9.

60 10 0
                                    

Cklek!

"Tadaima"

"Okaeri, nii-san, Nikaido-san, Rokuya-san."

"Hahh melelahkan sekali. Onii-san ingin bir."

Yamato langsung menjatuhkan dirinya di sofa. Nagi langsung menuju kamarnya. Mitsuki menyempatkan diri untuk memukul kepala Yamato sebelum menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

"Ah, Ichi. Dimana yang lain?"

Iori yang sedang memasak omurice dan sup miso menolehkan kepalanya ke arah sang leader. Dia melirik ke arah jam di atas televisi.

"Mezzo seharusnya sedang perjalanan pulang. Nanase-san sedang ada di halaman belakang dorm."

"Sejak kapan?"

"Setengah jam yang lalu, mungkin."

"Ichi, tolong ambilkan bir onii-san."

Tangan Iori yang akan mengambil kaleng bir Yamato segera ditahan oleh sang kakak. Mitsuki beralih memukul kepala Yamato dengan centong nasi di genggamannya.

"Ow, Mitsu! Ini sakit!"

"Makanya jangan menyuruh adikku seenaknya."

Iori hanya mendengus melihat pemandangan di depannya. Dia memilih untuk melanjutkan acara memasaknya.

Cklek!

"Tadaima."

"Uwaahhhh omurice dan sup miso."

Tamaki langsung berlari ke arah Iori saat mencium aroma masakan Iori.

"Yotsuba-san/Tamaki-kun, jangan berlari!"

Namun Tamaki menghiraukan itu dan memilih untuk melihat masakan Iori.

"Tamaki, ganti bajumu dulu."

Tamaki melihat sekeliling namun tak mendapati Riku disana.

"Jika kau mencari Nanase-san, dia ada di halaman belakang. Kau bisa sekalian memanggilnya untuk makan malam, Yotsuba-san."

"Baik, Iorin."

Cup!

Iori hanya diam saat Tamaki mengecup pipinya. Mitsuki, Sougo dan Yamato hanya menggelengkan kepala mereka melihat itu. Mitsuki tau adiknya tidak bereaksi karena hatinya sudah tercuri oleh seseorang.

"Iori, biar nii-san bantu."

"Ha'i, arigatou nii-san."

Mitsuki hanya tersenyum dan mulai membantu Iori menata makanan di meja makan.

Setelah selesai, Mitsuki memutuskan untuk memanggil Sougo dan Nagi. Sedangkan Iori memutuskan untuk memanggil Riku dan Tamaki.

Sesampainya di halaman belakang, Iori melihat Tamaki yang sangat manja pada Riku. Iori hanya tersenyum kecil melihat itu. Dia berpikir kenapa tidak mereka saja yang saling mencintai bukan mereka yang mencintainya, yang hanya siswa SMA yang kaku.

"Nanase-san, Yotsuba-san, makan malam sudah siap. Segera masuk. Jangan terlalu lama di luar."

Riku dan Tamaki tersenyum dan mulai beranjak dari kursi panjang di sana. Mereka mengikuti Iori masuk ke dalam dorm.

Saat sampai di meja makan, Tamaki langsung berlari dan memandang berbinar ke arah makanan di atas meja. Dia segera mengambil ousama puddingnya di kulkas. Namun tangannya terhenti saat Iori menahan tangannya yang memegang kemasan puddingnya.

"Makan nasi dulu. Kau bisa memakan puddingmu setelah makan, Yotsuba-san."

"Mouuuu Iorin."

Walaupun Tamaki mencebik kesal, namun dia tetap menuruti perkataan Iori. Member lain terkekeh pelan dan Iori hanya mendengus pelan.

"Ittadakimasu!"

Mereka mulai makan dengan khidmat. Walau berselang lama ketenangan itu sirna karena keributan yang selalu terjadi.

Setelah makan, Mitsuki dan Sougo mencuci peralatan makan mereka. Iori ingin membantu tapi dicegah oleh mereka berdua.

"Ahh Ichi, Tamaki, kapan ujian kalian?"

"Senin besok. Kenapa Nikaido-san?"

"Mouuuu, Yama-san! Jangan diingatkan tolong!"

Rengekan Tamaki membuat mereka tertawa. Yamato hanya menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan Iori.

"Tidak. Oh ya, Ichi bagaimana sesi belajar singkatmu dengan Kujo tadi pagi?"

Semua perhatian sontak tertuju pada Iori. Iori hanya mengerjapkan matanya. Dia tersentak saat menyadari bahwa Yamato tau dirinya sempat belajar singkat dengan Tenn tadi.

"Ada apa Nikaido-san menanyakannya?"

Wajah Iori memerah mengingat kejadian tadi pagi sebelum sesi belajar singkatnya dengan Tenn. Riku dan Tamaki hanya menghela nafas mereka pelan. Sepertinya hati Iori sudah tercuri.

"Tidak. Aku hanya penasaran bagaimana Kujo mengajarkanmu."

"Kujo-san mengajarkanku dengan perlahan sampai aku mengerti."

"Iorin? Ada beberapa yang tidak kau mengerti??"

Tamaki terkejut dan sontak menutup wajahnya dengan kedua tangannya untuk meratapi nasibnya.

"Mouu jika Iorin saja tidak mengerti, bagaimana dengankuuuu?"

Riku yang berada di samping Tamaki hanya mengusap punggung Tamaki lembut sambil terkekeh. Member lain tertawa kecil.

"Bagaimana jika adakan sesi belajar?"

Semuanya mengernyitkan kening mereka mendengar saran Yamato.

"Oi ossan! Sesi belajar bagaimana? Waktu hanya tersisa besok sebelum ujian."

"Ah gomen. Aku lupa ehehehehe"

Yamato menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tertawa canggung. Member lain hanya mendengus.

"RIKKUN! Jika aku tidak mengerti, apa aku bisa bertanya padamu?"

Riku menolehkan kepalanya ke arah Tamaki. Dia menatap Tamaki heran.

"Tamaki, memang ada yang tidak kau mengerti?"

"Baaanyaakkk! Aku benci belajar!"

Riku terkekeh pelan sambil mengusap kepala Tamaki.

"Baiklah. Nanti atau besok datanglah ke kamarku. Tapi kau harus kerjakan soalnya terlebih dahulu. Jika tidak bisa, baru bertanya padaku. Mengerti?"

"Ha'i!"

Tamaki memasang pose hormat ke arah Riku. Riku dan yang lainnya hanya terkekeh melihat tingkah member termuda mereka.

"Nah sekarang. Saatnya tidur."

"Nanase-san, jangan lupa minum obatmu sebelum tidur!"

"Ha'i ha'i, Okaa-san!"

Mereka terkekeh pelan sebelum mulai berjalan ke arah kamar masing-masing.

"Oyasumi, Minna!"

Mereka menyempatkan untuk mengucapkan selamat malam ke semua member sebelum memasuki kamar mereka dan menyelam ke alam mimpi masing-masing.









TBC

Izumi Iori HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang