______________________
_____________________
__________________
Setelah shalat isya berjamaah, kini Gus Farhan, Gus Farzan dan seluruh keluarga Nazira tengah duduk di rumah Nazira.Jantung Gus Farzan terus berdetak kencang,ia sangat penasaran tentang jawaban Rahman soal lamarannya tadi.
"Mas, sebelum Kamu ngasih tau keputusan Kamu, apa boleh aku nanya dulu sama Farzan?" Ucap Yanti diangguki oleh Rahman.
"Punya pekerjaan apa kamu?" Tanya Yanti mdenatap Gus Farzan.
"Saat ini saya masih mengabdi di pondok pesantren Al-furqan," jawab Gus Farzan.
Yanti membulatkan matanya sempurna, "apa? mengabdi? berarti gak digaji dong?heh denger ya, kamu itu udah miskin, pengangguran lagi. Mau Kamu kasih makan apa anak saya?"
"Ehm. Ibu bisa menilai kita miskin itu dari mana ya?" Tanya Gus Farhan.
"Baju kalian itu biasa aja, cincin yang dibawa pun murah, jadi ya wajar kalo saya bilang kalian miskin, orang miskin kok gak terima dibilang miskin."
Kini Gus Farhan sudah tak dapat lagi menahan emosinya.
"HEH BU! KALO MAU NGEHINA ORANG TUH MINIMAL NGACA YA!"
"Heh kalo ngomong sama orang tua itu yang sopan dong, gak pernah diajarin sopan santun ya?"
Emosi Gus Farhan semakin memuncak, napasnya memburu, jantungnya berpacu dengan cepat, tangannya mengepal kuat menahan emosi, keringat bercucuran dari wajahnya.
"Han sabar, bukannya kita diajarin buat hormat sama orang yang lebih tua," ucap Gus Farzan mencoba menenangkan saudara kembarnya.
"Hormat? orang kayak dia itu gak pantes buat dihormatin Zan."
Gus Farhan mengalihkan pandangannya ke arah Nazira, "Nazira, saya gak nyangka ya ibu kamu biadab kayak gini. Awalnya saya setuju setuju aja kamu nikah sama Farzan, tapi setelah ini saya jadi berpikir ulang deh."
"Mau Kamu setuju atau enggak saya gak peduli! lagipula saya juga gak akan sudi punya mantu miskin kayak dia," ucap Yanti.
"Saya juga gak sudi kali adek saya punya mertua kayak situ. Amit-amit jabang babu, punya dosa apa saya sampe bisa ketemu orang kayak gini?"
"Astaghfirullah Farhan, jaga ucapan lo," ucap Gus Farzan.
"Diem lo, gak usah ikut campur." Gus Farhan menatap kesal ke arah saudara kembarnya.
Gus Farhan bukanlah orang yang mudah marah tidak seperti Gus Farzan, namun, ketika ia sudah marah maka ucapannya itu sulit sekali untuk dikendalikan.
Gus Farzan menoleh ke arah Yanti, lelaki itu menghela napas kemudian mengembuskannya.
"Tolong beri saya waktu Bu. Saya janji, dalam waktu dua Minggu saya akan kembali lagi kemari dan saya pastikan saya sudah mendapatkan pekerjaan," ucap Gus Farzan.
"Oke, tapi saya mau Kamu dapat pekerjaan yang layak. Ya minimal manager lah," ucap Yanti. Gus Farzan mengangguk, "baik Bu."
"Ngapain sih pake janji-janji segala? gue lebih ikhlas lo jomblo seumur hidup daripada lo punya mertua kayak dia. Ayo balik." Gus Farhan menarik tangan saudara kembarnya membawanya keluar dari rumah itu.
"Saya pamit dulu ya pak, Bu, Assalamualaikum," ucap Gus Farzan sebelum dirinya ditarik hingga keluar dari rumah itu.
"Waalaikumsalam," jawab mereka yang ada di sana.
Nazira menatap penuh kekecewaan ke arah Yanti, sungguh ia benar-benar kecewa dengan perlakuan ibu tirinya ini.
"Bu,ibu gimana sih? padahal Nazira udah seneng karena bapak suka sama Farzan. Tapi apa? gara-gara ibu semuanya hancur Bu," ucap Nazira. Hatinya sungguh hancur saat Yanti memperlakukan Gus Farzan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diantara Gus Kembar
Spiritualini tentang cinta segitiga antara seorang gadis dan sepasang Gus kembar. Nazira Shafira Aulia, seorang gadis berparas cantik, memiliki mata yang indah dan tubuh yang tidak terlalu tinggi, Nazira mencintai seorang laki-laki bernama Farhan Habibie Alf...