Hari ini merupakan hari bahagia bagi keluarga Lee dan keluarga Choi karena hari ini adalah hari pernikahan putra dan putri mereka, Lee Jeno dan Choi Jisu. Pernikahan ini digelar cukup mewah bahkan beberapa media berhasil meliputnya.
Pihak keluarga mungkin bahagia, tapi tidak semua. Jika dilihat lagi, tidak ada ekspresi bahagia pada wajah kedua kakak sepupu Jeno. Baik Taeyong maupun Mark, keduanya tak habis pikir dengan jalan pikiran Jeno dan orang tuanya. Jaemin bahkan masih tidak percaya jika pernikahan Jeno dan Haechan berakhir dengan alasan bahwa Haechan diketahui dengan sengaja menggugurkan kandungannya. Berusaha melenyapkan calon keturunan keluarga Lee. Niat Haechan berada di tengah keluarga Lee hanya karena alasan harta. Setidaknya begitu yang ia dengar dari mulut Tiffany.
"Haechan bukan orang seperti itu, Jae.." Sangkal Taeyong. Berkali-kali hanya kalimat itu yang bisa diucapkan setelah menerima berita pernikahan Jeno dan Jisu.
"Tidak mungkin Haechan membunuh bayinya, kita bahkan sering mengobrol bersama perihal perkembangan janin kita.." Tambah Jaemin. Tanpa diketahui Jeno, Haechan memang sedikit banyak bercerita pada istri kakak sepupunya tersebut. Anehnya, kini tak satupun dari mereka berhasil menghubungi Haechan.
Mark dan Jaehyun tahu, baik Jaemin maupun Taeyong tidak sembarangan dalam berucap. Tapi mereka berdua hanya bisa menasehati istri mereka bahwa kini yang telah terjadi bukan urusan mereka untuk masuk terlalu jauh.
Publik mungkin tidak tahu bahwa ini adalah pernikahan kedua Jeno. Tapi pihak keluarga tentu tahu, dan kini semua orang memainkan peran dengan baik seolah ini adalah perayaan pernikahan pertama bagi Jeno maupun Jisu. Hyunjin juga di sana, ia bahkan memainkan perannya dengan sangat hebat. Laki-laki yang sebelumnya sempat mengagumi pribadi Haechan kini berbalik membenci Haechan berkat alasan yang Tiffany buat perihal berakhirnya pernikahan Jeno dan Haechan. Entahlah, Hyunjin menjadi muak mengingat wajah sok lugu Haechan. Begitu setidaknya pikirnya. Sepertinya gelar aktris terbaim tahun ini bisa diberikan pada Tiffany lantaran ia berhasil membuat seluruh keluarga tidak lagi banyak bertanya perihal kisah Haechan dan Jeno.
~~~
Lagi dan lagi. Semesta benar-benar tengah main-main dengan hidup Haechan. Di saat mantan suaminya sibuk berbahagia karena berhasil menikah dengan kekasih hatinya, Haechan justru di sini tengah berjuangan antara hidup dan mati untuk melahirkan buah cintanya dengan Jeno. Ah tidak, Haechan tidak akan melupakan fakta bahwa ayah si jabang bayi telah tiada. Ya, kelak itu yang harus ia jawab ketika putranya bertanya perihal keberadaan sang ayah.
"Akhhh !" Teriak akhir Haechan dan selanjutnya yang terdengar adalah tangis bayinya. Lega rasanya mendengar tangis pertama putranya.
Oekk oekk
"Bayinya sehat, laki-laki, jari tangan dan kaki lengkap. Selamat ya Bu !" Begitu kata dokter sebelum menyerahkan bayi yang sebelumnya sudah dibersihakan oleh perawat pada Haechan. Haechan tidak bisa menahan tangis harunya. Kini sang putra sudah nyata dalam genggaman. Tampan sekali, meski dokter melarangnya untuk tidak terlalu sering menciumi sang putra, Haechan tidak bisa menahan gemasnya perasaan akan hadirnya si kecil. Di tengah tangis harunya, dikecup pelan kening si bayi, "Junho-ya, selamat datang Nak, Ibu sayang Junho.." Iya. Haechan sudah menyiapkan nama untuk bayinya. Lee Junho, tapi Nono akan tetap menjadi nama panggilan untuk sang putra.
~~~
Seminggu setelah pernikahan Jeno, kuasa hukum Young Ok mengumpulkan seluruh anggota keluarga Lee di rumah utama, rumah yang kini ditinggali Jeno dan istrinya. Hari ini adalah agenda pembacaan warisan untuk keluarga Lee. Kebetulan Mark dan keluarga juga Taeyong masih berada di Korea. Semua lengkap dapat berkumpul di sana.
