanyi duet dan solo. Mereka sudah mulai bisa mengerti satu sama lain, tentunya demi kebaikan bersama. Kak Peto memeberikan masukan masukan tentang aransemen dan improvisasi yang pas dan menarik untuk mereka.

"Kertas lirik lo mana?" Tanya salma bingung melihat Rony yang tidak membawa kertas lirik miliknya. "Mungkin dia sudah hafal" batin Salma mencoba berpikir positif.

"Gue males pegang, barengan aja." Jawaban Rony berhasil mendapatkan pukulan kecil dari Salma pada tangannya. Sudah muka tidak ada ekspresi, tukang tidur, malas pula.

"Mana ada, ambil sendiri! Ini punya gue!" Salma menjauh dan menyembunyikan selembar lirik ditangannya ke belakang badannya. Rony mencoba mengambilnya namun gerakannya terhenti saat Rony tidak sengaja menatap mata indah milik Salma.

"Apaan si lo!"

"Lo lu bilang? Gue kaka tingkat lo ya, yang sopan." Ucap Rony sambil merebut kertas berisi lirik dari tangan salma. Salma yang mendengar itu hanya bisa mengalah, padahal Rony sendiri masih pakai bahasa yang tidak sopan.

"Cih, tukang alibi."

Mereka sudah mulai terbiasa satu sama lain selama hampir satu bulan latihan bersama. Meskipun masih banyak gengsinya tapi untuk urusan bernyanyi mereka berkolaborasi dengan baik. Walaupun pada kenyataannya Salma yang lebih banyak memendam emosinya ketika bersama Rony yang tidak ekspresif.

" Ron! Bisa lebih ekspresif ga sih? Gue duet sama lo udah kaya duet sama patung." Ucap Salma sambil menghentakkan kakinya pertanda bahwa dirinya kesal saat ini. 

"Iya Sal, iyaa" Jawab roni sambil menganggukan kepalanya sambil tersenyum ke arah Salma dengan kepala yang sedikit miring. Salma yang melihat itu ikut tersenyum, bisa dibilang dia lumayan berhasil membuat manusia setengah patung itu tersenyum. 

Setelah kurang lebih 2 jam latihan mereka memutuskan untuk menyudahi latihan hari ini dan kembali kerumah masing-masing. Salma dan teman-temannya akan pergi ke cafe dekat kost yang Salma tempati. Sudah ada Novia dan Nabila yang tengah menunggu di depan ruang musik ang kini mereka tengah mengobrol bersama Paul dan Fero. 

"Ngomongin apa nih? Seru amat." Ucap Salma yang mendekat bersama Rony dibelakangnya. 

"Kau gak perlu tau lah sal, ini kita jadi kan ke cafe?"

"Jadi ayo." Jawab Salma cepat.

"Kak Paul, Kak Fero sama Kak Rony ikut aja, biar seru." Ucap Nabila yang dijawab oleh keheningan. Namun tidak lama disetujui oleh Novia dan Salma.

"Gimana?" tanya Fero pada teman-temanya.

"Gass lah." Paul menyetujui dengan penuh semangat dan Rony hanya mengangguk tanda setuju. 

Agar lebih cepat sampai ke tujuan mereka memakai motor untuk pergi ke caffe yang mereka tuju. Paul dengan Nabila, Novia dengan Fero dan tentu saja Salma dengan Rony. Saat mereka akan berangkat Salma masih termenung melihat motor yang dibawa Rony saat ini. Rony memakai moge (motor gede) berwarna hitam, masalahnya adalah tempat duduk belakangnya sangat sempit. 

"Ini kesempitan, gimana gue duduknya?" Salma merengek, tidak habis fikir dengan pria bernama Rony yang masih saja santai. Kenapa dia tidak bilang dari tadi dia tidak pakai motor vespa yang biasanya, walaupun joknya sama sama sempit juga.

"Bisa, naik dulu." Salma mencoba naik dan benar saja ini terlalu sempit. Sedikit saja dia tidak fokus badannya akan terjengkang kebelakang.

"Gabisa Rony!" 

"Bisaaa sal, bisa nurut ga?!" Melihat raut muka Rony, Salma mencoba duduk lagi dengan rony yang kini agak memajukan posisi duduknya kedepan memberi ruang Salma untuk duduk. Rony mengambil kedua tangan Salma agar melingkarkan tangannya berpegangan dipinggangnya. Salma berontak namun tangan Rony menahan tangan salma dan segera melajukan motornya. 

Sepanjang jalan Rony masih memegang lengan Salma yang melingkar di pinggangnya  agar tidak jatuh.  Salma hanya bisa pasrah menghadapi situasi seperti ini. Namun entah kenapa rasanya Salma merasakan hal yang berbeda, jantungnya berdegub lebih kencang dari biasanya,  apa lagi saat melihat raut wajah rony yang sedang serius ditutup oleh helm fullface nya lewat kaca spion.

Jarak antara kampus dan caffe itu lumayan jauh, Salma tidak bisa menahan ngantuk yang melandanya saat ini. Pasalnya semalaman dia begadang untuk mengerjakan tugas minggu lalu yang belum ia kerjakan. Rony kaget merasakan kepala Salma yang kini bersandar dipundaknya. Rony melihat gadis itu lewat kaca spionnya, Salma tampak kelelahan dengan kantong matanya yang gelap. Tangan Rony semakin mengeratkan pegangannya pada tangan Salma dan sesekali mengelusnya agar gadis itu lebih tenang dalam tidurnya.

****

Mereka telah sampai di tempat yang mereka tuju, mereka memilih duduk di meja bundar bagian pojok yang pas untuk mereka ber-enam. Suasana cafe ini sangat nyaman, tidak terlalu ramai pengunjung dan tidak sepi pula. Nuansa vintage dengan dekorasi-dekorasi antik membuat cafe ini terlihat unik dari cafe lainnya. 

"Gue boleh ngerokok ngga?" Tanya Rony tiba-tiba.

"Santai, ngerokok aja gapapa ko." Jawab salma sambil menyeruput hot chocolate miliknya. 

mereka membicarakan banyak hal, dari yang penting sampai yang tidak penting. Sesekali mereka saling melempar joks atau candaan yang membuat mereka tertawa bersama. Bahkan Rony si manusia setengah patung itu terlihat ekspresif dan bahkan candaannya paling pecah. Sisi lain Rony yang baru terbuka. 

"Gimana duet sama si Rony Sal? Tanya Fero antusias.

"Ga asik, dia tuh gabisa ekspresif gitu loh, nyebelin juga. Ngebatin mulu gue jadinya." Rony yang mendengar itu hanya terkekeh sambil menghisap rokoknya.

"Dia emang suka jaim kalo sama cewek." Paul ikut menanggapi.

"Udah-udah, gabaik ngomongin orang." Ucap Rony

"Ngomongin lu tuh hahal Ron, sesuai fakta BMKG."-Paul

"Gempa kali pake BMKG segala."Jawab Salma disambut kekehan Novia dan Nabila. 

______________

Haii semuanyaaa....
thank you sudah mau baca ceritakuu yaa...
aku cuma pengen ngasih tau bahwa ceritaku ini hanya fiktif belaka ya, cukup nikmati sebagai fiksi jangan dibawa ke yang bukan ranahnya👌

bonus Rony naik motor🙌
(burem)

bonus Rony naik motor🙌(burem)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank's For Reading❤🍣

Jatuh SukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang