Satu yang kadang membuat Junkyu heran, kenapa Jihoon selalu bersikap dingin padanya? Mereka memang tidak berada dalam circle pertemanan yang sama. Jihoon bergabung dengan Hyunsuk, Jaehyuk dan Doyoung, sementara Junkyu bersama Mashiho, Junghwan dan Asahi. Namun, sebab teman-teman Jihoon humble, ditambah Jaehyuk yang memiliki hubungan dengan Asahi, hingga secara tidak langsung telah menggabungkan mereka. Saat berkumpul, Jihoon tampak asyik-asyik saja, juga ikut tertawa saat Junkyu membuat anak-anak terbahak. Tetapi tidak pernah Jihoon benar-benar bicara mata demi mata dengan Junkyu. Mungkin itu sebabnya atmosfir di apartemen Hyunsuk menjadi kaku saat Jihoon menekan password pintu, lantas masuk, mempertemukan netranya dengan Junkyu.
Belum ada siapa-siapa. Hyunsuk akan menyelesaikan kelasnya tiga puluh menit lagi, dan berpesan akan datang. Anak-anak lain berkabar mereka tengah on the way. Junkyu yang tengah pusing sehabis dibombardir materi rumit selama tiga jam tak ingin berlama-lama di kampus dan langsung bertandang ke sini. Dan kini, dia menoleh ke arah pintu yang terbuka, membuka mulut, tapi kembali terkatup sebab tak ada kalimat yang cocok untuk menyapa.
Bagaimana, ya? Junkyu akrab-akrab saja dengan Doyoung, Jaehyuk, juga Hyunsuk, tapi dari dulu, sejak awal mereka kenalan, Jihoon memang tak menunjukkan ketertarikan untuk kenal dengannya. Jadi Junkyu pikir, Jihoon tidak begitu suka padanya, dan itu wajar.
Namun, kesunyian ini menyekik. Junkyu berdeham, memutar ponsel di jemarinya canggung. "Hyunsuk-hyung bentar lagi ke sini. Anak-anak juga. Mereka ngabarin gue tadi."
"Oke." Jihoon berjalan ke dapur, membuka kulkas dan menenggak air dingin lantas berjalan ke sofa tempat Junkyu duduk. Cowok itu mengempaskan tubuh di ujung sofa, berseberangan dengan Junkyu. Kemudian sibuk dengan ponsel.
Junkyu memutar jarinya di lutut yang terbalut celana jeans. Bibirnya mengerucut. Sesekali dia melirik Jihoon, bertanya-tanya, tidak maukah anak itu membuka obrolan?
"Jihoon."
"Hm."
Menyebalkan. Kalau sama anak-anak lain, Jihoon pasti bakal mengangkat muka dan menatap orang yang memanggilnya, lalu meladeni percakapan dengan antusias, tapi kenapa pada Junkyu dia begini?
"Lo nggak suka gue, ya?" tanya Junkyu telanjur kesal.
Gerakan Jihoon mengescroll Twitter berhenti. Cowok itu melirik dari ujung mata. "Ngomong apa, sih, lo?"
"Ya habis, lo cueknya sama gue doang. Sama Junghwan, Sahi, apalagi Mashi, lo akrab banget. Kenapa gue doang yang lo dinginin?" omelnya cemberut. "Gue doang emang, ya, yang nggak asyik di sini? Gue tahu, sih, gue membosankan, tapi tetap aja, udah setahun kita temenan, tapi lo nggak pernah sekali pun ajak gue ngomong. Jujur, gue sedih."
"Ck." Jihoon memutar bola mata malas. "Gue emang gini orangnya. Lo kalau mau main ama gue, ya main aja, ngapain nunggu gue samperin duluan?" Apa perlu Jihoon ingatkan kalau kepribadian mereka sama? Kalau Junkyu tak berani mengajak orang baru buat akrab, apalagi Jihoon?
"Tapi sama yang lain lo anteng-anteng aja." Suara Junkyu makin memelan. Cowok itu memainkan lidah di pipi bagian dalamnya sedih. Tatapannya terus terarah ke ukiran yang telunjuknya buat di lutut.
Jihoon bersuara, tapi denting password pintu yang ditekan, disusul kedatangan Hyunsuk berserta yang lain, mengurungkan niatnya.
"Loh, Ji? Udah lama?" Hyunsuk menenteng kresek berisi tiga kotak pizza lalu meletakkannya di meja depan sofa. Dia melirik Junkyu yang menatapnya. "Junkyu nggak ngasih tahu gue."
Mereka kemudian mengobrol. Fokus Jihoon semakin terbagi sebab Jaehyuk dan Doyoung turut mengajaknya bicara. Di satu cela saat tidak ada yang menyadari, Jihoon mengalihkan tatap ke Junkyu. Cowok itu tengah digelendoti dengan Junghwan, anak yang lebih muda di antara mereka. Jihoon mendengar Junghwan mengeluh soal tugas yang tak ada habisnya, yang Junkyu angguki sambil mengelus kepala anak itu. Di sofa tanpa sandaran di sebelah Junkyu, Mashiho bertanya, apa Junkyu sudah makan? Junkyu kelihatan pucat hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something I Wish Is You [Jikyu]
FanfictionLGBTQ+ Di lingkar pertemanan mereka, Junkyu bingung kenapa hanya Jihoon yang bersikap dingin padanya?