Terhitung sudah seminggu sejak Haruto berada di tempat tinggal Jeongwoo, jujur dia sedikit kesal karena Jeongwoo sampai saat ini belum juga memulangkannya ke rumah.
Haruto berpikir kalau ia di tipu selama ini?
Jika benar, mau tak mau Haruto harus kabur dari rumah ini. Tak peduli seberapa banyak bodyguard yang berada di mansion ini. Sebelum itu Haruto perlu menanyakan hal ini ke Jeongwoo saat sudah pulang kerja.
Terasa sangat bosan, Haruto pun berjalan ke arah pintu kamar dan membuka kenop pintu itu. Meminta izin kepada bodyguard yang ada di situ untuk berkeliling sebentar.
"Asalkan kau tidak naik ke lantai atas"
Haruto mengangguk kepalanya paham dan berjalan keliling mansion itu dimulai dari dapur, halaman depan hingga halaman belakang. Langkahnya terhenti saat melihat seorang laki-laki menggeret sebuah kantung hitam besar yang meninggalkan jejak berwarna merah.
Dengan rasa penasaran Haruto mengikuti jejak itu, tentu dengan mengendap endap karena kamera cctv di sini sangat banyak sehingga Haruto tak bisa mengikuti jejak itu dengan bebas.
Lalu ia bersembunyi di sebuah semak semak saat pria yang menggeret kantung itu berhenti, lalu mengangkat kantung untuk di taruh bagasi mobil.
Pintu bagasi belum tertutup dan pria itu pergi untuk mencari sesuatu, di situlah kesempatan Haruto untuk membuka kantung hitam itu.
Ia menghampiri kantung hitam itu, namun Haruto langsung menutup hidungnya saat ia mencium aroma busuk dari kantung hitam itu. Dengan hati hati anak itu membuka kantung dengan satu tangan yang menutupi hidungnya.
Alangkah terkejutnya Haruto saat membuka kantung hitam itu.
"DANIELLE?" Teriak Haruto melihat kepala Danielle di dalam kantung.
Sontak ia langsung menutup mulutnya ketika menyadari beberapa detik lalu ia berteriak sangat kencang, tak ingin ketahuan Haruto langsung memundurkan tubuhnya dan berlari masuk kedalam.
Sejak tadi mata indah milik Haruto tak berhenti mengeluarkan cairan bening itu, dia masih shock dengan kejadian tadi terlebih isi kantung tersebut berisikan kepala sang pujaan hati.
Mungkinkah Jeongwoo menahan dirinya di rumah ini untuk di bunuh seperti Danielle?
Tidak. Haruto tak ingin mati muda, masih banyak keinginan yang Haruto kejar sebelum kematian menjemputnya.
Semoga kematian itu menjemputnya saat semua keinginan Haruto tercapai.
Detik berikutnya Haruto berpikir bagaimana caranya dia keluar dari sini, bodyguard dengan jumlah yang banyak membuat Haruto berpikir dua kali.
Di dalam hati, Haruto sedang bertengkar dengan diri sendiri.
"Oh ayolah Haru, kau pembunuh bayaran dan ilmu bela diri mu cukup dalam. Kita pasti bisa melawan mereka."
"Kau tidak melihat postur tubuh mereka? Dan kita tidak tahu apakah mereka lebih jago dari kita atau tidak"
"Kita tidak akan tahu jika kita tidak mencobanya"
Haruto mengusakkan kepalanya frustasi, sepertinya dia harus menyiapkan diri untuk kabur dari sini nanti malam.
Pun Haruto juga mendengar percakapan Jeongwoo kepada anak buahnya, bahwa malam nanti beberapa bodyguard di perbolehkan pulang ke rumah mereka. Dan pastinya nanti malam mansion tidak banyak penjaga tentu kita harus memanfaatkan keadaan ini.
Malam hari sudah tiba dan Haruto sudah mempersiapkan dirinya, dia hanya membutuhkan beberapa alat seperti pisau atau pistol untuk melawan mereka.
Mungkin rompi anti peluru juga butuh, tapi hal seperti ini bisa di katakan opsional sehingga Haruto tidak terlalu membutuhkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dust
Fanfiction"Kau sosok yang aku damba sedari dulu, dan sialnya kau pernah menghilang dari kehidupan ku. Sekarang tak akan ku biarkan kau pergi kemanapun." Judul sebelumnya: Collywobbles