"Kenapa lo minta ketemuan di sini, kalau bicara di rumah aja bisa." Celetuk Azka sembari memperhatikan Azzalea yang masih meminum minumannya.
"Males. Di rumah ada lalat berkeliaran." Jawab Azzalea.
Mendengar itu Azka melipat bibirnya ke dalam. Ada sedikit rasa senang jika ucapannya di respon dengan baik oleh kembarannya. "Maaf, semalem gue lupa ngabarin kalau gue gak pulang,"
"Mau ngabarin pun gue gak peduli. Karena itu bukan urusan gue."
Wajah yang tadinya cerah secerah wajah Jungkook, kini kembali suram bagaikan wajah orang di tagih utang. Azka kembali sadar diri, ia dan Azzalea tidak sedekat itu.
"Ada yang ingin gue tanyakan sama lo," celetuk Azzalea kemudian.
"Soal apa?"
"Masa lalu keluarga kita, sebelum gue dan mami Laras kecelakaan. Dan gue mohon, jangan ada yang di tutup-tutupi."
Deg
Azka sempat mematung. "Untuk apa lo tanya ke sesuatu yang bahkan lo udah tau?"
"Lo lupa? Sejak kejadian itu ingatan gue hilang sebagian."
Mendengar itu, membuat Azka terdiam sesaat. Pemuda itu mengalihkan pandangannya menatap jalanan yang begitu ramai kendaraan dari atas rooftop cafe, seakan sedang menggali kembali ingatannya ke masa lalu.
"Suasana keluarga kita yang dulu begitu hangat, ada mami yang cerewet tapi sangat penyayang kepada anak-anaknya, ada papi yang selalu sibuk kerja tapi tetap bisa meluangkan waktunya untuk kita, ada Arka yang nakal dan jail, dan ada lo si anak manja yang selalu di manjakan oleh mami. Tapi semua itu gak bertahan lama sejak kedatangan tante Lavi, adik kembarnya mami. Tante Lavi selalu nyakitin mami, karena dia enggak terima dan iri kalau mami hidup bahagia bersama anak dan suaminya. Bahkan lo dulu hampir di culik oleh orang suruhan tante Lavi. Beruntung papi langsung bergerak cepat dan melaporkan tante Lavi ke polisi." Azka menarik nafasnya pelan.
"Tapi, belum ada satu Minggu di penjara, tante Lavi sudah di bebaskan."
Azzalea mengernyitkan dahinya. "Kenapa bisa? Bukannya wanita itu sudah terbukti bersalah?"
Azka menggelengkan kepalanya pertanda tidak tahu. "Seingat gue, setelah bebas dari penjara, tante Lavi pergi bersama cowok seumuran papi entah kemana,"
Azzalea masih tetap setia mendengarkan.
"Dan hari itu bertepatan dengan hari di mana lo dan mami gak di rumah,"
Flashback on
"Mamii!" Teriak seorang gadis cantik berseragam baju biru putih kemudian memeluk seorang wanita yang masih terlihat sangat muda.
"Loh udah pulang? Kakak kamu mana?" Tanya Laras sembari meletakkan celemek di atas meja dapur.
"Tuh!" Tunjuk Azzalea kecil kepada dua anak laki-laki yang wajahnya sedang tertekuk.
"Loh kalian kenapa kok muka nya masam gitu?" Tanya Laras kepada kedua putranya.
"Kak Azka sama kak Arka kalah taruhan sama Lea mami!"
Laras mengernyitkan keningnya. "Taruhan apa?"
"Siapa di antara kita bertiga yang nilainya paling bagus, akan jalan-jalan berdua sama mami ke pantai, dan aku yang menang!" jawab Azzalea.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Maudy [Hiatus]
General FictionQuenzha Maudy Raveena perempuan berusia sekitar 25 tahun. Perempuan cantik, cerdas, dan mandiri. Maudy adalah perempuan sukses dengan karirnya yang cemerlang di usia muda, tidak hanya itu Maudy juga pemilik sekaligus CEO di perusahaan yang sangat be...