"Kau tidak mengejarnya kembali, Jeo?"
Jeongwoo menggeleng untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"Lalu apa kau ada memasang alat pelacak di dirinya?"
Lagi, Jeongwoo kembali menggeleng yang membuat lawan bicara yang ada di depannya menepuk jidatnya secara reflek.
"Tanpa memasang pelacak pun aku sudah tau dia sekarang dimana, bang" Kata Jeongwoo memainkan kopi di depannya, yang mengundang tanda tanya orang di depannya.
Jeongwoo yang menyadarinya menegakkan posisi tubuhnya, kemudian di angkat satu kaki untuk di tumpu ke atas kaki satunya
"Dia pergi ke Jepang dari negara ini." Jelas Jeongwoo.
Telah tiba pesawat yang Haruto naiki di bandara, setelah dia keluar Haruto langsung mengetikkan sesuatu di handphonenya untuk mengabari seseorang.
"Haru" Haruto menoleh ke asal suara yang memanggilnya.
"Bang Asa" Asahi merentangkan tangannya saat Haruto berlari menghampirinya.
Setelah mereka puas berpelukan, Asahi melepaskan pelukan itu dan menarik tangan Haruto untuk keluar dari bandara.
Sejak keluar dari bandara, hanya ada hening di antara mereka dan Asahi yang menyadari ada yang janggal pun bertanya
"Nyokap kemana? Ga lo ajak?"
Haruto yang sedang membaca pun menutup bukunya, lalu melihat keluar "Nyokap gua udah tenang di atas sana. Di bunuh oleh orang ga tau siapa namanya"
Sontak Asahi langsung melihat ke anak itu dengan ekspresi terkejut, bagaimana bisa
"Gue turut berdukacita, bro. By the way pelakunya sudah ketemu belum?"
Dapat Asahi lihat Haruto hanya menggeleng kepalanya lemah untuk menjawab pertanyaan itu, tangan Asahi yang satunya menganggur mengusap tangan Haruto lembut. Satu tangannya di gunakan untuk menyetir mobil.
Haruto menatap teduh temannya ini, kemudian tersenyum tipis sebelum merebahkan tubuhnya ke kursi.
Dini hari tadi Haruto telah tiba di rumahnya, namun saat ia membuka pintu rumah tak ada orang di rumah. Haruto memanggil ibunya namun tak ada sahutan dari apapun.
Putra tunggal Watanabe pun bingung sang ibu kemana, beruntung tetangga yang masih terjaga -sedang duduk di luar- langsung Haruto tanya kemana ibunya.
"Kau kemana aja? Ibumu di temukan tewas di kamarnya beberapa hari yang lalu. Polisi yang memeriksa berpendapat jika ibumu di bunuh oleh orang lain." Jelas tetangga Haruto menatap Haruto sinis karena kemana saja anak ini beberapa hari yang lalu.
Mendengar itu Haruto bagaikan tersambar petir pada dini hari, siapa yang tega melakukan ini ke ibunya.
Jika pelakunya telah di temukan, Haruto bersumpah akan memberikan hal yang setimpal ke orang itu.
Setelah meninggalnya semua orang yang Haruto sayangi, Haruto memutuskan jika ia akan pindah ke Jepang yang kebetulan ada beberapa teman di sana. Haruto hanya membawa 4 potong pakaian dan selebihnya biarlah itu urusan temannya yang tentu saja di bayar.
Sempat juga tadi pagi dia menghampiri tempat kerjanya yaitu di sekolah untuk mengundurkan dirinya secara dadakan, membuat satu sekolah heboh akan berita itu. Beberapa dari mereka ada yang sedih karena guru tampan itu sudah tidak mengajar dan tak bisa modus lagi ke guru itu.
Lalu beberapa siswa ada yang senang karena saingan berat mereka pergi, pastinya mereka senang karena bisa mendekati siswi incaran mereka di sekolah itu.
Mobil Asahi berhenti di depan restoran Jepang, Sahi membangunkan Haruto yang tertidur pulas di samping nya.
"Bangun, ayo kita makan malam." Kata Asahi sambil membuka seat belt di tempat Haruto dan menepuk pipi pemuda itu.
Haruto melenguh sambil meregangkan otot tubuhnya, jujur sangat lelah walaupun ia hanya di mobil saja. Sejenak dia mengumpulkan nyawanya dengan Asahi yang masih menunggunya.
"Yuk keluar" Terdengar perintah bagi Haruto yang langsung membuka pintu mobil dan masuk kedalam restoran.
Jalannya yang sedikit oleng membuat Asahi terpaksa memeluk pinggang anak itu dan menuntun nya ke meja.
"Bang Yoshi" Sapa Haruto melihat Yoshi ternyata ada di meja yang Asahi pesan, semakin tampan pemuda Kanemoto itu.
"Lama ga ketemu, dek" Yoshi langsung memeluk Haruto yang sudah ia anggap adiknya sendiri.
Setelahnya mereka duduk dan melihat list menu yang ada di meja itu. Sambil memilih menu, Yoshi bertanya
"Ibu mu kemana?"
Haruto yang mendapat pertanyaan yang sama hanya tersenyum ke Yoshi sambil menjawab "nanti gue ceritain bang"
Setelah makan dan minum, mereka keluar dari restoran dengan Haruto yang sibuk bercerita tentang ia yang di culik dan ibunya yang di bunuh oleh orang asing.
Ketiganya malam ini berencana untuk menginap di apartemen Asahi terlebih dahulu, sambil bersenang-senang agar Haruto tidak berlarut dalam kesedihannya.
---
TBC
By the way...
Sebelum aku publish ini book, kira-kira ada yang mau membaca? Sekiranya tidak ada, aku private aja book ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dust
Hayran Kurgu"Kau sosok yang aku damba sedari dulu, dan sialnya kau pernah menghilang dari kehidupan ku. Sekarang tak akan ku biarkan kau pergi kemanapun." Judul sebelumnya: Collywobbles