Pembacaan warisan dimulai dengan Taeyong yang berhak atas L'Boutique. Tiffany menyanggah, selama ini yang membantu Young Ok mengurus L'Boutique adalah dirinya. Namun kini, kenapa aset tersebut jatuh pada tangan Taeyong yang jelas-jelas jauh tinggal di luar negeri.
"Tunggu dulu, Taeyong tidak tinggal di sini bagaimana bisa ia mengontrol L'Boutique ?"
"Tolong jangan memotong, dengarkan dulu sampai selesai." Ucap ayah Mark. Kuasa hukum Young Ok kemudian melanjutkan dengan Mark yang berhak atas L'Corp dan L'Motors Comp di Canada. Dua perusahaan besar yang bergerak di bidang properti dan produksi mobil itu akan menjadi milik Mark. Kemudian untuk Dream Airline dan Dream hotel akan menjadi milik Jeno. Donghae dan Tiffany bernapas lega, setidaknya mereka mendapatkan dua aset besar yang memang dari awal mereka yang mengurus hanya saja kepemilikan masih atas nama Young Ok.
"Nyonya Lee menambahkan, apa yang saya bacakan tadi akan resmi menjadi milik cucu-cucunya setelah mereka menandatangani surat peralihan hak milik. Untuk tanda tangan surat tersebut nyonya Lee memberi syarat."
"Apa syaratnya ?" Tanya Donghae.
"Aset tersebut akan resmi beralih kepemilikan jika yang bersangkutan sudah memiliki anak."
Semua terkejut, namun yang terlihat sangat terkejut adalah keluarga Donghae. Tentu saja, di sini hanya Jeno yang belum punya anak. Taeyong sudah punya David Jung, Putranya dengan Jaehyun. Sementara Mark, baru tiga bulan yang lalu ia resmi menyandang status sebagai seorang ayah. Jaemin, istri Mark telah melahirkan buah cinta mereka yang diberi nama Jisung Lee.
"Untuk nyonya Lee Taeyong dan tuan Mark Lee saya sudah mengurus surat atas aset anda berdua. Hanya tinggal tanda tangan saja." Taeyong dan Mark keduanya mengangguk.
"Untuk tuan Jeno, nanti jika anda sudah punya anak maka saya akan segera mengurus surat atas aset anda. Untuk saat ini Dream Airline dan Dream hotel masihlah milik Nyonya Lee. Dan untuk pembagian keuntungan masih tetap sama, hanya saja keuntungan yang harusnya menjadi milik Nyonya Lee akan disumbangkan ke beberapa yayasan panti asuhan sementara untuk keuntungan yang tuan Lee Donghae maunpun tuan Jeno tetap sama karena posisi anda berdua di sini masih sama." Tambah kuasa hukum Young Ok. Setelah itu, ia lalu segera pamit meninggalkan kediaman keluarga Lee.
~~~
"Sial, kenapa harus ada syarat !" Umpat Tiffany.
"Entahlah, aku juga tidak habis pikir akan Ibu." Donghae juga dibuat heran atas syarat Ibunya.
"Mama dan Papa tenang saja, lagipula kita juga masih mendapat keuntungan atas Dream Airline dan Dream hotel."
"Kau pikir, berapa banyak yang akan kau dapat ketika kau resmi menjadi pemiliknya ? Dan itu semua akan lari jadi sumbangan..Mama tidak rela ya Jeno !" Tiffany begitu menggebu-gebu.
"Papa setuju dengan Mama, Jeno. Satu-satunya cara adalah kau harus segera punya anak." Jeno diam sementara Jisu yang sedari tadi juga di sana mulai menyahuti ucapan ayah mertuanya. "Papa tenang saja, Jisu dan Jeno sehat kok, kami berdua juga tidak berniat untuk menunda memiliki momongan. Iya kan jeno ?" Jeno hanya diam, ia lalu mengambil langkah meninggalkan keluarganya. Berniat mencari udara segar.
Di luar Jeno memandang langit malam. Lalu menatap bintang yang paling terang di sana.
"Jadi ini alasan nenek meminta pembacaan warisan dilakukan bulan ini.." Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam dompetnya. Memandangnya lekat-lekat. Sebuah foto USG, "Dia pasti sudah lahir...Iya kan Nek ?"To be continue
Haloo, aku up lagi di tengah gempuran koas ini hahaha !
Sorry for typo !
Vote & coment !
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA NONO [NOHYUCK] ✔️
RomanceUntuk Haechan yang dunianya sudah runtuh-Nono Cast : Nohyuck (GS)