Seoul, 5 February 2019
“I think we should end our relationship”. Jonghyun memecah keheningan yang sejak tadi tercipta. Satu jam yang lalu ia dan Jinki duduk berhadapan di meja makan apartemen Jinki tanpa satupun yang berbicara.
“YA! JONGHYUNAH! apa maksud kamu berkata seperti itu, kalau ada hal yang salah kita cari pemecahannya, bukan seperti ini”.
“Justru ini adalah pemecahannya, tidak ada titik temu 'kan, berapa lama kita akan terus berdebat, it's enough Jinki”.
“Jjong please, kita baru memulai semua ini, aku sudah bilang kita bisa cari produser disini dan kamu juga bisa sukses”. Raut wajah Jinki sudah menunjukkan keputus-asaan, bagaimana mungkin ikatan yang belum satu tahun berjalan harus diakhiri.
“I don't have much time! Berkarir di Amerika itu impian aku sejak dulu Jinki, dan saat ini peluang itu ada, I'm sorry”. Jonghyun tetap pada pendiriannya.
Jinki menarik nafas lalu menghembuskannya, perdebatan ini sudah terjadi berkali-kali dan selalu seperti ini, “baik, kamu mau pergi, pergilah”. Jinki menatap ke arah lain.
Jonghyun menatap Jinki sedih, namun pilihan tetap saja pilihan. Hubungan mereka berakhir.
.
Seoul, 12 Mei 2019
Sidang berakhir, mereka resmi berpisah, perpisahan yang tidak dihadiri keduanya, Jonghyun mungkin sudah berada di pesawat untuk menjemput impiannya. Sementara Jinki, ia hanya mengurung diri di kamar.
Jinki mengambil sebuah kotak yang tergeletak di sudut tempat tidur, yang ternyata berisi semua hal kenangannya dengan Jonghyun, serta secarik surat.
。:゚ Jinki, aku tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi, percayalah jika takdir berpihak pada kita, suati hari nanti kita akan bertemu lagi. Dan jikapun tidak, aku berharap kamu bisa menemukan kebahagiaanmu pada sosok lain..
Oh ya, aku tidak akan pernah lupakan kebiasaan kita, menatap langit cerah ketika bintang ramai bersinar. Aku akan lakukan itu setiap kali merindukanmu. Kamu juga bukan?Di setiap pancaran sinar di bintang itu aku titipkan doa untuk kebahagiaanmu.:。
Love to my Sun, Your Moon.
Satu persatu benda dikeluarkan Jinki dari kotak, membawa kembali setiap kenangan yang sudah mereka lalui bersama.
“Takdir? Bertemu lagi? Kalau kita akan kembali seperti dulu kenapa semua benda ini kamu kembalikan?”. Jinki bermonolog meremukkan kertas yang sudah basah oleh air matanya.
“KENAPA?!!!”. Melempar kotak itu ke dinding membuat semua isinya hancur berhamburan. Seperti semua harapan dan perasaannya saat ini.
Hari berganti tahun, semenjak perpisahan itu Jinki berubah 180°, kantor yang biasanya nyaman menjadi lebih suram karena tidak ada lagi senyuman dari sang CEO. Bahkan di tahun pertama, Jinki sama sekali tidak bisa fokus bekerja, beruntung ia mempunyai team dan adik yang bisa menangani dan mengambil alih kepemimpinan dengan baik selama keadaannya masih terpuruk.
Seoul, 23 February 2020
“Kak.. kak Jinki mau sampai kapan begini terus, perusahaan butuh kakak, tidak ada gunanya kakak terus menunggu.. hanya menenggelamkan kakak dalam kesedihan”.
Taemin lagi-lagi menghampiri kakaknya yang setiap malam selalu berdiri di balkon menatap kearah langit seakan menanti sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Tanpa Bintang
Fanfictionkehilangan orang yang kita cintai sangat menyakitkan, apalagi ada sesuatu yang baru kita tau setelah dia tiada.