12

2.7K 243 12
                                    

"jadi begini tadi itu bla bla bla... ."Fania menjelaskan dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh para keponakan nya.

Fania menjelaskan bahwa Gio pulang dengan pertengkaran kecil dengan Kenneth.

Mereka berdua bertengkar karena seorang anak bernama 'Alvaro' yang dikatakan manis oleh Gio.

Gio selalu menginginkan seorang adik yang lucu dan Manis. Tapi harapan itu tidak kesampaian karena ibunya tidak bisa mengandung lagi.

Melihat sosok yang sesuai dengan tipe ideal untuk menjadi adiknya, tentu saja Gio tidak akan melepaskan kesempatan emas itu.

Tapi, Kakeknya. Tuan Matthew Cleoniel Winter sudah membuat keputusan.

Keputusan yang membuat kesempatan Emas untuk memasukkan Alvaro ke KK miliknya pupus.

Derix mengangguk mengerti jadi inilah alasan adik kecilnya itu merajuk.

Tak berbeda jauh dengan Derix, Felix juga Paham mengapa Paman kecilnya tadi memasang raut wajah datar dengan tekanan yang menyertai nya.

Karena hal itu tadi mereka bertengkar Toh, gitu pikir Felix.

"Lalu, kenapa?" Tanya salah satu dari remaja yang lebih tua dari Felix. Namanya Arshaka Vijaya Winter dia 2 tahun lebih tua dari Felix yang berusia 13 tahun.

Memandang Keponakan keempat nya, yang terlihat menampilkan ekspresi datar Fania langsung mengerti bahwa Arsha tidak tertarik dengan topik yang saat ini mereka bahas.

Bagi Arsha Alvaro yang berhasil mengambil hati bungsu Winter hanyalah orang asing, dia juga tidak peduli kenapa paman yang sangat kejam dan dingin bisa bertengkar hanya karena masalah sepele itu.

"Tidak usah pedulikan Bang Arsha!, Dia mah gak pernah tertarik sama yang gak narik minatnya!"Ucap Felix tiba-tiba saja kesal dengan pertanyaan polos sang kakak sepupu.

"Tidak apa-apa Arsha, kami berkumpul hanya karena ingin melihat tindakan paman selanjutnya, Kau tahu bukan paman orangnya seperti apa?"ucap Andrea, anak kedua Daddy Ricardo sekaligus kakak kandung Felix dan Gio serta adik dari Derix.

"Hmm," angguk Arsha lalu dia keluar dari ruangan tidak berminat melanjutkan obrolan membosankan itu.

Meninggalkan saudara kembarnya, dan yang lainnya disana.

"Ma, aku nyusul Arsha dulu ya," ucap kakak kembar Arsha, Aksara. Lalu Aksara pergi menyusul Arsha yang sudah menjauh.

"Kok ponakan mama pada pergi sih!" keluh Fania melihat kepergian si kembar, lalu melihat ke ponakan tertuanya Derix yang diam-diam juga mau pergi dari sana.

"Tugas Osis Derix banyak ma, Sampai nanti," ucap derix berlalu meninggalkan ruangan.

"Andrea juga ma,"imbuh Andrea yang juga keluar dari sana.

Yang juga menjadi anggota osis di sekolahnya.

" Felix, kamu mau pergi belajar seperti kakak-kakakmu?"tanya Fania melihat keponakannya itu hanya duduk santai tanpa niat untuk pergi.

"Gak mah, Felix mau disini main game," ucap Felix mulai menghidupkan peralatan game di ruangan itu.

"Mamah ikut juga dong!" ucap Fania yang merasa tidak ada kegiatan setelah makan malam. Lebih baik bermain game dengan keponakan nya yang ini.

***

Meninggalkan Kedua Bibi dan Keponakan itu.

Kenneth terlihat berdiri di balkon kamarnya sambil menatap ke arah bintang di langit.

Wajahnya yang tanpa ekspresi sukses menutupi setiap pemikiran di dalam otaknya.

Kenneth merasakan perasaan aneh yang mengganjal di hatinya.

the rebirth of an alvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang